Jangan Pertahankan Sistem yang Tak Bawa Perubahan
Uncategorized

Jangan Pertahankan Sistem yang Tak Bawa Perubahan


Pewarta Foto: Angkat dan Berubahlah/ Eva/ Bp2m

Renald Kasal (2015:6) dalam buku nya yang berjudul Let’s Change mengatakan, perubahan memang belum tentu menjadikan sesuatu lebih baik, tetapi tanpa perubahan, tak akan ada pembaruan, dan tak akan ada kemajuan. 
Kehilangan benda yang masih dibutuhkan tentu bukanlah sesuatu yang diinginkan. Namun apalah daya ketika harus menjadi korban pencurian. Tidak peduli itu milik siapa, pencuri mana yang mau tahu perasaan sang korban. Asal  ada barang dan kesempatan, akses keluar mudah, maka saat itulah pencuri dapat beraksi. Meskipun sudah ada sistem pengamanan, jika tidak berjalan dengan semestinya, wajar saja jika pencuri dengan leluasa membawa lari hasil curian nya. Toh meskipun sistem keamanan sudah ada, masih sering terjadi kehilangan. Kita tentu patut skeptis dengan apa yang sudah ada. Siapa tahu sistem yang ada tidak benar-benar dijalankan. Jika sudah begitu, siapa yang akan menjamin keamanan kita saat perkuliahan sedang berlangsung ?
Baru-baru ini mahasiswa Universitas Negeri Semarang tengah resah dengan kabar “kehilangan”. Selain pencurian motor atau curanmor yang sedang marak, juga dibarengi dengan kehilangan benda-benda berharga lainnya, seperti laptop dan dompet. Kehilangan nya pun tidak hanya terjadi di lingkungan kampus, tapi juga di kos-kosan. Bulan Ramadan dan lebaran tampaknya menjadi bulan yang mahal bagi para pencuri. Karena meskipun pencurian bisa dilakukan kapan saja, namun frekuensi nya meningkat setiap menjelang bulan Ramadan dan mendekati lebaran. 
“Kalau di Unnes itu ada semacam pola yang berulang, di Unnes itu setiap menjelang bulan puasa yang melapor kehilangan itu semakin banyak,” kata Abdul Haris Fitri Anto, Dosen Psikologi Unnes. Pola ini terjadi secara berulang setiap tahun nya. Namun ternyata hal ini belum menjadi sebuah masalah yang serius, sehingga masih terus terjadi. Mungkin selama reputasi nya masih aman-aman saja, kehilangan sepeda motor tidak perlu dikhawatirkan. Apalagi hanya dompet atau laptop.
Apabila kasus kehilangan di lingkungan kampus terus berulang, maka kepercayaan mahasiswa terhadap sistem keamanan kampus semakin lama juga akan terkikis. Sudah banyak kasus kehilangan motor di lingkungan kampus. Bahkan setelah keamanan diperketat pun, masih saja terjadi kehilangan. Seperti yang terjadi pada hari Minggu (11/06) pagi, seorang mahasiswa melaporkan motor nya yang hilang di sekitar Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas (PKMU). Padahal pukul 02.00 WIB, satpam yang berjaga di pintu masuk gerbang mengaku bahwa penjagaan akan dilakukan hingga pagi.  
Sistem keamanan yang ditawarkan Unnes terhadap mahasiswa tampaknya cukup longgar. Terlihat beberapa titik keamanan di sebuah fakultas, memberlakukan sistem pengecekan stnk, setelah terjadi kejadian pencurian.  Sebenarnya, siapapun mereka, baik mahasiswa maupun bukan, asal tampak seperti mahasiswa dapat dengan leluasa keluar masuk kampus. Memang tidak bijaksana jika harus mencurigai banyak orang yang akan masuk. Meski begitu, tentu akan lebih aman jika yang akan keluar diperiksa dengan baik. Karena kemungkinan mereka membawa keluar barang yang tidak dibawa nya ketika masuk (red : mencuri). Pintu keluar masuk kampus pun terlalu banyak. 
Hal ini dapat memicu para pencuri untuk menjalankan niat nya.  Banyaknya akses keluar masuk ke Unnes juga membuat pencuri lebih mudah melarikan hasil curian nya, karena tidak ada yang menjaga.  Perlu ditekankan pula, harapannya sistem keamanan kampus perlu diperketat setiap hari, bukan hanya saat menjelang hari-hari rawan kasus pencurian, seperti bulan Ramadan.
Jika sistem keamanan yang ada di kampus berjalan dengan baik, tentu kasus seperti ini bisa dicegah. Nyata nya, setelah keamanan ditingkatkan pun belum membawa perubahan. Seperti nya benar apa kata pepatah, “lebih baik mencegah daripada mengobati”. Jika ada kasus kehilangan seperti ini, barulah pihak keamanan mulai resah. Lalu untuk menenangkan mahasiswa, keamanan ditingkatkan, setelah itu kembali seperti semula. Menunggu tahun berikutnya, apabila keamanan mulai terganggu sistem keamanan ditingkatkan kembali. Begitu seterusnya, terjadi berulang setiap tahun. 

