Puisi Sastra

Cahaya Bintang

*Oleh: Leni Septiani   Air Kata Orang Satu, air ini asin Lebih asin dari garam Lebih asin dari air laut   Kata Orang Dua, air ini pedas Lebih pedas dari rawit Lebih pedas dari gunjingan sebelah   Kata Orang Tiga, air ini manis Lebih manis dari gula Lebih manis dari madu   Kata Orang Empat,

Read More
Cerpen Sastra Sastra

Beda Kepala

⁶Oleh Leni Septiani* Seorang perempuan berambut sebahu turun dari motor. Riasan di wajahnya tampak kian memudar. Paras ayunya menampakkan guratan-guratan keletihan. Seberkas senyum tipis terpancar dari bibir merah mudanya. “Terima kasih,” ucapnya singkat kepada laki-laki yang telah mengantarnya hingga rumah. *** Ah, dasar. Perempuan kok pulangnya malam-malam. Apa dia tidak tahu waktu? Ya Tuhan, tolonglah.

Read More
Puisi Sastra Sastra Seni

Epigram Pelajar

Oleh : Abizar Dhiaz Ulhaq EPIGRAM PELAJAR Pelajar mulai tumbuh dewasa Apakah hanya fisik yang bertambah usia ? Melihat cermin dan menyisir rambutnya Tapi lupa menata bukunya Pelajar mengingat semua rutinitasnya Tapi sepertinya mereka lupa Berkata jujur pada orang tuanya Mamah datang dan bertanya “Sekolahnya bagaimana nak ?” Bagai raja mereka berkata “Biasa aja mah!”

Read More
Cerpen Sastra

Persembunyian di Balik Perjalanan

Oleh Ade Novianto* Sepatu heels digesek-gesek ke aspal di pelataran rumah. Ukuran betis yang kecil serasi dengan panjang kakinya yang lentik, lantas jari-jari gemulainya mulai masuk ke lubang ukuran 40 itu dengan licin. Senja yang merayap turun di timur ditandai guratan langit-langit kesumba bersahut-sahutan dengan suara perkutut yang sedang birahi di bawah kanopi ukuran 8×4

Read More
Cerpen Sastra Seni

Negara Komplotan

Oleh Ade Novianto yang tidak ada menjadi ada karena ulah mereka-mereka sebab itulah Mang Otot gagal paham Setelah selesai meladeni orang-orang kantor yang makan siang di warungnya, Mang Otot terasa lelah sembari melihat-lihat persediaan apa saja yang harus dibeli untuk persiapan besok dagang, untuk itu ia harus mencatat segala kebutuhan warung mungilnya. Cabe, kol, tepung,

Read More
Beranda Puisi Sastra Seni

Hikayat Seonggok Mawar

Oleh : Leni Septiani   HIKAYAT SEONGGOK MAWAR Seonggok mawar hanya kau pandang durinya Duri yang mencucuk dan dapat melukai kulitmu yang cokelat itu Duri yang katamu bahaya dan mesti dimusnahkan Duri yang kau uring-uringi setiap fajar dan kau telanjangi setiap senja   “Duri mawar harus dicincang,” dalihmu dengan bangga sembari menggesek pisau karatan kepunyaanmu Kau

Read More