PGSD Tegal dipastikan tidak menerima mahasiswa baru 2017. Ijazah bermasalah hingga revitalisasi menjadi sebabnya.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) akan difokuskan di kampus Ngaliyan. Hal tersebut dibenarkan oleh Rustono, Wakil Rektor bidang Akademik. Ada dua alasan yang disebutkan Rustono yang menjadi penyebab keputusan tersebut.
Alasan yang pertamanya disebabkan banyak ijazah lulusan PGSD Tegal yang diragukan. Keraguan ini muncul karena Unnes ada di Semarang, sementara tempat mereka kuliah tidak di Semarang, melainkan di Tegal.
Alasan kedua karena adanya revitalisasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Revitalisasi LPTK merupakan proses menggiatkan kembali lembaga yang berperan dalam pembinaan guru. Revitalisasi ini bertujuan untuk menghasilkan guru yang berkualitas, berkompetensi, berkarakter kuat dan berjiwa pendidik serta membatasi calon guru dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dalam pendidikan di Indonesia. “Sekolah calon guru itu harus diasramakan, diberi beasiswa, langsung penempatan,” terang Rustono menyikapi adanya revitalisasi LPTK.
Total daya tampung jurusan PGSD di Unnes tahun 2017 berjumlah 360 mahasiswa. Jumlah ini turun dari total penerimaan mahasiswa baru PGSD di tahun sebelumnya. Pada tahun 2016, daya tampung PGSD berjumlah 510 orang, 350 orang untuk PGSD Semarang, dan 160 untuk PGSD Tegal. Menurut Rustono, memusatkan PGSD di satu tempat akan lebih memudahkan Unnes memanajemen.
Menyikapi keputusan tersebut, Presiden Mahasiswa BEM KM, Mohamad Adib merencanakan sosialisasi secara langsung dengan mahasiswa Tegal dua minggu setelah perkualiahan dimulai. “Rencana kita mau mengajak para pengelola kampus ini untuk datang ke Tegal langsung agar mendengarkan curhatan langsung dari mahasiswa Tegal. Supaya pihak Unnes bisa menyampaikan langsung kepada mahasiswa yang ada di Tegal,” lanjut Adib.
Mahasiswa PGSD Tegal yang ingin mutasi ke Semarang diperbolehkan. Hal tersebut tentu akan menyebabkan ketidakseimbangan mahasiswa dengan tenaga pendidik. Untuk mengatasi hal tersebut, Sungkowo Edy Mulyono, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), menjelaskan bahwa nantinya tenaga pendidik PGSD Tegal juga akan mendidik di Ngaliyan. Kebijakan tersebut bertujuan selain untuk memenuhi jam mengajar dosen, juga untuk persiapan dosen Tegal sebelum mutasi ke Ngaliyan. “Untuk mengimbangi jumlah mahasiswa dan dosen di PGSD Tegal maupun Ngaliyan, setiap seminggu sekali dosen PGSD Tegal diberikan jam mengajar di Ngaliyan. Nanti bisa bergantian tiap harinya,” jelas Edy.
Mobilisasi dosen Tegal-Semarang tersebut disayangkan oleh Anggita Dwi, mahasiswa PGSD Tegal. “Berharapnya sih dosen dan karyawannya tetep di Tegal. Nunggu mahasiswanya lulus baru pindah ke Semarang, berharapnya seperti itu,” katanya. [Doni, Sibad]