Pemilihan Umum Raya (Pemira) Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Semarang 2021 dilaksanakan pada 5 Januari 2022. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa Unnes terhadap pelaksanaan Pemira KM Unnes, tim penelitian dan pengembangan BP2M Unnes mengadakan survei pada 9 – 25 Desember 2021 menggunakan formulir daring.
Sampel dalam survei ini sebanyak 211 responden dari 8 fakultas yang diambil dengan menggunakan metode simple random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari anggota populasi dengan cara acak tanpa harus memperhatikan strata yang ada di dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2001:57).
Jumlah mahasiswa aktif Unnes tahun 2021 adalah 44.419 orang sehingga ukuran sampel menjadi 209 orang dengan margin of Error sebesar 6,9%. Survei ini telah diisi oleh mahasiswa Unnes dari angkatan 2021 sebesar 17%, angkatan 2020 sebesar 31,3%, angkatan 2019 sebesar 43,1%, angkatan 2018 sebesar 6,2%, angkatan 2017 sebesar 1,4%, angkatan 2016 sebesar 0,5%, dan 0,5% tidak teridentifikasi.
Responden yang didapatkan adalah sebagai berikut.
- Mahasiswa FMIPA : 9 orang responden
- Mahasiswa FBS : 48 orang responden
- Mahasiswa FIS : 89 orang responden
- Mahasiswa FE : 25 orang responden
- Mahasiswa FIP : 23 orang responden
- Mahasiswa FIK : 3 orang responden
- Mahasiswa FT : 2 orang responden
- Mahasiswa FH : 12 orang responden
Seputar Pemilihan Umum Raya
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh tim penelitian dan pengembangan BP2M Unnes, dapat dilihat bahwa 90% responden mengetahui akan diselenggarakannya Pemira dan hanya 10% yang tidak mengetahui. Sedangkan, menurut data yang didapat, 57,8% responden tidak mengetahui tentang mekanisme Pemira tahun ini dan hanya 42,2% responden yang menyatakan tahu.
Mahasiswa Unnes mengetahui informasi seputar Pemira melalui media sosial. Hal ini diperkuat dengan 50,7% responden memperoleh informasi melalui media sosial, 42,2% responden melalui kawan, sementara sisanya memperoleh informasi melalui organisasi kemahasiswaan, linikampus, sosialisasi juklak juknis atau sebagainya.
Dalam kontestasi Pemira, baik penyelenggara, peserta, dan partisipan Pemira harus menciptakan iklim demokrasi yang baik. Saat ini pembahasan utama yang perlu diperbincangkan dalam kontestasi Pemira adalah kekerasan gender dan perempuan. Hal ini diperkuat dengan hasil survei yang didapat, 68,2% responden memilih isu kekerasan gender dan perempuan, 47,9% responden memilih beasiswa dan perencanaan karier, dan 47,4% responden memilih pandemi dan kuliah luring.
Keterlibatan dalam Pemira
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh tim penelitian dan pengembangan BP2M Unnes, dapat dilihat bahwa tingkat partisipasi mahasiswa Unnes untuk mengikuti Pemira pada 5 Januari mendatang akan cukup tinggi, terbukti dengan 84,8% responden menyatakan akan memilih dan 15,2% tidak memilih.
Setiap pemilih akan memiliki alasan yang mendasari dalam memilih. Alasan utama seseorang memilih calon Presma dan Wapresma ialah berdasarkan gagasan dan program, figur dan personalia, dan memilih saja tanpa perlu alasan. Berdasarkan data yang didapatkan oleh tim, 56,9% responden memilih karena gagasan dan program, 12,3% responden memilih karena figur dan personalia, dan 10% responden memilih karena memilih saja tanpa perlu alasan.
Fenomena Penarikan KTM
Dalam kontestasi Pemira, salah satu hal yang perlu disiapkan oleh tim pemenangan maupun calon yang maju adalah Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Suatu hal yang biasa jika tim pemenangan meminta KTM untuk kepentingan pemira. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil survei yang didapat, 76,3% responden mengetahui fenomena penarikan KTM sedangkan 23,7% responden tidak mengetahui.
Sementara itu data yang didapatkan oleh tim, 67,8% responden menyatakan pernah diminta KTM selama Pemira dan 32,2% responden menyatakan tidak pernah.
Setiap tim pemenangan dan calon yang maju tentu memiliki tujuan dalam meminta KTM. Berdasarkan data yang diperoleh, 55,9% mengetahui tujuan dari meminta KTM, sedangkan 44,1% responden tidak mengetahui tujuan tersebut.
Dalam fenomena penarikan KTM ini tidak ada pemaksaan dan atau ancaman. Terbukti dengan 94,3% responden menyatakan tidak ada paksaan atau ancaman, sedangkan 5,7% responden menyatakan ada.
Hasil survei ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan Pemira KM Unnes 2021. Bukan hanya dari segi aspek formal politik elektoral semata, survei ini juga berusaha melihat basis politik substansial dan perilaku pemilih. Sehingga dapat memberikan informasi sebenar-benarnya untuk menjadi pertimbangan bagi penentuan kebijakan program dan agenda KM Unnes selanjutnya, sikap mahasiswa, dan referensi bagi pihak-pihak yang bergerak dalam ranah kepentingan publik mahasiswa.
(LITBANG BP2M)