Lini Kampus – Pagi tadi, Jumat (7/4) ratusan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) PGSD Tegal, memenuhi Pelataran Gedung H, pukul 08.20 WIB. Mereka melakukan orasi dengan tujuan meminta kejelasan atas kebijakan penutupan PGSD Tegal.
Arif Nur Muhammad sebagai koordinator lapangan menjelaskan bahwa mahasiswa PGSD Tegal belum puas dengan solusi yang ditawarkan oleh birokrat terkait penutupan PGSD Tegal.
Pihak birokrasi menawarkan kepada mereka untuk mencari beasiswa guna memaksimalkan penggunaan anggaran dana. Namun, mahasiswa PGSD Tegal tidak menyepakati kebijakan tersebut. Akibatnya, mereka sengaja bertandang ke Kampus Unnes Sekaran untuk menyuarakan aspirasinya.
Sebelumnya, Rabu (5/3) lalu pihak birokrat Unnes telah datang mengunjungi PGSD Tegal. Melakukan audiensi antara birokrasi dengan mahasiswa dan tidak terjadi kesepakatan di antara kedua belah pihak.
Aksi diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan yel-yel. Mahasiswa bersikukuh ingin bertemu dengan rektor, namun hingga pukul 10.15 WIB tidak ada sambutan hangat dari pihak birokrasi.
Menurut Khamidah, mahasiswa FIK yang turut serta dalam aksi tersebut, mengatakan, jika tidak ada audiensi dari Rektor Unnes, maka sepuluh mahasiswa sebagai aliansi akan menginap dengan mendirikan tenda di Lapangan Gedung Rektorat. [Khansa, Emka]