Dalam memperingati Hari Bumi Sedunia, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Tengah menggelar pameran foto di Kampung Nelayan Tambakrejo, Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara (22/4). Pameran ini bertajuk “Mini Galeri Wajah Kota Semarang” dan mengusung tema “Nyawiji mring Bumi” yang diartikan “Menyatu dengan Bumi” dalam Bahasa Jawa.
Di dalam tenda—foto-foto dipajang—disusun dan dibagi berdasarkan isu-isu lingkungan di Semarang. Di antaranya isu banjir, sampah, alih fungsi lahan, rob, dan penggusuran. Foto-foto ini berasal dari dokumentasi bersama oleh para wartawan yang berada di bawah naungan Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) Semarang, LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Semarang, warga Tambakrejo, serta kontributor lainnya.
Iqbal Alma Ghossan Altofani selaku penanggung jawab pameran mengatakan, bahwa dalam pameran ini terdapat satu blok khusus perjalanan warga Tambakrejo. Kisah itu dimulai ketika mereka masih di dalam rumah, digusur, pindah ke bedeng, hingga mereka pindah ke rumah yang baru.
Selain membuat pameran foto, Iqbal memaknai Hari Bumi Sedunia sebagai momentum untuk berefleksi. “Ini sebenarnya pesan untuk masyarakat, ayolah kita refleksi bareng-bareng. Ini tentang bumi kita. Apakah baik-baik saja atau enggak,” katanya.
Memasuki tenda bagian lainnya, kami dihampiri beberapa anak kecil yang menunjukkan beberapa foto yang dipamerkan. Kami diberitahu, bahwa foto itu merupakan kejadian penggusuran di Tambakrejo yang pernah mereka alami pertengahan Mei 2019.
“Dulu pas digusur, umurku tiga tahun, Kak. Habis digusur itu kita tidur di tenda, nih kaya tenda pameran ini,” kata Dila, salah satu anak kecil yang kami temui saat pameran berlangsung.
Fotografer: Mita
Penulis: Mita & Nazhira