Foto Esai Jepret

Mahasiswa Seni Rupa Unnes Ciptakan Ruang Kembali ke Kehidupan Sesungguhnya melalui Pameran WARA 

Seorang pengunjung tengah mengamati lukisan “Liminal” oleh Puii yang mengisahkan penyesalan seseorang di masa lalu, Minggu (30/12/2025) [Hanna/BP2M]
Seorang pengunjung tengah mengamati lukisan “Liminal” oleh Puii yang mengisahkan penyesalan seseorang di masa lalu, Minggu (30/12/2025) [Hanna/BP2M]

Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa angkatan 2023 Universitas Negeri Semarang (Unnes) menggelar pameran bertajuk “WARA” sebagai bentuk realisasi mata kuliah pameran di Gedung Oudetrap, Kota Lama Semarang. Kegiatan yang berlangsung pada 28–30 November 2025 tersebut menampilkan 55 karya berupa lukisan dan instalasi dari mahasiswa maupun seniman lokal. Sepanjang penyelenggaraan, pameran ini mencatat rata-rata 500 pengunjung setiap harinya. 

“Untuk rata rata per hari itu sekitar 500 an kak,” tutur Novellia, salah satu panitia pameran.

“WARA” yang menjadi tema pada pameran ini merupakan gabungan dari dua kata yaitu Warsa dan Radas. Novellia menjelaskan, “Warsa berarti waktu yang menggema, sedangkan Radas berarti kesadaran. Entah itu kesadaran akan lingkungan atau diri sendiri,” ujarnya. 

Melalui pemaparan dari Novellia, “WARA” mengajak kita menggugah ingatan untuk kembali memaknai waktu dan kesadaran yang terus tergerus akibat dari otomatisasi kehidupan. 

              Tampak dua orang sedang berpelukan di depan gedung Oudetrap, Minggu (30/11/2025) [Husain Akmal F/BP2M]

Sebelum memasuki ruang pameran para pengunjung bergantian melakukan presensi di atas kertas putih, Minggu (30/11/2025) [Tia/BP2M]

Seorang panitia tengah menjaga pintu masuk pameran WARA, Minggu (30/11/2025) [Tia/BP2M]

Terpajang lukisan berjudul “Merangkai Asa dalam Semesta Fana” oleh Arif Fiyanto yang menggambarkan harapan manusia di tengah kerapuhan, Minggu (30/11/2025) [Nadya/BP2M]

Di sudut ruang pameran, sebuah instalasi berjudul “Cakra” oleh Lutfiah dan Salma mengisahkan perjalanan hidup manusia dari lahir hingga meninggal, Minggu (30/11/2025) [Merisa/BP2M]

Dua pengunjung terlihat sedang menikmati lukisan berjudul “Meruwat jalan pulang” karya Arif Fiyanto, Minggu (30/11/2025) [Hanna/BP2M]

Perasaan kagum dan takjub dirasakan oleh Irfan ketika menikmati karya-karya yang disajikan. Ia adalah mahasiswa Kelautan Universitas Diponegoro (Undip). Irfan mengaku ia mendapatkan informasi pameran ini lewat instagram Wara Exhibition. “Dari postingan Instagram sih, Instagram Wara Exhibition.”

Senada dengan Irfan, Lia, mahasiswi Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) merupakan seorang penikmat seni. Ia datang ke Wara Exhibition karena memang mengikuti akun instagram yang biasa menginformasikan terkait kegiatan pameran. 

“Sebelumnya kan memang aku kebetulan suka sama karya seni, juga pameran-pameran seperti itu. Jadi aku juga mengikuti berbagai akun media sosial di instagram yang biasanya membagikan informasi tentang pameran,” ungkapnya.

Tampak banyak pengunjung sedang menikmati pameran WARA, Minggu (30/11/2025) [Tia/BP2M]

Akumulasi lukisan yang terpajang di dinding pameran didasari oleh beberapa aliran seni lukis, seperti realisme, surealisme, dan abstrak. Selain itu juga ada seni lukis doodle, dan instalasi seni atau biasa disebut karya tiga dimensi. 

“Ada macam-macam, ada yang realisme, ada yang surealisme, ada abstrak, dan ada doodle juga, bahkan ada yang instalasi atau karya tiga dimensi,” terangnya.

Pada dinding hitam terpajang lukisan berjudul “The Erosion of Time” milik Dzaky Naufal Alkarim yang menggambarkan perjalanan waktu, Minggu (30/11/2025) [Tia/BP2M]

Pengunjung terlihat sedang menikmati lukisan di salah satu sudut ruangan pameran, Minggu (30/11/2025) [Tia/BP2M]

Sebuah instalasi tiga dimensi bertajuk “Flowing Awareness” karya kolaborasi Kalingga, Karim, Nilam, dan Zelvin mengeksplorasi hubungan antara kesadaran dan aliran waktu, Minggu (30/11/2025) [Basith/BP2M]

Lukisan Karya Musik Mustiko dengan judul “Nge’ker” yang menggambarkan kebiasaan pecinta burung mengamati burung dari jauh untuk melihat gerak-gerik, suara, dan mental pada burung saat didekati orang, Minggu (30/11/2025) [Nadya/BP2M]

     Tempat pameran dipadati oleh kumpulan pengunjung yang menikmati setiap karya yang dipamerkan, Minggu (30/11/2025) [Nadya/BP2M]

Di jalur keluar pameran, beberapa pengunjung tampak sedang menulis kesan dan perasaan setelah menikmati pameran di kertas-kertas yang telah disediakan, Minggu (30/11/2025) [Husain Akmal F/BP2M]

Lia berharap di tahun-tahun selanjutnya pameran akan diselenggarakan dengan lebih baik, khususnya dari segi keragaman karyanya.

“Untuk harapan mungkin di tahun depan, atau tahun depannya lagi (tahun-tahun selanjutnya) mungkin lebih bagus lagi, karya yang ditampilkan lebih banyak instalasinya seperti itu, bukan hanya lukisan,” tiup harapnya. 

                       Suasana  di luar Gedung Oudetrap, Minggu (30/11/2025) [Merisa/BP2M]

Reporter : Nadya Amelia Zulfi [Magang BP2M], Nur Gimas Tiaroh [Magang BP2M], Merisa Rahayuningtyas [Magang BP2M], Nilam Aliya, Hanna Fadhail, Husain Akmal, dan Basith Adam

Penulis : Nadya Amelia Zulfi [Magang BP2M], Nur Gimas Tiaroh [Magang BP2M], dan Merisa Rahayuningtyas [Magang BP2M]

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *