Survei Sikap Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Terhadap Aksi Demonstrasi
Opini Uncategorized

Lawan Radikalisme dengan Dzikir dan Pikir


Oleh:
M. Sutomo

Pada hari Sabtu (12/03) lalu, saya menghadiri acara Seminar Kebangsaan yang
diselenggarakan oleh organisasi Al-Khikmah Komisariat Unnes bekerja sama dengan
UKM REMO Unnes. Acara yang diikuti mahasiswa dari berbagai universitas itu
merupakan serangkaian dari Jambore Nasional 2016 bertempat di Auditorium Unnes.
Banyaknya peserta yang bertanya menandakan bahwa peserta berantuasias menyimak
materi yang disampaikan oleh pembicara seminar.
     
      Seminar kebangsaan merupakan kegiatan yang bertujuan
membentuk kepribadian pemuda khususnya mahasiswa agar lebih mencintai tanah air
dari gejolak era globalisasi saat ini. Konflik berkepanjangan di Timur Tengah,
misalnya, perebutan wilayah atau gerakan separatisme yang dilakukan oleh
sekelompok radikal yang mengatasnamakan Islam State of Irak-Syuriah (ISIS).
Tidak menutup kemungkinan gerakan Islam radikal lainnya akan mengincar Negara
Indonesia untuk dikuasi. Hal tersebut perlu diwaspadai dan diantisipasi sejak
dini dengan mengikuti kegiatan yang berwawasan Nusantara.
     
      Salah satu pembicara seminar, Mujib Qulyubi, Wakil Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, menjelaskan peran pemuda dalam melawan gerakan radikalisme.
Mujib mengatakan, penyebab radikalisme adalah dangkalnya pemahaman terhadap agama
Islam. Dengan kata lain, mereka adalah sekolompok orang mempelajari ilmu tanpa
bimbingan guru. Dalam hal ini adalah guru ngaji, baik Al-Qur’an maupun
Al-Hadits.
     
      Selain menjelaskan tentang gerakan radikalisme, Mujib
mengajak pemuda untuk selalu dzikir dan pikir. Melalui dzikir, pemuda sadar
akan rasa tanggungjawab melawan radikalisme. Sedangkan dengan berpikir, pemuda
menggunakan pengetahuannya untuk menganalisis dan memahami cara mencari solusi
yang tepat agar permasalahan yang terjadi di masa kini dapat diatasi.
     
      Sebagai mahasiswa yang merupakan bagian dari barisan kaum
pemuda, sudah seharusnya kita menyadari untuk turut andil berperan dalam
mempertahankan Pancasila sebagai ideologi Negara, Undang Undang Dasar dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bagian dari Bhineka Tunggal Ika
serta Demokrasi sebagai sistem pemerintahan Negara Indonesia.
Mahasiswa Jurusan
Sejarah 2012

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *