Survei Sikap Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Terhadap Aksi Demonstrasi
Berita Kabar Kilas

Dihadiri Penulis dan Sutradara, Nobar Laut Bercerita Pikat Antusias Penggemar

Suasana pada saat sesi tanya jawab setelah pemutaran film Laut Bercerita di Gedung Serbaguna FIB Undip, Kamis (05/10). [Adinan/BP2M]

Kamis (05/10) Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) menyelenggarakan acara “Nobar Offline #5 Laut Bercerita” di Gedung Serbaguna Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (Undip). Acara tersebut didatangi langsung oleh penulis novel Laut Bercerita, Leila S. Chudori, serta sutradara film Laut bercerita, Pritagita Arinegara. 

Istiqbalul Fitriya selaku panitia kegiatan mengatakan walaupun acara baru akan dimulai 19.00 WIB, tapi peserta sudah mulai berdatangan ke lokasi pada pukul 15.00 WIB. Hal tersebut lantaran tidak semua peserta mendapatkan tiket yang dibagikan secara daring. Jika tetap ingin mengikuti acara, peserta yang belum mendapatkan tiket mesti berlomba-lomba mangantre untuk memperoleh tiket yang disediakan di tempat (tiket on the spot). 

“Peserta undangan ada 150 orang, yang daftar (secara daring) 350 orang, berarti kan 500 orang. Nah, yang on the spot lebih dari 100 orang.  Jadi, total pesertanya mungkin lebih dari 600 orang,” tutur Istiq yang malam itu juga bertugas sebagai pembawa acara.

Film pendek berdurasi 30 menit yang disutradarai oleh Pritagita ini sudah cukup menggambarkan keseluruhan alur cerita dari Laut Bercerita. Hal itu  disampaikan oleh Rachel sebagai salah peserta. “Kak Prita sudah cukup mengambil intisari dari versi novelnya,” ucapnya.

Laut Bercerita mengisahkan tentang sekelompok aktivis mahasiswa yang hilang pada tahun 1998. Novel bergenre fiksi sejarah atau historical fiction pertama kali terbit pada Oktober 2017. Kini novel tersebut sudah memasuki cetak ulang yang ke-66.

Kendati Laut Bercerita merupakan karya fiksi, Leila S. Chudori mengungkapkan novelnya tetap bisa dijadikan alternatif  untuk mengenal sejarah Indonesia. “Karena dalam sejarah resmi tidak ditulis secara rinci. Akhirnya sastra dan jurnalistik yang mengisi kekosongan itu,” ungkap perempuan yang juga merupakan mantan wartawan Tempo itu, dalam kegiatan bedah buku terbarunya, Namaku Alam, yang digelar esok harinya di lokasi yang sama, Jumat (06/10).

Kegiatan nobar, diskusi, dan bedah buku ini merupakan hasil kerja sama antara KPG dan beberapa lembaga, seperti seperti Yayasan Dian Sastrowardoyo, Gramedia Semarang, Kolektif Histeria, Bukit Buku, serta Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Undip.

 

Reporter: Novyana, Irsyadassabila

Editor: Adinan Rizfauzi

 

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *