Tentang Peduli Krisis Iklim dan Alternatif Mengurangi Sampah Plastik
Advertorial Kabar

Tentang Peduli Krisis Iklim dan Alternatif Mengurangi Sampah Plastik

Baru-baru ini, tema besar peduli krisis iklim sedang menjadi topik hangat. Berbagai media mengabarkan jika pemanasan global tidak hanya terjadi di Antartika. Pemanasan global itu dibuktikan dengan banyaknya pulau kecil menghilang; es di kutub utara dan selatan mudah pecah dan mencair lebih cepat; jenis tanaman dan binatang berkurang; banjir terjadi lebih sering; pohon berbunga lebih cepat; dan musim panen tidak lagi bisa diprediksi.

Begitu pula di Indonesia, isu perihal peduli krisis iklim mulai mendapatkan sorotan. Indonesia menduduki nomor dua penyumbang sampah plastik terbesar di dunia dengan 64 juta ton sampah plastik setiap tahunnya (pada data yang dirilis zerowaste.id, mengutip dari BPS, Inaplas, dan Kementrian Kelautan dan Perikanan). Selain itu adanya realita bahwa Indonesia duduk di peringkat ketiga penyumbang polusi terbesar di dunia (menurut perhitungan World Wide Fund).

Sebagai wujud responsif terhadap krisis iklim, Kolektif Hysteria bekerja sama dengan Campaign.com juga komunitas Katutura Art and Culture dalam A Better Word Prize Festival mengadakan kegiatan kolaboratif. Salah satunya dengan, workshop pembuatan kantong nonplastik kreatif pada Senin (21/09) lalu. Karena masih dalam pembatasan sosial Covid-19, pelatihan tersebut dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting yang ditayangkan secara langsung melalui siaran langsung Instagram dan Youtube Kolektif Hysteria.

Pelaksanaan workshop pembuatan kantong nonplastik
kreatif (21/9). [Dok. Kolektif Hysteria]
Webinar (Workshop daring) ini diikuti oleh dua puluh enam partisipan dari perwakilan komunitas peduli lingkungan dan narasumber tunggal, Firman. Firman merupakan salah satu pegiat Komunitas Katutura Art and Culture, Wakatobi, Kepulauan Tomia, Sulawesi Tenggara. Pertemuan daring ini membahas seputar pentingnya peduli krisis iklim, mulai dengan mengubah gaya hidup serta membiasakan diri mengurangi sampah plastik.

“Meskipun penangan perubahan iklim sudah termasuk dalam agenda pembangunan berkelanjutan hasil sidang umum PBB tentang Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 pada September 2015 yang lalu, kenyataanya banyak orang yang masih abai tentang darurat iklim ini,” tata Istiqbalul Fitriya, selaku moderator kegiatan tersebut.

Pelatihan Pembuatan Kantong Nonplastik kreatif juga diadakan sebagai salah satu alternatif solusi. Selain itu dikampanyekan pula ajakan mengurangi sampah kantong plastik saat berbelanja. Tujuanya tentu untuk berkontribusi dalam penanganan darurat iklim meski secara perlahan.

Inisiatif baik yang lain perihal respons terhadap krisis iklim, yaitu ajakan membiasakan diri membawa botol minum sendiri, menggunakan sedotan atau gelas nonplastik saat nongkrong (reusable straw), serta mengoptimalkan penggunaan sepeda untuk alternatif pilihan transportasi. Ajakan-ajakan ini dikemas menjadi challenge yang inovatif dan kreatif melalui apps Campaign.com yang berhadiah menarik. Dengan “kemasan” yang baru ini, harapannya dapat lebih bersuara, dan tepat sasaran menyambut era literasi daring di normal yang baru.

“Semoga, hasil pelatihan sekaligus kampanye peduli krisis iklim ini dapat menjadi alternatif teman-teman untuk mengurangi penggunaan kantong plastik, juga mulai aware untuk hidup lebih ramah lingkungan sebagai wujud cinta kita terhadap ibu bumi,” tandas Firman, di sesi akhir acara.

Mengutip pernyataan Elen Kristi, salah satu Koordinator Komunitas Peduli Lingkungan Jarilima Semarang, krisis iklim merupakan masalah bagi semua. Ada nasib nelayan, petani, masyarakat kampung kota serta kita juga generasi selanjutnya di sana.

“Saya rasa, kalau kita hanya mengubah gaya hidup kita yang ramah lingkungan hanya karena tren, itu tidak cukup. Perlu adanya usaha-usaha yang efektif dan efesien agar kita semua konsisten dalam menerapkan hidup sustainability,” sambungnya.

Mari, mulai membumi dan memberi wajah terhadap ibu bumi tercinta ini dengan mengikuti Challenge #NoMorePlastics pada apps. Campaign.com, dan lakukan kebiasaan baik tersebut untuk masa depan yang lebih baik. Kunjungi kanal media sosial resmi Kolektif Hysteria untuk informasi lebih lanjut. Sementara itu, simak cara pembuatan kantong nonplastik dan standing pouch nonplastik kreatif di bawah ini.

Berikut Ini cara membuat kantong nonplastik kreatif dan standing pouch nonplastik kreatif:

1. Siapkan kertas bekas atau koran bekas berukutan A3 ataupun A4.

2. Gabungkan sisi atas dan bawah, lalu beri lem pada sisi tersebut. Lalu lipat agar bentuknya menjadi persegi panjang.

 

3. Lipat bagian bawah dengan ukuran kira-kira 3 jari atau (7-10 cm)

4. Buka lipatan tersebut, lalu buat lipatan berbentuk segitiga di ke dua sisinya. Lalu lipat
lagi untuk mempertegas lipatan.

5. Kemudian, buka semua lipatan, dan bentuk lipatan segitiga di ke dua sudutnya.

6. Lipat bagian atas bawah lalu beri sedikit lem. Usahakan jangan sampai terkena
bagaian dalamnya.

7. Lipat lagi bagian atas, namun dengan lipatan yang lebih luas dari lipatan yang
pertama, lalu rekatkan dengan lem.

8. Lipat mengikuti pola pada sisi kanan dan sisi kiri secara keseluruhan.

9. Jika kamu ingin membuat kantong non plastik, beri tali pengait dan gambar bagian
kosong dengan sekreatif mungkin.

10. Jika kamu ingin membuat standing pouch nonplastik, lipat bagian atas kemudian beri
kreasi untuk mendapatkan estetika.

Selamat mencoba!

Penulis: Tim Kolektif Hysteria

Penyunting: Amilia Buana Dewi Islamy

 

*Linikampus.com bekerjasama dengan Kolektif Hysteria dalam mendukung upaya-upaya penyelamatan dan pelestarian lingkungan. Jika kamu juga memiliki ketertarikan dan kepedulian terhadap isu lingkungan, kamu bisa menulis opinimu untuk diunggah di Linikampus. Silakan kirim tulisanmu ke surel Red.linikampus@gmail.com dan konfirmasi ke nomor 085727495155 (Amilia). Penulis yang artikelnya dimuat akan mendapatkan cendera mata menarik.

Salam,

Redaksi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *