Tantangan pemenuhan hak penyandang disabilitas di Kota Semarang masih menjadi persoalan serius. Isu ini mengemuka dalam diskusi publik bertajuk “Tumbuh di Sela-Sela bersama Disabilitas” yang digelar di Gedung Oudetrap, Kota Lama, pada Minggu (10/8/2025). Diskusi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Semarang Writers Week V.
Acara berdurasi satu jam ini dibuka dengan penampilan akustik The Harfest dan menghadirkan Lani Setyadi, selaku Direktur Yayasan Yogasmara, sebagai pembicara utama. Lani menekankan bahwa memahami disabilitas merupakan proses yang dimulai dari kesadaran diri.
“Pertama, kita harus menumbuhkan awareness (kesadaran), kemudian accepting (menerima), dan akhirnya memahami mereka,” ujarnya.
Lani menjelaskan, pemenuhan hak penyandang disabilitas, khususnya anak-anak dengan autisme di Kota Semarang, sudah cukup terjamin. Namun, untuk kalangan remaja dan dewasa, pemenuhan tersebut masih perlu ditingkatkan.
“Kami berupaya mengadvokasikan hak penyandang disabilitas kepada pemerintah agar dapat terpenuhi dengan baik,” tambahnya.
Yayasan Yogasmara sendiri merupakan lembaga yang memberikan layanan pendidikan bagi anak autis sekaligus edukasi bagi orang tua. Lembaga ini juga aktif memperjuangkan hak-hak anak disabilitas dan membangun relasi dengan berbagai pihak.
Acara yang berlangsung selama satu jam ini menarik perhatian puluhan peserta dari berbagai kalangan, seperti penyandang disabilitas, aktivis, dan masyarakat umum yang peduli terhadap isu inklusivitas.
Nazhira, salah satu peserta, mengatakan tertarik mengikuti diskusi karena memiliki teman penyandang disabilitas. Ia ingin mengetahui sudut pandang orang tua yang memiliki anak disabilitas sekaligus menambah wawasan.
“Acara di hari Minggu seperti ini bikin waktu jadi terisi dengan hal positif dan produktif,” ujarnya.
Hal serupa disampaikan Angelina Myesha, mahasiswa Universitas Diponegoro. Ia menilai forum ini menjadi ruang penting untuk mengangkat suara kelompok disabilitas. Angel berharap kegiatan serupa dapat digelar secara rutin agar isu inklusivitas semakin dikenal luas.
“Harapannya ya semakin banyak orang yang peka dan mau terlibat dalam upaya menciptakan lingkungan yang ramah disabilitas,” pungkasnya.
Reporter dan Penulis: Anastasia Retno
Editor: Puji Listari