Kokoro
Oleh: Rona Ayu Meivia 心 Atap putih. Pemandangan yang sama. Aroma yang sama. Secercah cahaya memaksaku membuka mata. Ah… rupanya aku kesiangan. Tak lama kemudian, jantungku bergemuruh. Sebuah tangan menggenggam tangan kiriku. Aku menoleh. Ayah! Syukurlah, pagi ini aku senang sekali dapat melihat Ayah. Tapi seketika aku sedih melihat guratan-guratan di dahinya yang semakin banyak.