Aksi Demontrasi Sebagai Perjuangan Intelektual
Opini Uncategorized

Aksi Demontrasi Sebagai Perjuangan Intelektual

Oleh : Hanendya Disha Randy Raharja

Ada sebuah
pertanyaan yang cukup menggelitik telinga ketika mendengarnya. “Untuk apa sih demo? Bikin jalanan macet aja.”
Mungkin jika yang bertanya adalah mahasiswa yang hanya kuliah dan tidak pernah
aktif di dunia organisasi akan saya maklumi. Namun, jika yang bertanya adalah
mahasiswa yang tidak hanya kuliah di dalam kelas, tetapi juga kuliah menembus
batas-batas ruang kelas seperti aktif organisasi membuat saya geli
mendengarnya.

            Berbicara
tentang pergerakan mahasiswa tentu bicara tanggung jawab yang melekat di dalam
diri seorang yang menyandang gelar sebagai mahasiswa. Selain tanggung jawab
akademik, ada juga tanggung jawab sosial di pundak para mahasiswa. Seharusnya
kita sadar dan paham bahwa tugas mahasiswa tidak hanya menuntut ilmu di kelas
dan mencari nilai untuk sekadar lulus, tetapi bisa memberikan solusi di tengah
persoalan masyarakat. Posisi mahasiswa berada di tengah yang akan bersinggungan
dengan kepentingan rakyat kecil dan penguasa. Sebagai kaum intelektual tentu
mahasiswa menjadi harapan  dan tumpuan untuk terus memperjuangkan hak-hak
rakyat kecil yang kadang tidak sesuai dengan kebijakan yang diterapkan penguasa.
            Mahasiswa
sebagai penyambung lidah rakyat juga tidak pragmatis dalam menyampaikan gagasan
dan aspirasi. Sebagai kaum intelektual yang terdidik tentu dalam mencari sebuah
solusi harus ada kajian yang mendalam sehingga dapat merumuskan sebuah solusi
strategis yang bisa ditawarkan kepada penguasa untuk diaplikasikan. Jangan
pikir mahasiswa tidak bisa merumuskan sebuah solusi permasalahan, mereka bisa
membuat kelompok-kelompok kajian dengan berbagai pihak sesuai dengan disiplin
ilmunya. Kampus sebagai lembaga pendidikan tinggi penuh dengan berbagai
pergulatan intelektual dan ideologi sehingga sangat cocok untuk menjadi basis
kajian dalam merumuskan sebuah solusi yang akan disampaikan kepada penguasa.
Jangan sampai mahasiswa jauh dari persoalan-persoalan yang dihadapi rakyat.
Luangkan sejenak waktu untuk sesekali mendengar jeritan hati rakyat. Tidak lupa
mengingatkan, jangan menjadi mahasiswa egois yang hanya memikirkan diri sendiri,
sementara di sudut-sudut kota masih banyak kaum papa yang menanti harapan
kepada kita.
            Setiap mendengar aksi demonstrasi
yang terbayang adalah kesemrawutan di jalan seperti bakar ban di tengah
jalan dan perusakan fasilitas umum. Aksi demonstrasi tidak sesempit itu. Aksi
demonstrasi merupakan sebuah langkah strategis untuk menyampaikan tuntutan,
kritikan, aspirasi dan solusi setelah berbagai usaha telah dilakukan
sebelumnya, seperti dialog dan audiensi dengan pihak berwenang. Tidak hanya
berorasi koar-koar tanpa makna, melainkan membawa sebuah hasil perumusan kajian
yang panjang serta mendalam.
            Aksi demonstrasi diartikan sebagai
sikap keberpihakan kepada kaum yang tertindas sehingga peran sebagai oposisi
kritis bagi penguasa akan terus hidup. Namun, saat ini aksi demonstrasi
mendapat cemoohan dan tidak mendapat simpati publik karena bagi mereka apapun
yang dilakukan toh hasilnya sama saja. Padahal kita tahu bahwa perubahan yang
besar berawal dari pergerakan yang kecil. Tidak ada yang sia-sia dari sebuah
perjuangan, sekecil apapun perjuangan pasti akan mendapat hasil yang
signifikan. Hanya waktu yang akan menjawab.
            Dalam era demokrasi saat ini, ketika
kebebasan berpendapat semakin luas maka semestinya akses informasi perkembangan
situasi terkini akan mudah didapatkan. Disamping itu, seharusnya mahasiswa
lebih melek kondisi bangsa yang terjadi saat ini. Bukan sok-sokan mengurusi
pemerintah. Pramoedya Ananta Toer pernah mengatakan bahwa mendidik rakyat alangkah
baiknya melalui organisasi, sedangkan mendidik pemimpin melalui perlawanan. Sebagai mahasiswa tentu kita punya
peran dan minat masing-masing.
Tidak bisa kita sama ratakan semua. Ada mahasiswa yang lebih tertarik terhadap dunia
pergerakan, maka dia mengembankan intelektualitasnya dengan membaca, menulis
dan berdiskusi tentang kondisi sosial politik. Ada juga yang tertarik di dunia
akademik dengan membuat karya ilmiah dan pengabdian masyarakat. Setiap
mahasiswa harus mempunyai peran di bidang yang ditekuni dengan cara masing-masing.
Mari saling menguatkan agar cita-cita kita bersama segera menemui jalanya.
*Mahasiswa Jurusan Fisika Angkatan 2011

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *