![(Foto Ma’zumi Dosen dan Ketua Masjid Kampus, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) [sumber: penulis]](https://linikampus.com/wp-content/uploads/2025/12/image-3.png)
Revolusi digital yang dipicu oleh kecerdasan buatan (AI) telah menciptakan transformasi fundamental dalam kehidupan Generasi Z. Studi terbaru mengungkapkan bahwa Generasi Z sebagai digital native menunjukkan ketergantungan tinggi dan interaksi intens dengan perangkat digital dalam kehidupan sehari-hari (Daffa & Arthuro, 2024). Fenomena viral seperti deepfake, chatbot canggih, dan algoritma rekomendasi yang mempengaruhi preferensi pribadi menjadi bukti nyata penetrasi AI dalam kehidupan sehari-hari, menciptakan lanskap budaya baru yang kompleks bagi generasi ini (Fauzi & Pribadi, 2024).
Namun, di balik percepatan teknologi ini, muncul kekhawatiran mendalam mengenai krisis identitas digital dan erosi nilai-nilai spiritual. Kecerdasan intelektual di era digital tidak lagi cukup hanya dengan kemampuan berpikir kritis, tetapi harus diperkaya dengan dimensi moral dan spiritual yang dapat menjadi kompas dalam menghadapi dampak negatif teknologi. Spiritualitas berperan krusial dalam memberikan arah dan makna hidup yang lebih dalam di tengah dunia digital yang semakin terfragmentasi.
Terdapat gap teori yang signifikan dalam literatur mengenai integrasi kecerdasan intelektual dan spiritualitas dalam perkembangan Gen Z yang semakin didominasi oleh AI. Pendekatan existing cenderung memisahkan aspek teknis dengan nilai-nilai etika dan moral dalam pendidikan digital, sehingga diperlukan framework baru yang holistik.
Dampak Ganda AI bagi Generasi Z
Studi komprehensif terhadap karakteristik Generasi Z mengungkapkan ketergantungan yang signifikan terhadap perangkat digital, dimana sebagian besar responden menunjukkan gejala kecemasan ketika terputus dari akses internet (Daffa & Arthuro, 2024). Lebih memprihatinkan lagi, berbagai penelitian menunjukkan peningkatan kasus masalah kesehatan mental yang terkait dengan penggunaan media sosial di kalangan Generasi Z, dimana algoritma rekomendasi konten seringkali mempromosikan konten yang tidak sesuai dengan perkembangan psikologis sehat (Fauzi & Pribadi, 2024).
Fenomena filter bubble dan echo chamber semakin mengisolasi Generasi Z dalam ruang informasi yang terbatas, mengurangi keterbukaan mereka terhadap pandangan yang berbeda (Muthohirin, 2025). Algorithmic bias yang tidak terkontrol dapat menciptakan ruang gema dimana individu hanya terpapar informasi yang sesuai dengan preferensi existing mereka. Kondisi ini tidak hanya mempersempit wawasan tetapi juga mengurangi kemampuan berpikir kritis dan meningkatkan potensi polarisasi sosial.
Transformasi Spiritualitas di Era Digital
Landskap spiritualitas Generasi Z di era digital menunjukkan transformasi yang signifikan dan kompleks. Aplikasi keagamaan digital telah menjadi medium baru dalam mengekspresikan spiritualitas, dengan adopsi yang masif dari kalangan muda (Rustandi et al., 2025). Temuan penelitian mengonfirmasi bahwa konten spiritual di platform digital berkontribusi dalam membentuk pemahaman keagamaan Generasi Z, mengindikasikan pergeseran dari praktik spiritual konvensional menuju bentuk yang lebih personal dan terdigitalisasi (Iman & Muhid, 2025).
Namun, digitalisasi spiritualitas membawa risiko serius terhadap kedalaman makna spiritual. Komersialisasi spiritualitas melalui platform digital berpotensi menyebabkan shallow spirituality, dimana kedalaman makna spiritual tergantikan oleh kepuasan instan melalui notifikasi dan achievement digital. Media sosial, dengan citra kehidupan ideal yang tidak realistis, dapat menumbuhkan kecemasan dan ketidakpuasan yang bertentangan dengan nilai-nilai kedamaian dan penerimaan diri dalam praktik spiritual autentik.
Integrasi Kearifan Digital dalam Pendidikan
Pengembangan kecerdasan intelektual di era AI membutuhkan pendekatan holistik yang mengintegrasikan kemampuan kognitif dengan kecerdasan emosional spiritual melalui model pendidikan terpadu. Sistem pendidikan perlu mengadopsi blended learning transformative yang tidak hanya menggabungkan technological literacy dengan ethical reasoning, tetapi juga membangun critical digital consciousness (Rustandi et al., 2025). Sayangnya, implementasi pendidikan etika teknologi masih terbatas pada level teoritis tanpa praktik aplikatif yang memadai, sehingga menghasilkan lulusan yang technologically literate namun ethically naive (Iman & Muhid, 2025).
Lebih memprihatinkan, kesenjangan etika dalam ekosistem teknologi Indonesia tampak dari minimnya integrasi nilai-nilai kearifan lokal dalam pengembangan AI. Studi terhadap praktisi teknologi di Indonesia mengungkapkan bahwa pemahaman tentang ethical AI development masih bersifat instrumental dan belum menjadi bagian dari paradigma pengembangan teknologi (Muthohirin, 2025). Fenomena ini mengkhawatirkan mengingat dampak AI yang semakin pervasive, sebagaimana tercermin dalam kasus kebocoran data pribadi dan penggunaan algoritma bias oleh platform digital yang justru mengikis nilai-nilai sosial budaya local (Fauzi & Pribadi, 2024).
