Kedungkelor, Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) melakukan pengabdian kepada masyarakat di Desa Kedungkelor, Kabupaten Tegal. Pengabdian tersebut salah satunya proses pembangunan Desa Layak Anak. Proses pembangunan Desa Layak Anak ini dilandasi dan didukung dengan adanya Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang mengimplementasikan salah satu amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat.
Pada tanggal 25 Juli 2019 rangkaian kegiatan yang dijalankan diantaranya pada bidang kesehatan Sosialisasi “Hand Hygiene dan Jajanan Sehat” di Paud dan Sekolah yang ada di Desa Kedungkelor. Tujuan giat ini adalah untuk mampu mencuci tangan dengan bersih dan menjaga kesehatan tangan dan tubuh sewaktu anak-anak beraktivitas didalam maupun diluar ruangan dan dapat memilah sendiri makanan yang akan dikonsumsi setidaknya dengan mencuci tangan sehingga kesehatan tubuh dapat terjaga.
Desa Layak Anak sendiri merupajan proses pembangunan desa yang menyatukan komitmen dan sumberdaya pemerintahan desa, masyarakat dan dunia usaha dalam rangka memenuhi hak anak, melindungi anak dari tindak kekerasan, eksploitasi dan pelecehan, mendengar pendapat anak, yang direncanakan secara sadar, menyeluruh dan berkelanjutan. Desa Layak Anak identik dengan pemberian dalam pembangunan desa. Orangtua dan Guru sangat berperan dalam menyalurkan pengetahuan ini dalam rangka pembiasaan kegiatan mencuci tangan bersih dan memilih jajanan sehat untuk dikonsumsi.
Pada bidang pendidikan diadakan Sosialisasi “Pendidikan Anti Perundungan (Bullying)” yang bertujuan agar para siswa mengetahui gambaran secara umum mengenai apa itu aktivitas perundungan atau bullying serta apa saja macam-macamnya. Serta dapat mengetahui dampak secara fisik maupun mental dari aktivitas perundungan atau bullying, baik untuk pelaku perundungan atau korban perundungan. Selain itu, peserta diajak untuk menjadi bijak dalam melakukan hubungan sosial khususnya kepada teman atau sebaya.
Selain itu, ada juga sosiliasi Kepemimpinan di SMP Warureja yang bertujuan agar para siswa dapat mengerti arti dari kepemimpinan atau leadership. Para siswa dilatih agar dapat memahami konsep dirinya sehingga mampu menentukan kepemimpinan seperti apakah yang akan digunakan. Serta para siswa dapat mengerti bagaimana cara membentuk diri menjadi seorang pemimpin. Manfaat dari pelatihan ini agar siswa lebih mengenal karakter dirinya sendiri dan mampu menggiring dirinya sendiri menjadi seorang pemimpin yang baik berdasarkan ilmu yang telah didapatkan.
Dengan adanya program ini, diharapkan antusias masyarakat terhadap Desa layak Anak dari Pemerintah semakin bertambah dan dapat menjadi jembatan bagi anak-anak dalam pendewasaan diri. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi Desa Layak Anak diantaranya komunikasi (vertikal-horizontal), sumber-sumber (staf informasi, wewenang, dan fasilitas), disposisi serta struktur birokrasi.