kegitan ekobrik di Fakultas Hukum Unnes ynang diselenggarakan UKM Pramuka Wijaya. |
Linikampus.com -Pelatihan memberdayakan sampah dengan metode ekobrik diselenggarakan oleh Pramuka Wijaya Universitas Negeri Semarang (Unnes). Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka ini bekerja sama dengan PT.Marimas Putera Kencana. Kegiatan ini termasuk dalam serangkaian acara Senior Rover Scout Creativity (SRSC) ke delapan di tahun 2018.
“Sampah plastik merupakan sampah yang paling susah terurai. Hal ini perlu adanya tindakan dari kita, khususnya pramuka sebagai bentuk amalan cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, sebagaimana bunyi Dasadharma yang kedua,” ujar Izza Ariffatur Ramadhani, mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Mesin 2015, selaku ketua sangga kerja.
SRSC termasuk dalam lomba pramuka tingkat perguruan tinggi se-Indonesia. Universitas yang mengikuti kegiatan tersebut diantaranya dari Universitas As Syariah Mandar Sulawesi, Universitas Bung Hatta Padang, Universitas Marcubuana Jakarta, Universitas Siliwangi dan Universitas Negeri Yogjakarta. Masing-masing universitas mengirimkan minimal satu perwakilan.
Kegiatan SRSC terbagi menjadi tujuh kegiatan. Pelatiahan ekobrik ini termasuk dalam jenis giat bakti. Giat lain diantaranya adalah giat umum, prestasi, wisata, edukasi, hiburan. Selain itu, UKM Pramuka Wijaya Unnes juga memberikan alat tulis dan sembako ke TPQ disekitar Unnes terutama TPQ binaan Pramuka Wijaya. SRSC berlangsung dari hari Jumat dan akan ditutup pada hari Selasa (11/9) mendatang.
PT. Marimas Putera Kencana yang telah melaksanakan program pemberdayaan sampah plastik ini berperan sebagai pelatih atau trainer. Selain ekobrik, trainer PT. Marimas juga menjelaskan mengenai perbedaan dan pengelolaan sampah oraganik dan anorganik serta memberikan pemaparan langkah-langkah membuat pupuk cair. Pelatihan ekobrik diikuti oleh peserta SRSC, mahasiswa Unnes, warga sekitar unnes dan anak-anak TPQ binaan Pramuka Wijaya Unnes.
Ekobrik menjadi metode pengurang sampah plastik dengan media botol bekas yang diisi sampah anorganik seperti kantung kresek atau bungkus plastik lainnya sehingga benar-benar menjadi padat. Botol berisi plastik ini kemudian bisa digunakan sebagai pengagnti kayu dalam pembuatan kursi, meja atau digunakan untuk produk lainnya.
Pelatihan ekobrik baru dilakukan setelah trainer PT. Marimas telah selesai memaparkan hal-hal teknis dasar yang perlu diketahui peserta. Kemudian peserta mempraktikkan secara langsung. Alat yang dibutuhkan sudah disediakan oleh panitia, diantaranya botol plastik, sampah plastik, dan tusuk kayu. Untuk bentuk atau produk yang ingin dibuat dibebaskan berdasarkan kreativitas peserta.