Linikampus.com-Unnes menyediakan kuota bidikmisi sebanyak 1.406 yang dibagi dalam tiga jalur yaitu SNMPTN, SBMPTN, dan SM. Pada seleksi mandiri Unnes menyediakan sebesar tiga puluh persen dari keseluruhan kuota bidikmisi.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Zaenuri menuturkan beasiswa bidikmisi jalur seleksi mandiri mencapai 1.500 lebih pendaftar.
“Untuk mandiri sekitar tiga puluh persen dan kemungkinan sekitar tiga ratus pendaftar yang diterima, karena SBM sudah menerima sembilan ratus penerima bidikmisi,” ujar Zaenuri saat ditemui di Gedung Rektorat Lantai II, Kamis (15/9).
Calon mahasiswa baru yang mengajukan beasiswa bidikmisi harus mengisi data melalui laman https://bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id/ untuk memperoleh Kode Akses Pendaftaran (KAP) dan Personal Identification Number (PIN). KAP dan PIN tersebut nantinya digunakan untuk mendaftar beasiswa bidikmisi pada jalur SNMPTN, SBMPTN, maupun SM. Namun, pada SBMPTN dan SM mengalami kendala pada saat mengklaim borang KAP dan PIN.
Siti Nur Hidayati, salah satu pendaftar beasiswa bidikmisi mengalami kendala dalam proses klaim KAP dan PIN. Setelah gagal mengklaim KAP dan PIN Bidikmisi beberapa kali, Ida akhirnya menghubungi pihak Unnes bagian yang mengurusi seleksi mandiri via email. Namun tidak ada respon dari pihak Unnes.
“Tanggal 10 setelah pengumuman SBMPTN, sorenya saya daftar seleksi mandiri. Ketika memasukkan KAP dan PIN enggak bisa. Semua data dimasukkin bisa, tapi KAP dan PIN enggak bisa. Saya juga berhari-hari tanya info-info dari Instagram, grup WA, Youtube, ternyata banyak yang ngalamin kaya gitu. Tak kira cuma saya saja. Malah sampe penutupan saya enggak bisa klaim. Teman-teman yang lain juga kaya gitu,” ucap Ida, Senin (12/9).
Akibat kendala tersebut, Ida sempat khawatir karena ia sangat berharap dapat kuliah dengan beasiswa agar tidak membebani kedua orang tuanya. Saat KAP dan PIN Bidikmisi tidak dapat diklaim, ia bimbang antara meneruskan mendaftar atau mundur. Akhirnya ia memilih mendaftar seleksi mandiri dengan jalur reguler sehingga mendapat UKT sebesar 4,5 juta dan SPI sebesar lima juta.
Muh Rizqimaulana mahasiswa baru Pendidikan Biologi juga mengalami hal serupa. “Setelah saya tahu kalau SBM enggak keterima, saya langsung ikut seleksi mandiri. Coba refresh (laman bidikmisi), tanya ke kating, browsing sana sini,” ujar Rizqi, Senin (12/9).
Berbeda dengan Ida, Rizki tidak sampai mengadukan kejadian ini ke pihak Unnes.
Menteri Advokasi BEM KM Unnes, Frans Josua Napitu menerima aduan dari mahasiswa baru yang terkendala dalam proses klaim KAP dan PIN bidikmisi.
“Saya tidak tahu pasti sistemnya karena yang bisa ngakses hanya mahasiswa baru. Yang saya dapatkan adalah informasi yang disampaikan ke saya bukan informasi yang saya tahu secara langsung,” ujar Frans saat ditanya mengenai klaim KAP dan PIN, Jumat (9/8).
Tanggapan Pihak Birokrat
Menurut Zaenuri, permasalahan KAP dan PIN Bidikmisi yang tidak dapat diklaim sudah terjadi sejak penerimaan mahasiswa baru jalur SBMPTN. Hal tersebut dikarenakan adanya perpindahan sistem baru bidikmisi yang sebelumya dipegang oleh kementerian ristekdikti, kini melibatkan kementerian sosial.
Zaenuri memaparkan bahwa pihaknya sudah memberikan informasi terkait permasalahan tersebut. “Jadi ketika kesulitan KAP dan PIN itu bukan dari Unnes, tetapi di sistemnya itu. Kalau yang tidak berhasil kan lebih kepada nasib. Jadi, yang terakhir itu muternya lama dan yang berhasil itu yang awal-awal. Sistem kan bisa macet,” jelas WR I Unnes.
Tidak ada solusi yang ditawarkan dari pihak Unnes. Zaenuri menjelaskan bahwasanya tidak ada pihak yang bisa menjanjikan adanya bidikmisi tambahan bagi mahasiswa baru yang sudah terlanjur mengambil jalur reguler.
Baca Juga : Orda dan UKM Protes Penyelenggaraan Parade PPAK Unnes 2019
“Sebenarnya mereka itu merasa secara ekonomi kurang sehingga perlu bidikmisi. Tetapi dia daftarnya reguler ya harus siap dengan risiko reguler. Tidak boleh mencari-cari kesalahan orang lain. Kalau Anda masuk reguler, harus siap dengan konsekuensi,” tambah Zaenuri.
Rizqi bersyukur bisa diterima di Unnes, meskipun tidak dapat mendaftar bidikmisi dan memilih jalur reguler, ia mendapatkan UKT 5.5 juta dan SPI sepuluh juta.
“Dukanya dapet SPI yang enggak sebanding dengan penghasilan orang tua saya yang cuma dapat gaji di bawah UMR kota. Lah gajinya cuma 700 ribu per bulan, ibu cuma ibu rumah tangga dan memiliki tanggungan tiga anak,” ungkap mahasiswa baru Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) tersebut. (Niamah & Izha)