Cerpen

Kokoro

Oleh: Rona Ayu Meivia 心 Atap putih. Pemandangan yang sama. Aroma yang sama. Secercah cahaya memaksaku membuka mata. Ah… rupanya aku kesiangan. Tak lama kemudian, jantungku bergemuruh. Sebuah tangan menggenggam tangan kiriku. Aku menoleh. Ayah! Syukurlah, pagi ini aku senang sekali dapat melihat Ayah. Tapi seketika aku sedih melihat guratan-guratan di dahinya yang semakin banyak.

Read More
Cerpen

Bakti untuk Bapak

Oleh Annisa Febiyani Seorang gadis dengan kerudung berwarna serupa arang sedang duduk di lantai depan kelas. Mahasiswa lainnya berlalu-lalang tanpa memerdulikan gadis yang terlihat kacau itu. Sebagian mahasiswa lainnya ikut duduk di samping gadis itu, namun tetap saja gadis itu diam seribu bahasa. Tidak biasanya Siti—nama gadis itu—yang dikenal sebagai tukang lawak terlihat kacau dan

Read More
Cerpen Sastra

Nak, Kita adalah Rumah

Oleh Ahmad Abu Rifa’i KETIKA orang-orang berseragam dengan pentung dan pistol sudah berjaga, hanya butuh beberapa jam untuk merubuhkan suatu kampung yang dibangun bertahun-tahun lamanya. Inilah yang terjadi salah satunya pada kampung kami, di sisi barat kota yang sedang giat membangun ini. Bahkan ketika seisi kampung melawan, entah dengan teriakan, tangis, atau batu sekalipun, benar-benar

Read More
Cerpen

Kimberly

Oleh: Eka Pranawaningsih* Pukul sebelas malam. Kulirik jam dinding di atas tv dan mengeluh karena badanku pegal. Aku sudah menidurkan diri di sofa lusuh ini sejak pukul empat sore, tapi tak kunjung beranjak walau perutku keroncongan. Namun, seketika aku bangkit dan meraih sweaterku teringat perkataan ibuku untuk tidak meninggalkan makan malam. Kubuka kulkas meski mata

Read More
Cerpen Sastra

Selendang Merah Itu Bercerita

Oleh: Syifa Amalia Cahaya lampu sorot yang berpendar itu seketika meredup tepat ketika alunan musik mulai dimainkan. Hanya menyisakan dua nyala lampu utama yang menghadap ke panggung. Semua berubah gelap, seluruh cahaya kini terpusat pada wanita-wanita yang telah berdandan ayu lengkap dengan selendang di sisi kanan-kirinya. Detik berikutnya, tabuhan gending mulai dimainkan dan wanita-wanita itu

Read More
Cerpen Sastra

Sepercik Darah Perjuangan

Oleh: Wiyar Ageng Mahanani Senja telah pergi dan malam semakin larut. Sayup-sayup terdengar suara denging binatang malam kecil yang menyertai kepergian Kus, temanku yang baru saja ditembak mati. Nyawanya melayang sia-sia di tangan Meneer yang haus darah, sudah bukan hal baru lagi jika salah satu dari kami harus mengorbankan nyawanya untuk dijadikan sasaran latihan menembak

Read More