Perlu Perubahan
Renald Kasal (2015:6) dalam buku nya yang berjudul Let’s Change mengatakan, perubahan memang belum tentu menjadikan sesuatu lebih baik, tetapi tanpa perubahan, tak akan ada pembaruan, dan tak akan ada kemajuan. Setiap tahun sistem keamanan selalu sama. Barangkali sistem keamanan yang selalu seperti ini telah dipahami oleh sang pencuri. Sehingga mereka dengan mudah membawa pergi hasil buruan nya. Tidak takut tertangkap, karena mereka telah mempelajari sistem nya dan menemukan celah untuk tetap aman. 
Pihak kampus mungkin perlu melihat ke belakang. Sekali lagi, kasus pencurian ini telah menjadi seperti pola yang berulang. Sudah seharusnya dijadikan sebuah pembelajaran. Bukankah pengalaman adalah guru yang terbaik? Dari pengalaman inilah perubahan harus nya dapat dilakukan. Mengkaji kesalahan nya, lalu memperbaiki nya. Mencari kekurangan nya, lalu menambah nya. Indikator kampus telah belajar yakni, ketika tahun-tahun berikutnya membuat sebuah antisipasi supaya tidak berulang kejadian serupa. Jika sistem keamanan saat ini sudah tidak lagi memberi kenyamanan kepada mahasiswa, maka lebih baik untuk mengubah nya. 
Pintu keluar masuk kampus yang terlalu banyak dapat dipusatkan menjadi satu titik. Sehingga pengecekan kendaraan nya pun dapat dilakukan dengan optimal. Tempat parkir di beberapa fakultas yang kurang memadai bisa diperbaiki agar lebih mudah untuk parkir juga untuk mengontrol keamanan nya. Pengendalian petugas juga sangat lah penting. Apabila sumber daya manusia nya tidak dapat bekerja dengan semestinya, lalu apalah artinya sistem keamanan yang sudah dibuat. Karena sebagai sebuah sistem, maka semua saling berkaitan. Apakah itu satpam nya, kondisi wilayah nya, mahasiswa nya dan semua pihak Unnes haruslah saling mendukung dan bekerjasama dalam sistem yang akan diterapkan. 
Kecemasan yang muncul pada mahasiswa juga sudah seharusnya diatasi. Jika dengan sistem seperti sekarang ini masih banyak kehilangan, tentu akan menimbulkan kecemasan yang berlarut-larut pada mahasiswa. Mereka menjadi lebih was-was, dan akan lebih mudah curiga kepada siapapun. Tentu akan menimbulkan krisis kepercayaan terhadap sistem keamanan di kampus. Selain itu mahasiswa harus ikut bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri. Mereka yang selama ini ceroboh dan apatis terhadap barang milik pribadi nya, dapat meningkatkan kesadaran nya dengan lebih memperhatikan keamanan barang-barangnya sendiri. Seperti mengunci kamar kos jika ditinggalkan, menyimpan barang-barang berharga nya di tempat yang aman, dan jangan percaya begitu saja terhadap orang lain.
Sesama mahasiswa Unnes juga harus saling memperhatikan sesama. Tingkat kepedulian sosial ketika di kampus perlu ditingkatkan. Meskipun barang tersebut bukan milik pribadi, tidak ada salah nya ikut menjaga milik orang lain. Toh setiap orang membutuhkan kenyamanan. Sehingga dengan saling peduli  ini akan menciptakan kenyamanan bersama. 
Siti Badriah
Mahasiswa Jurusan Psikologi Unnes Angkatan 2016

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *