Pemenuhan Gizi Seimbang Saat Isolasi Mandiri di Kos
Kabar

Pemenuhan Gizi Seimbang Saat Isolasi Mandiri di Kos

Ilustrasi Pentingnya Pemenuhan Gizi Seimbang Saat Isolasi Mandiri di Kos. [BP2M/Alfiah]

Hingga kini pandemi Covid-19 di Indonesia belum mereda. Dikutip dari Covid19.go.id, kasus positif di Indonesia per 1 Agustus 2021 mencapai lebih dari 3,4 juta jiwa. Sebagian orang terdekat mulai terinfeksi, tak terkecuali mahasiswa yang berada di sekitar wilayah Universitas Negeri Semarang (Unnes). 

Berdasarkan survei yang diselenggarakan oleh BEM KM Unnes bekerja sama dengan BP2M  dan Omah Sosial sejak tanggal 28 Juni hingga 29 Juli 2021, tercatat sebanyak 109 mahasiswa sedang menjalani isolasi mandiri di sekitar wilayah Unnes. 

Askhia Nur Yashifa, mahasiswi Jurusan Geografi, menyebutkan bahwa selama menjalani isolasi mandiri di kos, pola makannya menjadi lebih teratur dan sehat. 

“Asupan makanan pastinya lebih memperhatikan pedoman nutrisi, selama dinyatakan positif Covid-19, saya menghindari makanan instan. Selain itu pola makan saya sama seperti sebelumnya, tiga kali sehari namun lebih banyak makanan sehat,” ujarnya pada Rabu (28/7).

Berbeda halnya dengan Askhia, Benny Ulung, mahasiswa Jurusan Sosiologi Antropologi memilih untuk mengkonsumsi makanan instan di pekan terakhir isolasi mandiri. 

“Selama menjalani isolasi mandiri di kos, pada pekan pertama saya cukup banyak makan makanan yang sehat dan pola makan lebih teratur karena harus minum obat juga. Namun, di pekan selanjutnya saya memakan makanan instan,” katanya. 

Ia menjelaskan bahwa dirinya tidak mau merepotkan teman untuk membelikan makanan setiap hari. Ia juga menambahkan bahwa saat mengonsumsi makanan instan dirinya tetap melengkapinya dengan konsumsi buah dan protein seperti telur.

Dosen Gizi Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Unnes, Natalia Desy Putriningtyas, mengatakan bahwa konsep gizi seimbang harus selalu diterapkan selama masa pandemi. 

“Konsep gizi seimbang ini harus selalu diterapkan selama pandemi, mengingat seseorang pasti membatasi aktivitas fisik bahkan olahraga. Hal ini yang harus senantiasa diingat karena terkadang ketika pandemi orang mengalihkan perhatian untuk makan tanpa melakukan aktivitas fisik bahkan berolahraga,” katanya pada Minggu (1/8).

Natalia menambahkan, istilah gizi seimbang di dalam gizi berkaitan dengan “isi piringku”. Ia menjelaskan bahwa “isi piringku” tersusun dari 2/3 dari ½ piring makanan pokok; 2/3 dari ½ piring sayur; 1/3 dari ½ piring buah-buahan; 1/3 dari ½ piring lauk pauk. 

“Makanan yang beragam dan bervariasi serta mengandung serat tinggi harus senantiasa diterapkan,” kata Natalia. Menurutnya, prinsip gizi seimbang ini juga menjaga agar seseorang terhindar dari overweight bahkan obesitas yang mana dapat memicu terjadinya serangan jantung, stroke, diabetes bahkan kanker. 

Manfaat Asupan Makanan dan Cairan 

Dalam buku Panduan Gizi Seimbang pada Masa Pandemi Covid-19 keluaran Kementerian Kesehatan RI dijelaskan bahwa konsumsi makanan dengan gizi seimbang dapat menurunkan risiko penyakit kronis dan penyakit infeksi serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, dalam buku tersebut juga disebutkan bahwa sayuran dan buah-buahan merupakan sumber terbaik berbagai mineral, vitamin, dan serat yang mana sangat diperlukan untuk mencukupi kebutuhan gizi demi mempertahankan sistem kekebalan tubuh.

Adapun soal asupan cairan, Natalia menjelaskan bahwa di samping mengonsumsi makanan sehat, konsumsi cairan juga harus senantiasa diperhatikan. 

“Air digunakan sebagai alat transportasi zat gizi dan berbagai komponen di dalam darah, mengatur suhu tubuh dan membantu membuang racun dari dalam tubuh serta sebagai pelumas sendi. Kebutuhan air yang disarankan sebanyak 8-10 gelas/hari,” katanya.

Ia menambahkan bahwa minuman seperti sirup, jus buah dengan pemanis, serta minuman dengan kadar kafein tinggi harus dihindari.

Sementara itu, menurut Benny, informasi dan pengetahuan yang diberikan Puslakes (Pusat Layanan Kesehatan) Unnes mengenai pemenuhan asupan makanan saat isolasi mandiri sudah cukup baik.

“Mahasiswa yang isolasi mandiri di kos diberi arahan yang benar. Selain itu, petugas dari Puskesmas Sekaran juga turut memantau dan memberi arahan melalui Whatsapp,” ujarnya.

Tips Menjalani Isolasi Mandiri di Kos

Natalia menjelaskan bahwa dalam menjalani isolasi mandiri sebaiknya menghindari makanan ringan yang tinggi gula, lemak, maupun garam. 

Menurutnya, makanan ringan yang harus dihindari ialah fast food, fried food, cookies, margarine, dan frozen pizza. Ia juga menambahkan bahwa teknik memasak sayur dengan suhu tinggi juga harus dihindari karena memicu terjadinya overcook sehingga kandungan vitamin dapat berkurang.

“Mahasiswa tetap harus mengkonsumsi makanan bergizi mengandung energi, protein tinggi meskipun tidak ada nafsu makan tetap harus makan. Support system dari lingkungan, keluarga, teman kos, dan dukungan kesehatan bahkan psikososial dari tenaga ahli juga dibutuhkan,” ujarnya.

Natalia berharap mahasiswa tidak mudah percaya dengan berbagai berita bohong mengenai makanan tertentu yang dapat memulihkan kondisi kesehatan, sehingga dikonsumsi secara berlebih.

 

Reporter : Jihan 

Editor: Hani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *