oleh: Afifah Qurota Aini
IDENTITAS BUKU
Judul buku : Sunset dan Rosie
Pengarang : Tere Liye
Genre : Drama dan Romansa
Penerbit : Republika Penerbit
Tahun terbit : 2008
Tebal buku : 426
Cerita ini berfokus pada hubungan Tegar dan Rosie, yang telah bersahabat sejak kecil. Namun, cinta Tegar terhadap Rosie dipendamnya sebab sang gadis lebih memilih pria lain untuk dinikahinya. Meskipun telah menjalin persahabatan yang panjang, mereka harus menghadapi berbagai ujian dalam hidup. Setelah Rosie memilih cinta orang lain, Tegar berusaha mengesampingkan perasaannya demi kebahagiaan sahabatnya. Rasanya Tegar dipaksa harus bahagia oleh keadaan dengan melihat mereka menikah.
Kehidupan pernikahan Rosie tampak bahagia dengan kehadiran empat anak yang lucu dan pintar. Namun, kebahagiaan itu sirna setelah tragedi menimpa, mengakibatkan salah satu dari mereka menjadi korban, yang membuat Rosie terpuruk dan mengguncang anak-anaknya yang masih kecil.
Setelah kejadian itu, Tegar menjadi sosok penting dalam hidup Rosie, selalu meluangkan waktu untuk membantunya bangkit kembali. Meskipun cintanya tak terbalaskan, Tegar mengutamakan kebahagiaan Rosie di atas segalanya. Ia kemudian membawa Rosie ke Pulau Gili Trawangan, tempat indah yang menawarkan kedamaian dan semangat untuk melanjutkan hidup. Di pulau ini, Tegar menemukan ketenangan sekaligus menghadapi konflik batin antara tetap mendampingi Rosie atau melanjutkan hidupnya sendiri.
Pembawaan cerita yang dituangkan oleh Tere Liye berhasil membawa pembaca merasakan kehilangan dan pengorbanan yang dilakukan oleh Tegar kepada Rosie. Tere Liye juga berhasil dalam menggambarkan konflik dan emosi dalam cerita. Buku ini ditulis dengan gaya bahasa puitis, tapi hal itu tidak menjadi penghalang pembaca dalam memahaminya. Penggambaran keindahan Pulau Gili Trawangan sangat mendalam dan memukau. Latar cerita menyoroti pesona pulau ini dengan indah, menampilkan keindahan alam dan suasana nyaman yang menciptakan kesan romantis.
Namun, alur cerita beberapa bagian terasa panjang saat dibaca sehingga memungkinkan pembaca bosan pada bagian ini, terutama pada konflik batin yang dialami Tegar, membuat cerita ini menjadikan tokoh lainnya seperti Rosie ataupun Nathan kurang ditemukan oleh pembaca. Dalam cerita ini, anak-anak Rosie memainkan peran penting, akan tetapi penulis kurang menggali dan menjelaskan tentang latar belakang anak anaknya. Hal ini yang membuat peran anak-anaknya hanya seperti peran pendukung, bukan peran utama. Akhir cerita buku ini tidak memberikan akhir cerita yang dapat dilihat, meskipun ini bisa menjadi kekuatan akan tetapi mungkin pembaca akan merasa tidak puas dengan keraguan yang menyelimuti mereka.
Dalam buku yang penuh pelajaran ini Tere Liye mengajarkan bahwa cinta sejati tidak harus memiliki, karena terkadang cinta sejati itu terbentuk saat kita bisa merelakan cinta itu dan mendukung kebahagiaan orang yang kita cintai. Tere Liye berhasil menyentuh perasaan pembaca dengan cerita yang sederhana akan tetapi penuh makna ini meskipun mempunyai kekurangan, kelebihan cerita ini lebih menonjol sehingga menjadikan karya ini dikenang. Novel ini sangat cocok untuk pembaca yang sedang merasakan cinta namun tak terbalas dengan segala pengorbanan. Buku ini juga menyampaikan pesan moral yang layak untuk dibaca oleh siapapun yang sedang mencari motivasi dalam menjalani cobaan hidup.
Mahasiswi Pendidikan Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang