Maraknya Curanmor, Disinyalir Unnes Kekurangan Tenaga Keamanan
Laporan Utama Uncategorized

Maraknya Curanmor, Disinyalir Unnes Kekurangan Tenaga Keamanan


Poster Waspada Curanmor di Halaman Gedung PKMU Unnes (Eva/BP2M)
Maraknya kasus pencurian di Universitas Negeri Semarang (Unnes)
setiap menjelang bulan Ramadhan dibenarkan oleh Komandan Satpam Unnes, Anwar
Basuki saat ditemui, Kamis (15/6). Ia mengaku, hal tersebut dapat
diantisipasi dengan menjaga titik-titik rawan oleh Satuan Pengamanan (Satpam).
Namun, menurutnya jumlah Satpam yang kurang menjadi kendala kurang-maksimalnya
sistem penjagaan.
Satpam Unnes sejumlah 116 orang. Satpam tersebar di kampus Unnes
wilayah Sekaran, Tegal, Ngaliyan, dan Pascasarjana. Satpam kampus Sekaran
terdapat, 90 orang.
“Kami kekurangan tenaga satpam. Untuk kasus pencurian ini, adalah
tugas satpam lapangan. Padahal satpam yang tersebar tidak hanya menjaga
lapangan, namun bertugas menjaga aset,” terangnya.
Fenomena maraknya pencurian ini, kampus depan Unnes, membuat
jalur keluar-masuk terpusat hanya dengan melewati gerbang utama Unnes sejak
pukul 18.00 WIB. Pembuatan penjagaan terpusat ini, belum serentak dilakukan di
seluruh kawasan Unnes. Pasalnya kampus Unnes bagian belakang, belum ada
tindakan, karena jalur tersebut juga menjadi jalur warga lokal.
“Untuk saat ini belum ada tindakan yang bisa dilakukan, lebih pada
penjaganya yang harus kenal warga sekitar,” tambahnya.
Sistem penjagaan satpam Unnes terbagi menjadi tiga shift, yakni
pukul 06.00-14.00 WIB, pukul 14.00-22.00 WIB, dan pukul 22.00-06.00 WIB. Waktu
jaga, satpam diwajibkan menggunakan seragam sebagai identitas. Pagi, satpam
menggunakan seragam putih-biru lalu ketika malam menggunakan biru-biru.
“Namun, terkadang ada satpam yang tidak berseragam, satpam suka
mbalelo (susah diatur-red) dan memilih hanya memakai kaos,” resahnya.
Parkir Resmi
Parkir resmi Unnes ialah parkiran yang berada di dalam kampus.
Oleh Basuki, Mahasiswa dihimbau, walaupun berkegiatan di sekitar kampus bagian
luar, namun tetap memarkir di parkiran resmi supaya pengawasan terjangkau
oleh Satpam yang bertugas.
“Selain itu, Gedung Serba Guna (GSG), Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Masyarakat (LP2M), Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa, adalah
parkiran resmi,” tambahnya.
PPID Pelaksana Humas Unnes Hendi Pratama, menanggapi maraknya
curanmor di Unnes, akan segera mengunggah berita yang berisi himbauan kepada
mahasiswa dan masyarakat, seperti langkah-langkah praktis bagaimana cara untuk
lebih efektif menjaga kendaraan pribadi.
Sekian lama kasus pencurian yang telah terjadi di sekitar kawasan
Unnes, ketika reporter www.linikampus.com mengajukan pertanyaan berapa jumlah
motor yang hilang, Basuki belum bisa memberikan keterangan pasti, karena
pencatatan laporan kehilangan baru diberlakukan Senin (12/6).
Curanmor dalam Perspektif Sosiologi dan Psikologi Sosial
Hartati Sulistyo Rini, Dosen Sosiologi Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial Unnes, menanggapi, mahasiswa
dan masyarakat sekitar kampus harusnya ikut berperan menjaga kampus Unnes
juga. 
“Membangun kemitraan dengan masyarakat sekitar Unnes adalah hal
yang penting untuk mengurangi kasus curanmor ini. Selain itu, Unnes juga perlu
polisi masyarakat yang berjaga di sekitar simpang tujuh karena mudah dilihat
dan dijangkau oleh publik sehingga rasa aman itu muncul,” jelas Lilis sapaan
akrab Hartati Sulistyo Rini, ketika diwawancarai di Laboratorium Sosiologi
Antropologi (16/6).
Selain itu, Abdul Haris Fitri Anto, Dosen Psikologi Sosial, Fakultas
Ilmu Pendidikan, Unnes, mengungkapkan, pencurian yang terjadi di Unnes dan
sekitarnya terjadi karena adanya sistem sosial yang longgar. 
“Jika di kampung-kampung, sistem ronda lebih gampang dikoordinir,
sistem keamanannya juga lebih ketat. Tapi jika suatu daerah memiliki lebih
banyak pendatang, maka sistem sosial atau sistem keamanannya menjadi longgar,”
jelasnya. [Tim Magang]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *