Kabar Kilas

MPR Goes to Campus: Pentingnya Transisi Energi bagi Masa Depan Generasi Muda

Seminar kebangsaan MPR Goes to Campus di Gedung Borobudur LPPM Unnes (Jumat, 14/2/2025) [Puji Listari/BP2M]
Seminar kebangsaan MPR Goes to Campus di Gedung Borobudur LPPM Unnes (Jumat, 14/2/2025) [Puji Listari/BP2M]

Universitas Negeri Semarang (Unnes) menjadi tuan rumah dari kegiatan “MPR Goes to Campus” yang berlangsung di Ruang Borobudur Gedung Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, pada Jumat (14/02/25). Seminar yang bertemakan “Urgensi Transisi Energi Mencegah Dampak Perubahan Iklim” menjadi kuliah umum bagi semua mahasiswa Unnes, terutama yang tengah melangsungkan mata kuliah pendidikan konservasi.

Ruang interaktif ini dihadiri oleh peserta yang terdiri dari para dosen, Kader Konservasi Unnes, anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), maupun mahasiswa dari berbagai jurusan. Seminar ini menyuguhkan wawasan seputar konservasi dan transisi energi berkelanjutan yang erat kaitannya dengan masa depan generasi muda.

“Iklim sangat dekat dengan mahasiswa dan anak muda karena ini menyangkut masa depan mereka.” Itulah sepenggal pernyataan Dr. Eddy Soeparno, S.H., M.H. yang menjadi pembicara sekaligus Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI). Hal ini sejalan dengan tujuan utama diadakannya ruang diskusi antara akademisi dengan MPR RI.

Seminar ini diawali oleh sambutan dari Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Zaenuri, M.Si, akt. Lalu, dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Dr. Eddy Soeparno, S.H., M.H tentang pentingnya transisi energi untuk diimplementasikan di Indonesia.

“Setidaknya ada empat aspek yang menyumbang polusi, yaitu dari PLTU, transportasi, industri, dan rumah tangga,” ungkapnya. Menurutnya, transisi energi yang lebih bersih dan berkelanjutan dapat mengurangi ketergantungan pada sumber-sumber polusi tersebut.

Tak hanya kedua pembicara itu, hadir Prof. Dr. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. sebagai Kepala Subdirektorat Konservasi UNNES.

“Ada lima belas mobil listrik dan bisa dimonitor lewat sistem,” ujar dosen yang biasa dipanggil Prof Nana. Seimbang dengan mudahnya akses transportasi yang akrab disebut shuttle ini. Shuttle telah lama beroperasi dan menjadi prasarana lalu-lalang Mahasiswa Unnes di dalam kampus.

“Kita di sini bertugas untuk melaksanakan konstitusi. Salah satunya, Pasal 28 H Undang-Undang Dasar 1945, disebutkan bahwa masyarakat berhak hidup di lingkungan yang sehat. Saya juga menerima masukan dan aspirasi dari teman-teman sekalian untuk bisa kita kelola, bisa kita urai kalau ada permasalahannya. Kira-kira apa solusi yang terbaik?” tegas Dr. Eddy dalam mengartikulasikan kembali tujuannya berdialog dengan para mahasiswa dari berbagai kampus yang telah dikunjungi.

Keresahan juga ia sampaikan lewat data yang tengah dipaparkan, “Energi terbarukan kita ini sudah mencapai 23%. Tetapi, hari ini masih 14%.” Hal ini tentunya memantik semangat para mahasiswa yang ingin bertanya.

Vinka Ayu Andwaristya sebagai Duta Konservasi Unnes bertanya, “Bagaimana program pemerintah khususnya MPR RI dalam upaya pencegahan dampak perubahan iklim? Sedangkan lahan terbuka hijau diketahui semakin hari semakin sempit.”

Wakil Ketua MPR RI itu menanggapi jawabnya, “Mengenai pengurangan lahan, selalu akan ada konflik antara lahan hutan dengan kebutuhan makanan dan hutan dengan kebutuhan energi. Tapi, sekarang ini ada konsep untuk membangun hutan tanaman energi.” Sehingga kedua kebutuhan itu diharapkan bisa terpenuhi.

Dr. Eddy berharap dengan membawa isu-isu ini kepada kalangan akademisi dapat meningkatkan kesadaran para mahasiswa dan civitas akademika mengenai krisis iklim.

“Jadi supaya masyarakat, terutama mahasiswa jadi semakin melek terhadap isu ini. Kami berharap, semakin melek, semakin peduli, dan semakin tergerak memberikan aksi terhadap masalah ini,” pungkasnya.

Seusai seminar, ia menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi, pembahasan secara interaktif, dan juga pembekalan materi secara online.

Dalam sesi siaran persnya, Dr. Eddy mengungkapkan, “Setiap diskusi interaksinya pasti tinggi. Tetapi saya kagum di Unnes ini, mahasiswanya sangat aktif. Sangat aktif dalam bertanya. Mudah-mudahan ini sebagai bentuk dari kepedulian mahasiswa Unnes terhadap isu-isu lingkungan ini.”

Reporter : Puji Listari, Lidwina Nathania

Penulis: Puji Listari, Lidwina Nathania

Editor: Anastasia Retno

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *