Survei Sikap Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Terhadap Aksi Demonstrasi
Uncategorized

Kesempatan ke Jepang Semakin Terbuka

Silvi sensei (kanan) dan Meta san berfoto bersama/Dok. Pribadi

Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang semakin terbuka kesempatan untuk menginjakkan kaki ke Negeri Matahari Terbit, Jepang. Demikian yang diungkapkan oleh Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Ai Sumirah Setiawati ketika membuka acara seminar kependidikan bertema “Tracker Study dan Lokakarya Bahasa Jepang dalam Dunia Kerja” di Dekanat FBS Unnes, Jum`at (2/1) kemarin. “Sejak Bahasa Jepang ada di Unnes sampai sekarang, kesempatan untuk bisa ke Jepang semakin banyak,” ungkap Ai dalam sambutan acara.

Menurutnya, selain lomba-lomba pidato, lomba essay, beasiswa Monbukagakushou, kesempatan lain untuk bisa ke Jepang adalah Kerjasama dengan Seifu Intitute of Information Tecnologi and Japanese Languange. “Pada tahun 2015 dua mahasiswa dapat berkesempatan belajar 1 tahun di sana,” tambahnya.
Masih menurut dosen asal Garut ini, ia menambahkan kesempatan lainnya adalah program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di Jepang dan magang satu bulan di Negeri Sakura. “Banyak chansu (kesempatan-bahasa Jepang) untuk pergi ke Jepang, jadi ganbarimashou (mari berusaha),” tambahnya memberi semangat.

 Ia mengungkapkan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Farikhatul Jannah pada Januari tahun ini juga akan berangkat ke Jepang setelah menjadi juara lomba pidato Japannese Experience Contest. Selain itu, Dany Buyung mahasiswa semester 7 juga mendapat kesempatan ke Jepang pada bulan yang sama dengan beasiswa dari kedutaan program Jenesys.

 Ai menambahkan lagi, selain kesempatan-kesempatan tadi, Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Silvia Nurhayati dan seorang Mahasiswa Meta Gesti Rahayu san telah selesai mengikuti pelatihan bagi guru dan calon guru bahasa Jepang selama 1,5 bulan di Osaka Jepang, (28/10-12/12) lalu.
“Silvi sensei dan Meta san terpilih sebagai perwakilan Indonesia untuk mengikuti pelatihan metode pembelajaran bahasa Jepang (Japanese Teacher capacity Building-red) yang sepenuhnya dibiayai oleh The Japan Foundation,” jelasnya. (MLH)

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *