Advertorial Beranda

Menemukan Makna di Jantung Riset Kebijakan Indonesia

Crew Panitia IRI Fair 2024 (18/8/2024) [Dimas]
Crew Panitia IRI Fair 2024 (18/8/2024) [Dimas]

Kisah Magang dari Forum Geopolitik ke Dunia Inovasi BRIN

Perjalanan saya menuju dunia riset nasional dimulai dari sebuah ruang diskusi yang sangat menginspirasi: panel geopolitik Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) pada awal 2024. Kala itu, saya hadir sebagai peserta aktif yang ingin memperluas wawasan tentang isu global. Di forum itulah saya pertama kali mengenal lebih dekat sosok Prof. Dr. Dewi Fortuna Anwar, pendiri FPCI, cendekiawan politik, sekaligus peneliti senior di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Dengan penyampaian yang cerdas dan membumi, Prof. Dewi menguraikan dinamika geopolitik Indo-Pasifik, posisi strategis Indonesia, dan pentingnya riset dalam menentukan arah kebijakan negara. Tak pernah saya sangka, beberapa bulan kemudian, saya menerima email pribadi darinya yang berisi undangan untuk bergabung dalam program magang riset di Pusat Riset Politik BRIN, sekaligus menjadi bagian dari panitia Indonesia Research and Innovation (IRI) Fair  BRIN 2024.

Menapaki Gerbang Utama  Riset Strategis

Saya memulai program magang pada Juli 2024 dengan skema Work From Home (WFH), di mana pertemuan langsung di kantor pusat BRIN Gatot Subroto hanya dilakukan satu kali dalam seminggu. Meski mayoritas kegiatan dilakukan secara daring, saya tetap mendapatkan pembimbingan yang intensif dan arahan langsung dari para peneliti senior. Lingkungan kerja virtual BRIN terasa profesional sekaligus terbuka, memungkinkan saya terlibat aktif dalam berbagai aktivitas riset dari jarak jauh.

Fokus utama magang saya adalah proyek riset terkait arah kebijakan luar negeri Indonesia di tengah dinamika multi polaritas global. Saya dilatih menyusun kerangka konseptual dengan pendekatan teoritis dan metodologis yang mendalam. Aktivitas sehari-hari saya melibatkan pencarian dan pengolahan data sekunder dari jurnal akademik, laporan lembaga internasional, serta dokumen kebijakan luar negeri resmi. Selain itu, saya juga menganalisis konten-konten strategis yang berkaitan dengan posisi Indonesia dalam organisasi regional seperti Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), maupun dalam kerja sama bilateral dan multilateral.

Pekerjaan tersebut mengasah kemampuan berpikir kritis, ketelitian dalam membaca teks kebijakan, serta kepekaan terhadap konteks politik global yang dinamis. Saya benar-benar belajar bahwa riset tidak hanya soal mengumpulkan data, tetapi juga membentuk cara berpikir yang sistematis dan objektif dalam menjawab persoalan-persoalan kebijakan publik. Di bawah arahan Prof. Dewi, saya belajar melihat masalah tidak hanya dari sisi akademis, tetapi juga mempertimbangkan relevansi sosial dan politiknya.

Jejak Inspirasi di Panggung IRI Fair BRIN 2024

Selain kegiatan riset, saya mendapatkan pengalaman luar biasa sebagai bagian dari Selain mendalami riset, saya dipercaya menjadi bagian dari tim Komunikasi Publik dan Dokumentasi di IRI Fair BRIN 2024. Dalam peran ini, saya mengelola narasi acara, publikasi konten, hingga mendampingi narasumber penting dan tamu undangan. Bekerja dalam tim lintas divisi menuntut saya untuk berkoordinasi cepat, berkomunikasi efektif, dan menyusun informasi secara terstruktur agar dapat dipahami publik.

Saya berkesempatan mendampingi berbagai sesi penting yang dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional, akademisi senior, dan perwakilan lembaga internasional. Selama proses berlangsung, saya juga terlibat dalam penyiapan materi promosi, pengelolaan siaran langsung daring, dan penyusunan dokumentasi pasca-acara. Dari kegiatan ini, saya belajar bahwa menyampaikan hasil riset kepada masyarakat luas juga merupakan bagian integral dari kerja-kerja ilmu pengetahuan. Di sinilah saya memahami bahwa kolaborasi antara peneliti dan tim komunikasi sangat penting agar hasil kajian benar-benar berdampak luas.

Dinamika Lapangan dan Cerita Data Enumerator Survei Indeks Gizi BRIN

Salah satu pengalaman paling membekas selama magang adalah ketika saya terjun langsung ke masyarakat sebagai enumerator (surveyor/junior researcher) dalam program Survei Indeks Gizi BRIN. Dalam kegiatan ini, saya ditugaskan untuk mengumpulkan data primer dari warga di beberapa desa melalui wawancara tatap muka. Tugas tersebut tidak hanya mengandalkan kemampuan komunikasi, tapi juga menguji kesabaran dan integritas dalam menjalankan prosedur pendataan.

Sebelum turun lapangan, saya mendapatkan pelatihan metodologis mengenai teknis pengambilan sampel, cara menyampaikan pertanyaan sesuai pedoman etika riset, serta pengisian formulir data berbasis aplikasi. Setelahnya, saya bersama tim survei melakukan koordinasi intensif dengan perangkat desa dan kecamatan untuk memperoleh izin serta dukungan selama proses pendataan berlangsung. Pengalaman ini membuka mata saya bahwa kerja lapangan bukan hanya soal mengumpulkan data, tetapi juga membangun kepercayaan dengan masyarakat dan memastikan riset berjalan secara partisipatif.

Saya mencatat setiap jawaban responden secara hati-hati, memverifikasi informasi yang diberikan, dan memastikan semua indikator survei tercakup sesuai standar. Ketepatan waktu dalam mengumpulkan dan mengunggah data ke sistem BRIN menjadi bagian penting dari tanggung jawab saya. Dari pengalaman ini, saya benar-benar menyadari betapa riset berbasis lapangan memerlukan ketangguhan mental, kepekaan sosial, serta kedisiplinan tinggi.

Makna Riset dari Mahasiswa untuk Masa Depan Bangsa

Enam bulan magang di BRIN bukan sekadar masa kerja, melainkan periode transformasi intelektual dan pembentukan karakter. Saya belajar bahwa riset adalah bentuk pengabdian paling mendasar dalam menciptakan kebijakan publik yang berbasis data dan bernilai jangka panjang. Melalui bimbingan Prof. Dewi Fortuna Anwar dan keterlibatan langsung dalam berbagai aktivitas riset dan komunikasi publik, saya merasa semakin yakin bahwa generasi muda harus aktif mengambil bagian dalam proses-proses strategis negara, baik di balik meja riset maupun di tengah-tengah masyarakat.

Saya belajar bahwa riset adalah pondasi bagi kemajuan masyarakat, dan lembaga seperti BRIN menjadi motor penggerak utama dalam pembangunan berbasis ilmu pengetahuan. Prof. Dewi sering menekankan bahwa, “Menjadi peneliti bukan hanya tahu banyak, tapi tahu bagaimana berpikir secara sistematis dan berpihak pada kepentingan publik.”

Magang ini membentuk saya untuk lebih percaya diri, profesional, dan memiliki orientasi kontribusi nyata. Saya kini menyadari bahwa generasi muda Indonesia perlu hadir secara aktif dalam ruang-ruang riset dan kebijakan. Tidak harus menjadi ahli dahulu, tetapi cukup dengan semangat belajar dan keberanian untuk terlibat.

Bagi saya, riset adalah jalan hidup, tak sedangkal guna menulis skripsi atau mengejar nilai, tetapi untuk menopang kemajuan bangsa melalui data, analisis, dan inovasi kebijakan yang berdampak nyata. BRIN, dalam hal ini, menjadi ruang yang sangat berharga bagi saya untuk tumbuh, belajar, dan berkontribusi.

Akhir Perjalanan, Awal Dedikasi

Bagi saya, BRIN bukan sekadar lembaga negara, melainkan ekosistem ilmu pengetahuan yang membuka peluang bagi generasi muda untuk ikut membentuk masa depan bangsa. Perjalanan dari forum diskusi FPCI hingga ke survei lapangan Survei Indeks Gizi BRIN membuktikan bahwa kesempatan dan perubahan dapat hadir dari mana saja, asalkan kita memiliki semangat belajar, kemauan berkontribusi, dan kesiapan untuk terus bertumbuh.

Untuk mahasiswa dan generasi muda yang ingin berkiprah dalam dunia riset dan kebijakan, magang di BRIN bukan hanya tentang pengalaman kerja, tetapi tentang menemukan panggilan intelektual untuk Indonesia yang lebih baik.

Penulis: Dimas Wahyu Pratama Putra (Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Negeri Semarang)

Editor: Anastasia Retno Pinasti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *