Survei Sikap Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Terhadap Aksi Demonstrasi
Uncategorized

Apakah Masih (Merasa) Salah Jurusan?

image : http://dinaralwaysdinar.blogspot.com/
Oleh Khusnul Khotimah
Do what you love. Love what you do.
Suatu ketika, seorang kawan merasa dirinya salah kamar, eh, maksudku salah jurusan. Ternyata tak hanya dia, beberapa kawan lainnya merasakan hal serupa. Tampaknya dari beberapa ribu mahasiswa (baru) yang masuk ke Perguruan Tinggi (PT) ada saja yang merasa salah jurusan. Barangkali hal ini disebabkan belum dimilikinya visi dan orientasi jelas dalam diri (calon) mahasiswa.
Sebagian mahasiswa yang (merasa) salah jurusan melampiaskan penyesalannya dengan bolos kuliah atau pergi ke suatu tempat untuk menenangkan diri. Namun, ada juga mahasiswa yang bertahan menghadapinya dengan terus belajar meskipun mengalami tekanan batin. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Weiten (1995 : 215) bahwa terdapat dua kemungkinan tingkat penyelesaian masalah diri terhadap keputusan salah jurusan setiap mahasiswa.
Respon perilaku yang muncul dalam penyelesaian masalah tersebut merupakan sebuah proses adaptasi. Pertama, menghadapi secara langsung (fight), kedua adalah menghindar (flight). Ada yang merasa salah jurusan tapi mampu belajar dengan baik karena dasar atau kemampuannya memang cukup membuatnya lulus dengan baik. Ada juga yang bertahan, namun kemampuan tidak mendukung, sehingga membuat kuliah terbengkalai. Atau justru meminta pindah jurusan dan atau mengikuti tes seleksi masuk Perguruan Tinggi (PT) di tahun berikutnya.  
Dalam jurnal INSAN media Psikologi, Fara Sofah Intani dan Endang R.Surjaningrum dari Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya menuliskan, mahasiswa yang (merasa) salah jurusan biasanya menghadapi masalah-masalah seperti problem akademis, problem psikologis dan problem relasional. Saat mahasiswa (merasa) salah masuk jurusan, maka akan terjadi konflik dalam dirinya. Konflik tersebut bisa berupa konflik akademis -yang membuat sulit belajar, bolos kuliah, IPK jelek- maupun konflik psikologis yang mengakibatkan depresi, stres, atau bahkan mengisolasi diri.
Ketika seorang mahasiswa (merasa) salah masuk jurusan, ada beberapa hal yang bisa ditempuh untuk menghadapi atau memperbaikinya. Segera identifikasi hambatan yang bisa dianggap dapat mengganggu jalannya perkuliahan, seperti: saya belum nyaman dengan jurusan ini karena saya merasa belum banyak memiliki teman, jadi solusinya minimal saya harus berani berkenalan dengan satu orang pada setiap harinya.
Selanjutnya, bukalah pikiran dengan orang lain tentang masalahmu. Mencari tahu kelebihan jurusan yang kita pilih juga dapat memperkuat alasan kita, bahwa kita tidak salah memilih jurusan, sekadar berbagi dengan kakak tingkat yang berprestasi, juga menjadi salah satu penguat alasan bahwa kita tidak salah jurusan. Asal tahu caranya maka semuanya akan mudah dilakukan dan bermanfaat. Terpenting, perbaiki niat. Do what you love. Love what you do.

    1 Comment

    • Aris Munandar November 6, 2015

      Maaf, kalo pindah jurusan apa bisa? bagaimana dengan penerima beasiswa?

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *