Sastra
Beranda Puisi Sastra

Bisikan di Telinga

Oleh: Leni Septiani* Bisikan di Telinga Carut marut isi kepala berteriak Mendengking riuh di tepi singgasana Bisikan-bisikan itu nyata Namun nyatanya memang fana   Bisikan itu kian keras Menuntunku dalam gelapnya sisi kehidupan yang nestapa Bisikan itu kian riuh Menyuruhku untuk melangkah dan terjun dari jendela rumah   Tolong, aku kalut Bisikan itu kian menghujam

Read More
Cerpen Sastra

Sajen Kembang Kantil

Oleh: Laili Ayu Ramadhani Lakonana klawan sabaring kalbu Lamun obah niniwasi Kasusupan setan gundul Lantunan tembang itu sayup-sayup terdengar. Merambat melalui dinding kayu, lantas keluar lewat kisi-kisi jendela. Berbaur dengan riuh kerik jangkrik di luar. Nyanyian yang menenangkan hati. Suara itu dengan lembut menyibak keheningan malam. Tapi percuma saja. Tak ada yang mendengarnya. Tak ada yang

Read More
Cerpen Sastra

Aldebaran

Oleh Adhim Fauzil* Dahi Suyarti mengerut heran, tatapan matanya masih tajam, amarah Suyarti belum padam. “Cuma karena bintang bernama Aldebaran itu sampean jadi ateis?” Bagyo menggeleng. “Bukan cuma, tapi salah satu alasan saya ya itu,” jawabnya. “Saya penat dengan segala perselisihan agama-agama di dunia ini, Ti. Lalu setelah saya pikir matang-matang, saya memilih jalan ini.

Read More
Cerpen Sastra

Untuk Kamu

Oleh Nananolly*             Untuk kamu, apapun akan kuberikan…             Untuk kamu, apapun akan kuupayakan…             Untuk kamu, apapun pasti akan kulakukan…             Untuk kamu, apapun, sungguh apapun, akan kukabulkan semua permintaan…             Agar kamu “BAHAGIA”. Dering alarm terus berdengung. Menggemakan suara-suara nyaring hingga menjangkau ke setiap sudut ruangan. Lima menit

Read More
Cerpen Sastra

PHK

Oleh Amilia Buana Dewi Islamy Sudah sepekan sejak Maryati diberhentikan oleh perusahaannya. Sore ini ia duduk-duduk di depan kontrakannya. Kasman dan Emi, rekan kerja Yati mampir sore itu. Mereka mendengar kabar kalau Yati sedang tidak enak badan dan tidak ada yang membantunya merawat bayi kecil yang Yati lahirkan lima bulan lalu. “Ah kita belum menang,”

Read More
Cerpen

Kokoro

Oleh: Rona Ayu Meivia 心 Atap putih. Pemandangan yang sama. Aroma yang sama. Secercah cahaya memaksaku membuka mata. Ah… rupanya aku kesiangan. Tak lama kemudian, jantungku bergemuruh. Sebuah tangan menggenggam tangan kiriku. Aku menoleh. Ayah! Syukurlah, pagi ini aku senang sekali dapat melihat Ayah. Tapi seketika aku sedih melihat guratan-guratan di dahinya yang semakin banyak.

Read More