Kearifan digital (digital wisdom), dalam konteks ini, muncul sebagai solusi holistik yang mempertimbangkan dampak sosial, spiritual, dan lingkungan secara integratif. Penelitian empiris membuktikan bahwa individu dengan spiritual intelligence yang kuat mengembangkan digital resilience yang lebih baik dalam menghadapi disrupti teknologi (Listiani et al., 2024). Mekanisme protektif ini bekerja melalui kemampuan value based filtering dan ethical discernment yang memungkinkan Gen Z memanfaatkan AI sebagai alat bantu tanpa kehilangan identitas kemanusiaan dan nilai-nilai esensial (Daffa & Arthuro, 2024). Pendidikan kearifan digital therefore harus dibangun melalui experiential learning yang menginternalisasi nilai-nilai etika dalam praktik teknologi sehari-hari.
Pembentukan Karakter sebagai Fondasi Kearifan Digital
Pembentukan karakter menjadi fondasi essential dalam membangun kearifan digital melalui pendekatan pendidikan yang transformatif. Model pendidikan perlu bergeser dari sekadar knowledge transmission menuju wisdom cultivation dengan mengintegrasikan critical thinking, empathy, dan spiritual awareness secara sinergis dengan technological skills (Maliki et al., 2024). Implementasi beberapa sekolah pilot project yang menerapkan pendekatan holistic education dalam kurikulum teknologi menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam membentuk karakter siswa, dimana terjadi peningkatan signifikan dalam kemampuan ethical decision making dan digital citizenship (Azka et al., 2024).
Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Ekosistem Digital
Peran orang tua dan masyarakat menjadi determinan krusial dalam membentuk kearifan digital Generasi Z. Parental digital literacy terbukti sebagai faktor kunci dalam membimbing anak menggunakan teknologi secara sehat dan bertanggung jawab (Listiani et al., 2024). Program keluarga yang mengedepankan digital wellbeing secara empiris menunjukkan efektivitas dalam menciptakan keseimbangan antara kehidupan digital dan realitas, sekaligus memperkuat ikatan emosional dalam keluarga. Lebih dari itu, kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam membangun digital wellness ecosystem menjadi strategi ampuh untuk mengatasi dampak negatif teknologi sekaligus memaksimalkan manfaatnya bagi perkembangan generasi muda (Azka et al., 2024).
Simpulan
Integrasi kecerdasan intelektual, etika, dan spiritualitas menjadi imperatif dalam membentuk Generasi Z yang bijaksana di era digital. Transformasi pendidikan yang mengedepankan pendekatan holistik diperlukan untuk menciptakan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan. Rekomendasi strategis meliputi: penguatan kurikulum pendidikan yang mengintegrasikan literasi teknologi dengan nilai-nilai karakter, pengembangan ethical framework yang komprehensif dalam pengembangan AI, serta peningkatan kolaborasi multisektoral untuk menciptakan ekosistem digital yang sehat dan berkelanjutan.
Generasi Z sebagai digital native memiliki potensi besar untuk memimpin transformasi ini, asalkan dibekali dengan fondasi spiritual dan etika yang kuat. Pendidikan yang integratif yang menggabungkan kecerdasan intelektual, etika, dan spiritualitas akan menjadi kunci dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga bijaksana dan bertanggung jawab dalam menggunakan kemajuan digital untuk kemaslahatan umat manusia.
Penulis: Ma’zumi (Dosen dan Ketua Masjid Kampus, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)
Daftar Pustaka
Azka, I., Ramadhani, N., & Haramain, F. B. (2024). Family Harmony and Da ’ wah : Preventing Juvenile Delinquency Through Da ’ wah Program by the Paccinongan Youth Harmony Association. Fenomena: Journal of Social Sciences, 23(1), 69–84.
Daffa, D. R., & Arthuro, D. (2024). Gen-Z : Eksplorasi Identitas Budaya dan Tantangan Sosial Dalam Era Digital. Jurnal Insan Pendidikan Dan Sosial Humaniora, 2(2).
Fauzi, M. L., & Pribadi, Y. (2024). Muslim Youth Between Pragmatism, Islamic Concern, And Social Piety: The Case of the Da’wah Movement in Solo, Indonesia. Ulumuna, 28(2), 798–824.
Iman, A. K., & Muhid, A. (2025). Dakwah Berbasis Komunitas : Mengoptimalkan Fungsi Masjid Sebagai Pusat Pembinaan Gen-Z. Qulubuna: Jurnal Manajemen Dakwah, 6(1), 235–252. https://doi.org/10.54396/qlb.v6i1.1999
Listiani, A., Fitri, A. A., Sobirin, & Astuti4, E. Z. L. (2024). ADDRESSING INTERGENERATIONAL COLLABORATION CHALLENGES: CREATIVE SOLUTIONS IN COMMUNITY-BASED MOSQUE MANAGEMENT. 5(2), 63–74.
Maliki, U., Solimin, & Qomarullah, M. (2024). CITY, EMPOWERMENT OF THE MOSQUE YOUTH ASSOCIATIONAS A DAKWAH CADRE STUDY ON THE BABUSSALAM MOSQUE YOUTH ASSOCIATIONLUBUK LINGGAU. Jurnal Khabar: Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 6(2), 237–258.
Muthohirin, N. (2025). Faith in the Digital Age: The Rise of Islamic Fundamentalism and the Plurality of Young Muslims’ Piety on Social Media. Islamica: Jurnal Studi Keislaman, 19(2), 199–233. https://doi.org/10.15642/islamica.2025
Rustandi, Ridwan, Aliyudin, & Mukhlis. (2025). Cyber Culture in the Transformation of Urban Da’wah: A Case Study of Pemuda Hijrah Community Bandung, Indonesia. Komunika: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi,. https://api.semanticscholar.org/CorpusID:276862983
