Mayjend. TNI Abd. Rahman: Menghadapi Hoaks Seperti Nonton Film Horor
Kabar Uncategorized

Mayjend. TNI Abd. Rahman: Menghadapi Hoaks Seperti Nonton Film Horor

Lini Kampus – Jumat sore, dalam talkshow “Say No To Hoax” News Story Insight (NSI), di Gedung Auditorium Universitas Negeri Semarang (28/4). Mayjend TNI Abd. Rahman Kadir menganalogikan, pada era kini masyarakat dihadapkan berita hoaks macam saat melihat film horor. “Penonton tahu bahwa saat menonton film horor itu menakutkan, namun masih saja mengintip-intip penasaran,” ujarnya.
Aviani Malik, Anchor Metro TV sekaligus memandu acara dan memaparkan definisi hoaks yakni berita yang menghasut, berita yang tidak akurat, dan berita ramalan. Hasil survei menyebutkan bahwa, 92% responden mendapatkan penyebaran berita hoaks dari sosial media seperti facebook, twitter, instagram, atau bahkan path. Sisanya disebar dari whatsapp, bbm, dan website. Selain itu, paling tinggi berita hoaks yang beredar datang di bidang sosial politik, pilkada dan pemerintahan, yakni 91,8%. Sisanya tentang sara dan kesehatan.
Salah seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri Semarang (UIN)  Walisongo menanggapi bahwa masyarakat banyak belum mengerti tentang ciri-ciri hoaks. “Banyaknya berita hoaks di Indonesia yang segera perlu disikapi, yakni dengan cara mengenali ciri-cirinya,” ujarnya.
Empat pembicara didatangkan antara lain, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Mayjend TNI Abd. Rahman Kadir, Founder @Literos Gerakan Literasi Media Sosial  Nukman Luthfie, dan youtubers dengan jumlah pengikut mencapai lebih dari 560 ribu sekaligus speech composer Eka Gustiwana. Nama Eka Gustiwana dikenal setelah ia menjadi speech composer pertama di Indonesia, karya seperti Demi Tuhan milik Arya Wiguna dan BBM Campuran milik Jeremy Teti.
Menanggapi tentang ciri-ciri berita hoaks, Ganjar Pranowo mengajak masyarakat untuk memilih berita yang masuk akal dan  masyarakat harus kritis dalam menerima berita.

Tertarik dengan Tema
Puput Nur Isnainiyah, mahasiswa Jurusan Akuntansi Unnes, Semester 2 tertarik mengikuti NSI karena tema yang diangkat. Puput juga sekaligus mahasiswa bidik misi. Ia baru tahu Jumat pagi (28/4) bahwa, mahasiswa bidik misi angkatan 2016 diwajibkan datang dan untuk izin kuliah mereka mendapatkan surat dispensasi dari bidang kemahasiswaan.
“Kecuali yang UTS, bisa izin tidak datang ke sini,” tambahnya.
Menurut salah satu panitia Caesar Abdul, acara yang diselenggarakan terkesan mendadak dan membutuhkan peserta jadi mahasiswa bidik misi diundang untuk meramaikan acara. [Eva]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *