Linikampus.com—Massa yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Rakyat Menggugat (Geram) menggelar aksi peringatan Hari Buruh, Rabu, 1 Mei 2019, sekitar pukul 09.00. Massa berkumpul dari titik awal Lembaga Pendamping Usaha Buruh Tani Nelayan (LPUBTN) di kawasan Kota Lama Semarang menuju Kantor Gubernur Provinsi Jawa Tengah di Jalan Pahlawan.
Dalam aksi bertema “Buruh Berkuasa, Rakyat Sejahtera, Perkuat Persatuan, Rebut Kedaulatan Rakyat,” itu terdapat empat tuntutan besar yang disuarakan oleh massa. Mereka menuntut pemerintah mewujudkan kesejahteraan dan kehidupan yang layak bagi rakyat, mewujudkan demokrasi untuk rakyat, mewujudkan pembebasan kaum tertindas, dan menyelamatkan sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat.
Aksi yang dipelopori oleh Geram beranggotakan beberapa unsur, di antaranya dari Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Muda Melawan, LBH Semarang, Aliansi Mahasiswa Papua, FMN UNDIP, BEM-KM Unnes, BEM UNS, Mahasiswa Undip, BEM Sekolah Vokasi, LPU-BTN, PPR Mandiri (Pekerja Rumahan Jateng), LRC KJHAM, Perempuan Mahardika, dan Serikat Pekerja Media.
Tahun ini, untuk pertama kalinya gerakan buruh bertemu dengan gerakan mahasiswa. “Jadi, tahun-tahun kemarin KASBI aksi sendiri, mahasiswa sendiri. Akhirnya dari kami ada yang mengontak organisasi masyarakat sipil dengan KASBI. Di Indonesia ada beberapa serikat buruh tetapi yang paling dekat dengan gerakan masyarakat sipil itu KASBI karena KASBI yang clear dari rezim dan gak ada kompromi,” terang Nadia yang tergabung dalam organisasi Muda Melawan sekaligus narahubung aksi tersebut.
Saiful Muhjab selaku Presiden Mahasiswa BEM-KM Unnes memaparkan jika keterlibatan mahasiswa mengikuti aksi hari buruh dikarenakan sudah selayaknya mahasiswa berjuang bersama dengan buruh. “Jadi, momentum 1 Mei ini bukan satu-satunya cara untuk berjuang di Hari Buruh. Tetapi momentum ini digunakan untuk menyuarakan keresahan-keresahan bersama dan alasan utama BEM untuk bergerak dengan buruh,” papar Saiful.
Selain itu, isu sistem kerja kontrak (outsourcing) menjadi salah satu isi tuntutan yang disuarakan oleh buruh. “Kalau kita melihat sekarang ini, banyak buruh yang dibayar di bawah upah minimum regional (UMR), lalu bagaimana nasib mahasiswa ketika lulus dan cari kerja. Sekolah sudah bayar banyak, eh nantinya hanya dikontrak outsourcing,” papar Mulyono selaku koordinator KASBI Jawa Tengah.
Baca Juga : BEM-KM Gelar Aksi Refleksi ke-54 Tahun Unnes
Dalam aksi tersebut, massa juga memainkan teatrikal ruwatan di depan Kantor Gubernur Provinsi Jawa Tengah. Mulyono mengatakan jika teatrikal ini bertujuan agar pemimpin yang pemikirannya tidak sesuai dengan keinginan masyarakat supaya dihilangkan energi-energi negatifnya agar mereka berpikir positif dan melakukan perubahan yang lebih baik untuk kepentingan rakyatnya.
Ke depan, isu ini bakal dikaji melalui serangkaian diskusi di bulan Mei. “Kita harus menindaklanjuti dan mengawal proses ini supaya pemerintah melakukan perubahan yang lebih baik,” ujar Mulyono.
Reporter : Niamah