Senandung Rindu Menghafal Sila
Puisi Uncategorized

Senandung Rindu Menghafal Sila

[Doc. gambar ceritamu.com]

Oleh: Abdul Hakim
Masih
ingatkah kau kawan
Ketika
kita melintasi riuh pohon yang sama
Sembari
melompat kecil dan bersenandung gumam tanpa judul
Bergembira
menuju sekolah kita bersama
Masih
ingatkah kau kawan
Ketika
kita begitu bahagia mengeja buih huruf satu persatu
Dan
kulihat kau hampir menangis
Ketika
kau lupa bagaimana cara menghitung
Kawan
Ingatkah
kau pada lima sila
Yang
begitu sulit kita hafal waktu itu
Untuk
kita gemakan didepan kelas bersama
Dan
kini kemanakah kau kawan
Kemana
harus kucari keakraban kita kembali
Dimana
lagi kutemukan kebersamaan seindah itu
Yang
tak harus kubeli dengan berbagai kepentingan seperti saat ini
Bagaimana
dan mengapa, kepentingan begitu mudah merebutmu kawan
Datang
lalu pergi, ada lalu hilang
Tawa
lalu luka dan bersama lalu berpisah
Selalu
seperti itukah rumus kehidupan ini?
Begitu
cepatnya kau berubah kawan
Dimanakah kini sila yang kau hafal itu
Ketika waktu itu kau begitu bangga karena kau hafal lebih dulu dari
pada aku
Lalu kita bersenandung “Bagimu Negeri” dalam satu kelas seusai
itu
Padamu
negeri kami berjanji
Padamu
negeri kami berbakti
Padamu
negeri kami mengabdi
Bagimu
negeri jiwa raga kami
Kawan,
mana janji, bakti, abdi dan jiwa ragamu yang kau sorak waktu itu
Begitu
hebatkah tahta yang mengubahmu
Begitu
hebatkah harta yang kau banggakan itu
Sebegitu
hebatkah,
Kemampuanmu
tuk memerintah?
Kawan,
apa duka sengaja kau tanam
Apa
tahta yang kau sebut kemenangan
Dan
apa harta yang kau sebut pertandingan
Sampai
pernah kita bertemu satu kali
Saling
pandang tanpa menyatu dengan keakraban yang indah seperti dulu
Kawan
Ada hati yang begitu menggemakanku
Memaksaku
tuk bertanya
Dan
kulukis dalam semrawut tulisan ini
Kisah
apa yang sengaja kau ciptakan?
Andai
kau tahu kawan, aku lelah dengan ini
Keributan
kesengsaraan dan apa yang membuatku tak kuat meneduh lagi
Mungkinkah
kau mendengarku kawan
Tentang
segala rasa dan risau yang kami rasakan atas segala sikapmu
Andai
kau tahu, nasib yang keruh percuma ini
Masih
terus kami nyanyikan
Kawan
aku rindu pada lampaumu
Pada
mudahnya kita bersama
Begitu
rindu pada senyum yang saling kita lempar dan terima
Kawan
maukah kau bangun kisah itu kembali
Kisah
indah kita bersama
Yang
sulit kubeli dengan segala kepentingan
Yang
pernah kita kisahkan sebagai kekasih negeri ini
Kawan,
goresan baris kenangan bersamamu masih indah bernada
Maukah
kau bersenandung bersamaku
Menghafal
sila lagi, tuk membangun negeri asri
Kita
Bersama
Kawan, aku rindu padamu
Semarang, 21 Maret 2016

Mahasiswa Jurusan Politik
dan Kewarganegaraan 2015

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *