Kabar Kilas

Buntut Unggahan #IndonesianPoliticalTroll, BEM KM Unnes Mendapat Kecaman Kampus Hingga Akun Diretas

Tangkapan layar laman akun instagram BEM KM Unnes yang diretas
Tangkapan layar laman akun instagram BEM KM Unnes yang diretas, Rabu (7/7). [Dok. BP2M/Naufal].

Rabu (7/7), akun Instagram resmi Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (BEM KM Unnes) dikabarkan dinonaktifkan atau hilang dan terhapus semua postingannya pasca melayangkan kritik terhadap Presiden RI Joko Widodo, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, dan Ketua DPR RI Puan Maharani pada Selasa (6/7).

“Sekitar pukul 16.00 WIB, akun instagram official BEM KM UNNES dinonaktifkan dan seluruh unggahan di akun instagram tersebut menghilang,” seperti yang dikutip dari siaran pers BEM KM Unnes, telah terjadi peretasan oleh pihak tidak bertanggungjawab terhadap akun Instagram resmi milik mereka.

Sementara itu, hingga pukul 20.00 WIB, banyak akun instagram baru BEM KM Unnes palsu bermunculan. Wahyu Suryono, Presiden Mahasiswa Unnes mengungkapkan bahwa peretasan yang terjadi sangat terstruktur dan pembungkaman yang dilakukan begitu masif, setelah banyaknya akun yang dibuat untuk membiaskan kawan-kawan yang bersolidaritas.

“Kami BEM KM Unnes sedang berusaha untuk memulihkan akun IG (instagram) yang diretas. Banyaknya akun fake yang lahir di luar kendali kami dan hal ini membuktikan bahwa rezim kali ini anti kritik dan pimpinan birokrasi telah menunjukkan tangan besinya,” kata Wahyu (7/7).

Sebelum akun instagram dinonaktifkan, BEM KM Unnes juga mendapat kecaman dari pihak Pimpinan Unnes melalui pesan Whatsapp yang diterima oleh Wahyu. Beberapa pesan itu diterima dari Rektor Unnes, Fathur Rokhman, kemudian Wirawan Sumbodo selaku WD III FT sekaligus Koordinator Kemahasiswaan Unnes, dan Rusyanto selaku Pembina BEM KM Unnes.

Rektor Unnes meminta BEM KM untuk menghapus postingan tersebut dan menganggap bahwa postingan itu bernuansa penghinaan terhadap suatu agama tertentu.

Mas mohon dipertimbangkan matang-matang dg nuranimu. Unggahan ini bermuansa penghinaan dan pelecehan agama. Sebagai Rektor saya minta Ketua BEM UNNES untuk menurunkannya. Mohon unggahan yang edukatif,” kutipan pesan Whatsapp dari Fathur Rokhman kepada Wahyu, Rabu (7/7), pukul 10.29 WIB.

Pesan lain juga diterima Wahyu dari Wirawan. Dalam pesan itu, Wirawan menyebut BEM KM Unnes seharusnya tidak ditunggangi kepentingan politik oposisi dan mengancam jangan sampai berhadapan dengan massa salah satu partai politik.

“Kalau bisa BEM KM tidak dijadikan kendaraan Parpol atau oposisi….pikirkan masa depan mhs Unnes utk hidup di.Masyarakat,” tambah lagi, “Mohon siang ini ketemu saya….jangan sampai berhadapan masa PDI….mohon ditarik dulu,” begitu ujar Wirawan kepada Wahyu.

Terakhir, pesan Whatsapp yang didapat Wahyu berasal dari Pembina BEM KM Unnes sendiri, Rusyanto. “Mas Wahyu, sebaiknya dalam berekspresi tidak usah ikut2 kampus lain njih, hati2 mas Wahyu, jejak digital tidak akan hilang, mohon dipikirkan njih dgn tim, tks🙏”.

Sebelumnya, BEM KM Unnes melakukan aksi digital melalui unggahan sosial media Instagram dengan melayangkan kritik terhadap Rezim Pemerintahan Jokowi dan DPR RI dengan tajuk #IndonesiaPoliticalTroll (6/7). Dalam unggahan tersebut, BEM Unnes memberikan julukan kepada Ma’ruf Amin sebagai “The King of Silent” dan Puan Maharani sebagai “The Queen of Ghosting” serta menyertakan julukan “The King of Lip Service” kepada Joko Widodo yang sebelumnya juga telah disematkan oleh BEM Universitas Indonesia.

BEM KM Unnes menilai kinerja pemerintah eksekutif dan legislatif tidak cakap dalam pemenuhan kesejahteraan, menciderai hak dan kebebasan sipil, serta terperangkap dalam sistem politik yang oligarkis.

Sementara itu, dalam pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh Kepala UPT Humas Unnes, Muhammad Burhanudin (6/7), Unnes menyebutkan bahwa kritik yang disampaikan tersebut merupakan pernyataan internal BEM KM Unnes dan tidak mewakili pernyataan resmi Unnes.

“Unnes menghargai kebebasan berpendapat mahasiswa dengan tetap memerhatikan etika dan nurani. Namun Unnes menyayangkan unggahan-unggahan di media yang bernuansa penghinaan dan ujaran kebencian yang bukan bernuansa akademik perguruan tinggi,” tulis pernyataan resmi Unnes.

Selain itu, Unnes melalui Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan melakukan pembinaan pada BEM Unnes untuk melakukan unggahan edukatif dan menghindari unggahan yang bernuansa penghinaan dan ujaran kebencian.

 

Reporter: Naufal

Editor: Alya

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *