Pendidikan Karakter dan Ilustrasi
Feature Uncategorized

Pendidikan Karakter dan Ilustrasi

Lelaki bertubuh jangkung mengenakan almamater kuning khas kampus berdiri dekat beragam karyanya menyambut para pengunjung pameran. Isro’ Fijan Topo, bernama pena Kalijaga, mendedikasikan karyanya sebagai dakwah dalam dunia visual. ‘Gatotkaca sebagai superhero dalam ilustrasi cover buku sebagai sarana pendidikan karakter’ menjadi tema dalam 18 ilustrasi cover. Karyanya berjajar rapi di dinding yang bertempat di B9 Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes pada Pameran Proyek Studi mahasiswa yang dilaksanakan hari Senin hingga Rabu kemarin (6-8/3).
Mengingat pentingnya pendidikan karakter bagi anak, Kalijaga ingin memberikan pendidikan karakter alternatif dengan menjadikan salah satu karakter dalam pewayangan yaitu Gatotkaca. Menurut Kalijaga, tokoh Gatotkaca paling sesuai untuk dijadikan karakter pahlawan super yang cocok diidolakan oleh anak-anak. Karakternya dapat mencerminkan sosok inspirasi bagi generasi muda dalam berjuang membela kebenaran dengan pengorbanan jiwa dan raga.
Pendidikan dituntut untuk dapat merubah peserta didik menjadi lebih baik. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan Nasional telah merumuskan 18 nilai karakter yang akan ditanamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya membangun karakter bangsa. Nilai-nilai karakter tersebut berhasil diilustrasikan oleh Kalijaga.
Ilustrasi ‘Gemar Membaca’ adalah karya Kalijaga yang menurutnya paling menarik. “Saya suka idenya. Gatotkaca yang duduk di atas awan bersama seorang anak yang sedang membaca. Menggambarkan betapa luas dan istimewanya membaca, membawa kita kemana saja, salah satunya berimajinasi di atas awan,” ujarnya. Menurutnya, budaya membaca di Indonesia masih kurang sehingga, kekuatan visual dapat menjadi salah satu alternatif untuk mewakili sebuah tulisan atau mendampingi sebuah bacaan.
“Karyanya sudah bagus karena karya dekoratif, mahasiswa seni rupa biasanya mengangkat tema realistis dalam pameran proyek studinya,” ujar Dina, salah satu pengunjung pameran tersebut.
Acara ini pun dibuka untuk umum, namun kebanyakan pengunjung masih berasal dari Jurusan Seni Rupa. Dewi, mahasiswa Jurusan Seni Rupa, pun menyayangkan perihal penyebaran informasi acara ini, padahal tema yang diangkat sudah cukup menarik.  [Lala, Khansa]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *