Survei Sikap Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Terhadap Aksi Demonstrasi
Tokoh

Suryanto: Mengajarkan Keikhlasan dalam Bekerja

[ Doc. BP2M/Izza]

Suryanto (30) mendapat penghargaan sebagai “Cleaning Service Berdedikasi” pada acara Pembukaan Bulan Pendidikan (Bulpen) Tahun 2019, (30/04) yang diadakan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Ia terpilih karena dinilai selalu melaksanakan tugas dengan baik. “Penilaian dimulai sejak bulan Januari sampai April 2019 dengan mempertimbangkan kehadiran, pelaporan kemajuan pekerjaan, dan mengerjakan tugas sesuai tanggung jawabnya,” tutur Sarkimin, panitia Bulpen.

Suryanto yang akrab disapa Mas Ryan oleh sebagian dosen dan mahasiswa di Fakultas Ilmu Pendidikan ini dikenal sebagai orang yang rajin dan mudah bergaul. “Mas Ryan orangnya ramah, humoris, sering menyapa orang yang dikenalnya, dan melaksanakan tugasnya tepat waktu,” ungkap Evanda, mahasiswa Pendidikan Guru PAUD 2018.

Setiap pukul 05.30, Ryan sudah di kampus dan mengisi kehadiran secara online. Ia pun kemudian segera bersiap untuk mengerjakan tugasnya. Mulai dari menyapu halaman gedung, mengepel lantai, dan yang lainnya. Sebelum pulang, ia juga harus mengecek setiap ruangan, lalu melaporkan perkembangan pekerjaannya kepada pimpinan. Dengan begitu, sarana dan prasarana Gedung A1 selalu dalam pengawasannya.

Ryan mengaku tidak pernah absen dari pekerjaannya. Meskipun sakit sekalipun, selama ia masih bisa berangkat, ia tetap menjalankan tugasnya. Karena menurutnya, bertemu dengan orang-orang kampus dan saling bertegur sapa adalah obatnya. Namun, karena lelah bekerja, ia pernah terkena penyakit tipes tifus.

Saat itu ia bertugas membersihkan gedung seorang diri. Hal ini membuatnya tidak bisa bekerja selama satu minggu, karena harus menjalani opname di rumah sakit. Setelah pulih, ia lantas kembali bekerja. Namun tugasnya berpindah di parkiran umum selama tujuh bulan. Dan sejak empat tahun terakhir hingga sekarang, ia bekerja sebagai petugas kebersihan di Gedung A1, jurusan Psikologi

Sejak dulu, orang tua Ryan mendidiknya untuk menjadi orang yang mandiri. Dari SMK, ia sudah membantu usaha orang tua temannya. Ryan telah dipercaya dan diberikan fasilitas penginapan dan makan gratis selama bekerja di sana. Akhirnya, dengan gaji yang ia terima bisa membeli kebutuhannya tanpa meminta uang ke orang tua.

Setelah lulus dari SMK Sudirman Ungaran, ia magang di sebuah bengkel las selama tiga bulan. Kemudian, ia pindah bekerja di pabrik garmen pada bagian packing. Setelah tiga tahun bekerja, ia ditawari bekerja di Unnes oleh tetangganya, yang menjadi Kapala Sub Bagian Pusat Unnes. Akhirnya, ia langsung membuat surat lamaran untuk bekerja di Unnes.

Ryan mulai bekerja di Unnes pada 2 Januari 2010. Pekerjaan pertamanya ialah menjadi penjaga parkir kendaraan khusus karyawan FIP selama lima tahun. Tiga bulan ia ditugaskan untuk membersihkan dan mengecek fasilitas di Gedung A3. Setelah itu, dia ditugaskan sebagai penjaga parkiran. Tujuh bulan kemudian, ia menjadi menjadi cleaning service di A1.

Semua pekerjaan ia lakukan dengan ikhlas. “Bekerja harus ikhlas, berapapun gajinya tak masalah. Saya sudah nyaman dengan lingkungan kampus ini. Jika ada mahasiswa yang membuang sampah sembarangan, saya nggak marah, tak biarin. Nah, nanti saya yang akan membersihkannya,” ucapnya.

Selama delapan tahun lebih bekerja di Unnes, kini, ia mendapat penghargaan atas kerja kerasnya tersebut. Ia mendapatkan penghargaan dari fakultas tempatnya mengabdi. Ia mengajarkan kepada kita, bahwa jumlah gaji, tak perlu dirisaukan. Sebab yang harus kita utamakan dalam bekerja adalah kenyamanan, dan juga keikhlasan.

Reporter   : Nurul Izha Rahmadani

Penyunting:

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *