1. Mengenakan identitas yang menunjukan bahwa mahasiswa tersebut adalah mahasiswa KKN.
2. Memiliki buku panduan dan buku individual.
3. Datang ke lokasi KKN dengan serempak.
4. Membayar lurah sama seperti mahasiswa KKN dari Universitas lain.
Dengan diunggahnya jadwal pelaksanaan KKN di portal kkn.unnes.ac.id, Totok menjelaskan bahwa untuk pelaksanaan KKN dan tanggal-tanggal tersebut sudah pasti. Terkait LP2M akan tetap mengkoordinir dana pribadi mahasiswa KKN atau tidak, Totok menanggapi, hal tersebut akan disampaikan saat pembekalan dan mahasiswa akan ditawari mau mengurus sendiri atau diserahkan ke LP2M.
Jika KKN tidak berbayar dan mahasiswa tidak mau membayar dengan tetap mendapat fasilitas, Totok mempertanyakan, darimana uangnya. “LP2M hanya diberi anggaran sebesar 2 Miliar dan itu dibagi untuk 6500 mahasiswa. Hitung sendiri berapa biaya per mahasiswa,” tegasnya.
Totok menjelaskan, jika mahasiswa tetap tidak mau membayar, mahasiswa diwajibkan mencari keperluan pribadinya sendiri seperti jaket, topi, buku panduan, dan buku individu. Sedangkan, untuk asuransi sebesar Rp 10.000,00 mahasiswa tidak diwajibkan. “Kami terbuka dan transparan, kalau tetap tidak mau bayar tidak apa-apa,” tambahnya.
Terkait rencana BEM KM yang akan melakukan aksi agar birokrat Unnes melaksanakan audiensi lanjutan yang gagal dilaksanakan (3/5), LP2M menyanggupi. “Kalau belum puas, silakan ketemu saya saja. Biar diskusi dengan saya. Nanti saya sampaikan dengan data dan fakta bukan dengan opini. Saya siap berdialog,” ujar Totok (12/5). [Tim HL]