Berita Kilas

Ruwat Rawat PGSD: Aliansi Mahasiswa Unnes Peringati Runtuhnya Gedung Kunthi dan Tuntut Perbaikan Fasilitas

Mahasiswa PGSD UNNES gelar aksi Ruwat Rawat di Kampus Ngaliyan, menuntut perbaikan fasilitas dan menyuarakan soal isu pemindahan ke kampus pusat (Senin, 17/02/2025). [Magang BP2M/Zahwa Zahira]
Mahasiswa PGSD UNNES gelar aksi Ruwat Rawat di Kampus Ngaliyan, menuntut perbaikan fasilitas dan menyuarakan soal isu pemindahan ke kampus pusat (Senin, 17/02/2025). [Magang BP2M/Zahwa Zahira]

Aksi Ruwat Rawat Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) diselenggarakan oleh aliansi mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM), Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (BEM FIPP), dan Himpunan Mahasiswa (HIMA). Menurut Ketua BEM KM FIPP, Majid Saiful Moslich, aksi ini bertujuan untuk mengenang robohnya Gedung Kunthi pada Jumat (17/02/2023) serta mengevaluasi apakah hasil audiensi setelah peristiwa tersebut telah dilaksanakan dengan semestinya. Aksi ini berlangsung di Kampus PGSD UNNES Ngaliyan dimulai pada pukul 16.00 WIB Senin (17/02/2025).  

Alfia Fairuz, selaku Korwil HIMA PGSD mengatakan bahwa ada sedikit perbedaan acara tahun ini dengan tahun sebelumnya, yaitu terletak pada fokus menindaklanjuti audiensi yang belum terealisasi, seperti renovasi gedung dan isu pemindahan PGSD ke kampus pusat. Isu pemindahan ini muncul setelah serangkaian kejadian runtuhnya gedung pada akhir Januari 2025 akibat hujan deras.

Kejadian tersebut mendorong audiensi dengan Wakil Rektor 2, yang kemudian mengusulkan pemindahan PGSD ke kampus pusat untuk mengatasi masalah fasilitas. Namun, Akmal, Menteri Koordinator Sosial Politik BEM KM UNNES, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap usulan tersebut karena kondisi kampus pusat yang sudah penuh serta pertimbangan sosial dan psikologis yang kurang tepat.

“Ini jadi pekerjaan rumah bagi Unnes, bagaimana caranya mereka merawat, bukan malah lempar balik dan memindahkannya ke Sekaran,” jelasnya.

Selain itu, mahasiswa PGSD mengeluhkan fasilitas yang ada di kampus, seperti Air Conditioner (AC) di gedung perkuliahan yang rusak dan tidak terawat. Meskipun fasilitas tersebut sudah tersedia, perawatannya masih kurang maksimal, sehingga tidak berfungsi dengan baik.

“Iya, betul. Gedung ini kalau misalkan hanya lantai dua itu dinyalakan semua AC-nya, daya listriknya nggak mencukupi,” ujar Majid, mahasiswa PGSD. 

Keluhan serupa juga datang dari mahasiswa lain yang menilai bahwa pemeliharaan fasilitas tidak menjadi prioritas kampus. Perbaikan yang dilakukan cenderung sementara tanpa perawatan yang berkelanjutan.

Aksi ini juga menjadi ajang untuk mengingatkan pihak kampus bahwa pemenuhan hak mahasiswa, terutama dalam hal fasilitas yang layak, adalah tanggung jawab mereka. Mahasiswa PGSD berharap aspirasi mereka didengar dan dilaksanakan dengan serius demi kemajuan kampus serta kenyamanan dalam proses belajar mengajar.

Para mahasiswa berharap aksi ini dapat menjadi tekanan bagi birokrasi Unnes untuk segera mengambil langkah nyata. Mereka ingin agar aksi ini bukan hanya peringatan tahunan, tetapi merupakan bentuk perjuangan untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

“Harapan kami, tuntutan yang sudah disampaikan dalam audiensi bisa segera dipenuhi. Kami ingin ada komitmen yang jelas dari kampus untuk menjaga fasilitas dan hak mahasiswa,” tutup Alfia Fairuz, koordinator wilayah HIMA PGSD.

Meski mendapat berbagai respons dari pihak kampus, mahasiswa berjanji akan terus  mengawal isu ini hingga ada kepastian terkait nasib PGSD UNNES di masa depan.

Repoter: Salma Afifah (Magang BP2M), Zahwa Zahira (Magang BP2M), Nabilla Pramita (Magang BP2M), Husain akmal (Magang BP2M), Muhammad Sultan (Magang BP2M), Mela (Magang BP2M), Vivin Santia (Magang BP2M), Haidar Ali (Magang BP2M), Gemilliano (Magang BP2M)

Penulis: Salma Afifah, Zahwa Zahira, Nabilla Pramita, Husain akmal, Muhammad Sultan

Editor: Anastasia Retno

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *