Puisi
Puisi

Hikmat Anak Perempuan Zaman

[Ilustrator.BP2M/ Lala Nilawanti] Oleh Siti Nur Hasisah   Gegap gempita di tengah kota Mengusik malam yang hendak lelap Kerlip maya taklukkan angkasa Menepis bulan menelajang gelap Di atas panggung terbuka Perempuan melantunkan tembang asmara Dada dan paha setengah dibuka Getarkan hati semua pria Diiring suara kendang bertalu Pemudi-pemudi berjingkrak-jingkrak tanpa malu Tak perduli bisikan kalbu

Read More
Puisi Uncategorized

NIRMAKNA

Oleh : Abi Fathe remang di batas cahaya dengan kolam kelam rasa kita menjalar merangkai sebuah ketabahan dari isak tangis ngengat kehilangan pulang atau kata yang tak mampu kembali terbang seperti puisi yang bunting namun tak melahirkan apa-apa huruf-huruf muram mendekam di rahimnya menyesap segala. apa saja. apa saja yang masih sanggup menyimpan makna Lantas

Read More
Puisi Uncategorized

Kau, Tidak Usah Khawatir

Oleh : M. Izet Bighoviq Jangan salahkan negriku Salahkan saja orang-orangnya Tetapi jangan kau salahkan yang benar                     Jangan caci maki negriku                     Caci maki saja orang-orangnya                    

Read More
Puisi Uncategorized

Topeng Yang Bertopeng

Oleh : Lala Nilawanti Hidup memang sandiwara Bulan matahari saksikan skenario tuhan Topeng diciptakan sepasang dengan hidup Tapi topeng kini mengganda Ada dimana-dimana Ada pada siapa saja Ah sial, tidak hanya satu dari tuhan Topeng mana yang harus lebih dipercaya Topeng yang satu? dua? atau tiga? Topeng yang kanan? atau kiri? Topeng yang merah? hijau?

Read More
Puisi Uncategorized

Melepas

Oleh : Aji Budi Riyanto Kehidupanku kini hanya ada tentang membuang-buang waktu sampai batas waktuku habis Atau jika cakarmu cukup kuat tertancap pada pikiranku Jalan satu-satunya yang aku ambil adalah memenggal kepalaku *Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Read More
Puisi Uncategorized

Perihal Sejarah dan Sejengkal Ajal

Oleh: Himas Nur : lawangsewu senja wafat jendela meruwat kenangan jelma ruangan berpagut ngeri mengunduh bebiji kecemasan yang datang dari beranda rumahmu, tembok-temboknya mengukir anyir dan getir senja wafat  dikubur pekat dan nyenyap satu-satu semesta pergi menziarahi selasar sejarah yang disodomi * Mahasiswi Bahasa dan Sastra Indonesia

Read More