Tim KKN Alternatif 1 UNNES menyelenggarakan pelatihan dalam pembuatan tempe dari biji karet. Pelatihan bertempat di Desa Gondoriyo, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Kegiatan ini ditujukan kepada ibu-ibu PKK yang mayoritas ibu rumah tangga dan pekerja pabrik.
Zaky mahasiswa KKN menjelaskan bahwa munculnya ide ini berawal dari banyaknya pohon karet di Desa Gondoriyo.
“Di Desa Gondoriyo memiliki banyak sekali pohon karet, pohon tersebut bukan milik warga akan tetapi sepenuhnya milik PTPN,” ujar Zaky.
Kemudian, tim KKN Alternatif 1 Unnes menggali lebih dalam mengenai kandungan gizi dalam biji karet. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biji karet mengandung protein yang tinggi dan dapat dikonsumsi.
Proses pembuatan tempe dari biji karet membutuhkan waktu yang cukup lama. Mulai dari pemecahan biji karet. Lalu penjemuran selama kurang lebih 3 hari. Setelah itu, perendaman dalam jangka waktu 3-5 hari. Dalam perendaman rutin dilakukan pergantian air. Langkah selanjutnya pembersihan biji karet, perebusan selama 1,5 jam, pemotongan biji karet, dan pengukusan. Kemudian yang terakhir pengemasan tempe menggunakan daun.
Pada awalnya ibu-ibu pkk meragukan kemanan dari biji karet yang diolah menjadi tempe. Seperti yang dikatakan salah satu peserta pelatihan “Biji karet itu bisa membuat mabok karena memiliki senyawa yang memabukkan” ujarnya.
Dengan pelatihan pembuatan tempe dari biji karet ini tim kkn berharap bahwa persepsi tersebut bisa berubah. Sehingga tujuan pelatihan dapat tercapai, yaitu meningkatnya kreativitas dan kewirausahaan ibu-ibu pkk.
penulis: Tim KKN Alternatif 1 Unnes
Editor: Nila LF