Survei Sikap Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Terhadap Aksi Demonstrasi
Kabar Uncategorized

UKM Baksos Gelar Seminar Tanggap Bencana

UKM Baksos menyelenggarakan Seminar Tanggap Bencana. [Doc.BP2M/Yunita]

BP2M – Sikap tanggap terhadap bencana bukan hanya menjadi tanggung jawab Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melainkan masyarakat. Wawasan mengenai bencana dan dampak pascabencana perlu dimiliki tiap individu. Bencana ibarat kematian yang bisa datang sewaktu-waktu.
Membentuk Jiwa Muda yang Tanggap Bencana dipilih menjadi tema Seminar Penanggulangan Bencana dan Trauma Healing yang diselenggarakan UKM Bakti Sosial Unnes, Sabtu 26 November 2016. Acara ini merupakan program kerja UKM Baksos yang telah dimulai tahun lalu. Ketua Panitia, Lenisa Wigarani mengatakan, target dari seminar ini sebenarnya masyarakat umum, sebab sikap tanggap dalam menanggulangi bencana bukan hanya harus dimiliki mahasiswa melainkan seluruh masyarakat.
“Bencana bisa datang kapan saja tanpa diduga sehingga diperlukan wawasan agar kita dapat menghadapi bencana dengan cara yang bijak,” tutur Lenisa Wigarani, Ketua Panitia.
Senada dengan Ketua Panitia, salah seorang Staff Bidang Penanganan Darurat BPBD Semarang, Dinarjati Nugroho Saputro yang hadir memberikan informasi mengenai penanggulangan bencana juga beranggapan sama. “Penanggulangan bencana adalah tanggung jawab kita semua,” ujarnya.
Dalam seminar yang diselenggarakan di Dekanat Fakultas Ilmu Pendidikan lantai tiga tersebut tidak dibahas semua bencana, tetapi lebih fokus pada penanggulangan bencana banjir. Mengingat bahwa beberapa daerah di Indonesia saat ini sedang dilanda bencana banjir. Pada kesempatan tersebut Dinarjati Nugroho Saputro menguraikan beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk untuk mengurangi risiko bencana banjir.
Tujuan diadakan seminar sendiri adalah untuk mengurangi risiko fatal di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan alam serta mengenali penyebab pemicu bencana. Risiko yang seringkali ditemukan adalah trauma pascabencana. “Perlunya wawasan terkait penangangan gangguan psikologis yang diakibatkan trauma,” tambah Lenisa Wigarani yang ditemui di sela-sela acara.
Yudanto Suryobroto yang juga merupakan Staff BPBD, menguraikan mengenai dampak dan dukungan trauma healing, yakni suatu tindakan yang dilakukan untuk membantu orang lain mengurangi bahkan menghilangkan gangguan psikologis yang sedang dialami yang diakibatkan syok atau trauma. Dia mengimbau agar masyarakat yang mencari informasi mengenai perkembangan bencana harap dilakukan dengan cara menghubungi atau bertanya kepada pihak yang tepat. “Jangan percaya kata jarene. Kalau hanya mengandalkan kata orang yang belum pasti kebenarannya, dikhawatirkan masyarakat memperoleh informasi yang salah,” imbau Yudanto. [Fatim]

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *