Uncategorized

Menginspirasi dengan Menulis

BP2M – Apalah arti memiliki, ketika
diri kami sendiri bukanlah milik kami (Rindu – Tere Liye).

Bedah Buku ‘Rindu’ dan Seminar Nasional Menulis Kreatif (31/5) [Doc. Ika]
“Menorehkan Mimpi Anak Bangsa Melalui Goresan Pena”
menjadi tema acara yang diusung oleh Departemen Pendidikan Himpunan Mahasiswa
Bahasa dan Sastra Indonesia. Bedah Buku ‘Rindu’ dan Seminar Nasional Menulis Kreatif, Minggu (31/5) diawali dengan bedah novel karya Tere
Liye oleh Gunawan Budi Susanto, salah satu dosen FBS Unnes.
“Satu kali Saya membaca novel ini dan masih menemukan ada
beberapa kesalahan sunting seperti kesalahan penulisan nama, logika kalimat,
dan kebahasaan,” tutur pria yang kerap disapa dengan kang Putu (31/5).
Menurut Gunawan, jika ada kesalahan seperti pada novel
“Rindu” yang sudah terbit sepenuhnya menjadi tanggung jawab tim penyunting,
buka penulis lagi.
Tere Liye tersenyum (31/5) [Doc. Ika]
“Penulis harus jeli, karena penulis juga seorang
peneliti sekaligus pemerhati,” ungkap Gunawan.
Sementara itu, Tere Liye yang hadir dalam acara
tersebut menjelaskan bahwa novel “Rindu” termasuk dalam genre novel Roman yang
ditulis olehnya. Dia menceritakan tentang ide awal penulisan novel tersebut
yang berasal dari riset pembaca yang selama ini kerap dilakukannya. Tere Liye kemudian mengajak peserta yang hadir untuk gemar
membaca sekaligus mau menuangkan ide-ide yang ada dalam sebuah tulisan.
“Bagaimanapun, sebuah tulisan itu bisa menjadi teman,
penghibur sekaligus penginspirasi,” ujar Tere Liye.
Menurut Tere Liye, sebuah tulisan akan menjadi begitu
berarti jika tulisan tersebut mampu memberikan inspirasi bagi pembacanya.
“Peradaban salah satunya dilihat dari tulisan, sebab
itu bangsa yang maju juga dapat ditentukan dari seberapa sering masyarakatnya
menulis,” tutur Tere Liye. (Ika Nur Amalia)

Comment here