Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) merupakan hal penting untuk beberapa mahasiswa yang berhak dibantu. Masalah finansial yang sebelumnya ada, menjadikan KIP-K sebagai alat penyokong biaya pendidikan mahasiswa. Namun, kendala terkait keterlambatan pencairan dana KIP-K menjadi keluhan sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes). Sebagaimana harus tepat waktu seperti dalam pengumuman yang ditujukan bagi penerima, banyak mahasiswa yang masih menunggu dana tersebut cair. Hal ini tentu menjadi ancaman bagi mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Bagaimana tanggapan mereka terkait keterlambatan pencairan dana KIP-K?
Menurut salah satu mahasiswa Fakultas Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Semarang (Unnes), rata-rata keterlambatan pencairan bisa mencapai 2 hingga 3 bulan dari jadwal yang sudah seharusnya.
“Di semester satu aslinya itu Agustus, tapi keluarnya bulan November, berarti telat sekitar 3 bulan,” jelasnya.
Ia juga melanjutkan bahwa kedepannya perlu lebih tepat waktu. Jika ada keterlambatan, setidaknya kampus wajib memberikan pengumuman ke mahasiswa.
Hal serupa juga terjadi di Fakultas Hukum Unnes. Salah seorang mahasiswa mengatakan bahwa keterlambatan pencairan dana KIP-K mencapai satu hingga dua bulan dari waktu yang telah ditentukan. Ia menyebut, alasan keterlambatan pencairan tersebut ialah pengajuan tahap awal yang diproses secara berangsur-angsur. Sehingga, ia beranggapan bahwa tahap selanjutnya pasti akan lebih lama. Maka, tak heran jika proses pencairan dana KIP Kuliah mengalami keterlambatan.
Keterlambatan penyaluran dana KIP-K semester ganjil ini menjadi keresahan banyak mahasiswa, terutama bagi mereka yang menganggap KIP-K utnuk menunjang kebutuhan sehari-hari selama masa kuliah. Banyak mahasiswa mengeluhkan lambatnya birokrasi dalam mengatur dana pencairan KIP-K.
Salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis merasa bahwa pencairan KIP Kuliah semester ini memakan waktu yang cukup lama.
“Menurut saya, proses pencarian KIP-K semester ini lumayan lama, soalnya beberapa universitas sudah ada yang cair, dilihat pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) saja belum diperbarui yang berarti, proses pencarian mungkin akan terlambat sama seperti semester satu kemarin,” keluhnya.
Urus sana-sini
Para penerima KIP-K menyampaikan bahwa beberapa fakultas masih kurang responsif saat ditanyakan terkait keterlambatan pencairan dana KIP-K. Dalam menyampaikan informasi dan menanggapi keluhan, fakultas justru melimpahkannya pada ikatan penerima beasiswa yang dikelola oleh mahasiswa.
Agus, seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran, turut mengalami kendala yang sama yaitu keterlambatan pencairan dana KIP-K. Ia mengungkapkan bahwa keterlambatan tersebut bahkan dapat mencapai dua bulan. Salah seorang temannya dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), menyatakan bahwa pihak fakultas belum tepat waktu dalam mengajukan pencairan dana kepada pihak universitas.
Berbagai alasan jadi kendala pencairan dana
Di Fakultas Kedokteran (FK), keterlambatan pencairan dana KIP-K juga menjadi persoalan serius. Seorang mahasiswa FK angkatan 2022, menuturkan bahwa pada awal masa studinya pencairan dana KIP-K selalu tepat waktu. Namun, sejak muncul isu peretasan laman KIP-K, pencairan mulai mengalami keterlambatan setiap semester. Ia menilai, salah satu penyebab keterlambatan tersebut adalah perbedaan waktu penerbitan Surat Keputusan (SK) antara fakultas satu dan yang lain. Mahasiswa tersebut berharap penerbitan SK dilakukan secara serentak agar ada kesetaraan dengan fakultas lain.
“Gap antara fakultas satu dengan yang lain agak panjang, jadi kasihan yang SK-nya akhir-akhir. Mungkin harapannya gap itu bisa diperkecil atau bahkan dihilangkan karena bulan-bulan awal semester itu pengeluaran akademiknya lumayan besar. Jadi kami berharap sekali dengan dana KIP-K,” tuturnya.
Apa dampak keterlambatan pencairan dana KIP-K bagi mahasiswa?
Keterlambatan pencairan dana KIP-K (Kartu Indonesia Pintar Kuliah) masih menjadi keluhan utama para penerimanya, meskipun nominalnya dinilai sudah sesuai. Keterlambatan ini sangat berdampak ketika awal perkuliahan dimana mahasiswa mempunyai banyak kebutuhan, terutama bagi mereka yang masih harus menanggung biaya kos. Tahap-tahap pengajuan sebelum pencairan dinilai tidak serentak dan kerap membuat mahasiswa merasa tertinggal dibanding kampus lain yang tepat waktu dalam melakukan pencairan.
