Aksi pertama Jumat, 7 April 2017, mahasiswa PGSD Tegal masih belum puas atas hasil audiensi tersebut. Pagi tadi (10/4) mereka datang kembali ke rektorat untuk tetap menuntut dibukanya kuota PGSD Tegal melalui jalur SBMPTN.
Lini Kampus – Senin pagi (10/4) mahasiswa PGSD Tegal kembali berkunjung ke Universitas Negeri Semarang (Unnes) kampus pusat Sekaran, Gunungpati, Semarang. Belum puas terhadap audiensi kemarin (7/4) menjadi alasannya. “Karena kurang puas dengan hasil audiensi kemarin yang hanya membuka jalur mandiri dan jalur mandiri kerjasama,” tegas Arif Nur Muhamad sebagai koordinator lapangan.
Aksi dimulai pukul 08.00 WIB. Aliansi mahasiswa Unnes menjemput para mahasiswa, dari rektorat hingga Fakultas Teknik, lalu kembali lagi ke rektorat. Jumlah masa pada aksi hari ini kurang lebih 400 orang yang diikuti oleh mahasiswa Tegal dan mahasiswa fakultas lainnya.
Aksi ini menuntut tiga hal. Pertama, pembukaan kuota mahasiswa baru PGSD Tegal sebanyak 160 mahasiswa, dengan rincian 112 mahasiswa jalur SBMPTN dan sisanya 48 mahasiswa dengan jalur mandiri. Kedua, perbaikan fasilitas meliputi; pengadaan peralatan laboratorium dan praktikum, pengadaan LCD proyektor, revitalisasi asrama agar layak pakai khususnya air bersih, penerangan dan tempat tidur, perbaikan dan penambahan wifi, perbaikan toilet di PKM, perbaikan sistem pembuangan air dan pengadaan pompa air untuk mengatasi banjir. Ketiga, terkait dengan audiensi kemarin (7/4), atas pernyataan rektor Unnes, Fathur Rokhman dalam audiensi tersebut mengatakan kata-kata ancaman dan intimidasi terhadap mahasiswa yang melakukan audiensi.
Aksi ini sempat terjadi aksi saling dorong antara aliansi mahasiswa dengan petugas keamanan karena mereka memaksa masuk ke dalam Gedung Rektorat.
Dalam aksinya, Aliansi Mahasiswa Unnes menuntut untuk diputuskan hari ini, Senin (10/4), karena Selasa (11/4) telah dibuka jalur SBMPTN. “Kalian harus mengerti jika dalam negara hukum, maka saya tidak mungkin memberikan keputusan sekarang,” tegas Rustono sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik.
Jika tuntutan mereka tidak dipenuhi mareka akan tetap melanjutkan aksi. “Kita melanjutkan perjuangan kita sampai diterima, ini sudah mulai ada pintu terbuka WR satu, dua, dan tiga sudah menyepakati untuk membuka, tetapi untuk kebijakan kan masih ada di tangan pak rektor, cuma keputusan masih kita olah di atas dengan pihak birokrasi,” ujar Arif .
[Lala, Laeli, Khansa]