Seorang mahasiswa Fakultas Teknik (FT) yang enggan disebutkan namanya mengaku hampir mengundurkan diri karena tidak mampu membiayai kebutuhan hidup sehari-hari akibat lambatnya pencairan.
“Sebenarnya keterlambatan KIP itu bukan cuma sekarang, setiap semester selalu terlambat. Saya benar-benar bergantung pada KIP ini, terutama untuk bayar kos. Awal semester pengeluarannya banyak, tapi KIP baru cair mendekati UTS,” ungkapnya ketika ditanyai melalui melalui pesan singkat.
Ani, mahasiswa Teknik Elektro semester 5 sekaligus penerima KIP-K sejak semester pertama, mengaku keberatan dengan lamanya proses pencairan yang bahkan bisa berlangsung berbulan-bulan.
Ani menegaskan, keterlambatan pencairan sangat berdampak pada kebutuhan hidup sehari-hari. Dana KIP-K yang ia terima umumnya digunakan untuk membayar kos, kebutuhan makan, hingga biaya praktikum.
“Kalau telat satu bulan mungkin masih bisa ditutupi, tapi kalau sampai berbulan-bulan seperti sebelumnya jelas berat. Kita kan nggak selalu bisa nyiapin uang cadangan,” jelasnya.
Salah satu mahasiswa menyampaikan bahwa keterlambatan pencairan dana KIP-K sangat membebani mahasiswa penerima, apalagi yang tinggal di kos dengan sistem pembayaran bulanan.
“Orang tua saya sampai bingung mau pinjam ke siapa karena kos harus dibayar setiap bulan, sementara KIP baru cair enam bulan sekali, bahkan kadang tujuh bulan,” tuturnya.
Menelisik tanggapan kampus
Ani melanjutkan, “Kadang merasa kok lama banget ya? Apalagi ini bukan sekadar sebulan, bisa sampai beberapa bulan. Kita juga bingung harus protes ke siapa, akhirnya hanya bisa menunggu. Tapi yang pasti dana itu akan cair, cuma waktunya tidak jelas,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon.
Di tingkat fakultas, menurut Ani memang ada bagian khusus yang mengurusi beasiswa KIP-K. Namun, jawaban yang diterima mahasiswa ketika menanyakan perkembangan pencairan dana selalu normatif.
“Biasanya hanya disuruh sabar atau menunggu update. Sosialisasi juga jarang dilakukan, jadi mahasiswa sering tidak tahu perkembangan terbaru,” tambahnya.
Ani berharap ke depan pencairan dana KIP-K bisa lebih tepat waktu. Ia juga meminta agar pihak kampus maupun pengelola KIP-K memberikan informasi yang jelas ketika ada keterlambatan.
“Kalau memang ada kendala, sebaiknya dijelaskan. Jadi mahasiswa tidak bingung dan bisa memahami situasinya,” pungkas Ani.
Ia juga menilai keterlambatan pencairan dana, datang dari lambannya birokrasi di tingkat universitas. Menurutnya dibandingkan dengan perguruan tinggi lain, proses pengajuan KIP-K di Unnes lebih lama.
“Yang bikin menghambat sebenarnya dari pihak universitas yang lambat melakukan pengajuan, padahal mahasiswa banyak yang benar-benar butuh. Kampus lain baru masuk kuliah saja sudah langsung pengajuan, sementara di Unnes bisa sampai berminggu-minggu masih belum,” protesnya.
Tersisanya harapan
Kepedulian birokrasi kampus dalam menangani masalah ini sangat diharapkan oleh mahasiswa. Ibnu Ali, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis penerima KIP Kuliah menyampaikan harapannya agar birokrasi dapat lebih tepat waktu dalam setiap langkahnya dan mengutamakan transparansi serta responsif menanggapi penerima KIP-K. .
“Semoga birokrasi kampus lebih aware terkait ketepatan waktu tiap tahapannya karena banyak mahasiswa yang bergantung pada living cost dari dana KIP-Kuliah,” pesannya.
Kebutuhan biaya untuk akademik mahasiswa yang diperlukan tidak sedikit. Biaya kos, makan, kuota internet, dan tugas hanya bisa ditopang oleh dana KIP-K penerimanya. Sehingga, kami yang telah mendengar kisah keterlambatan pencairan dana KIP-K, diharapkan dapat menjadi pengingat bagi seluruh instansi untuk berempati bagi para penerima KIP-K yang benar-benar membutuhkan.
Salam,
Redaksi