Kau, Tidak Usah Khawatir
Oleh : M. Izet Bighoviq Jangan salahkan negriku Salahkan saja orang-orangnya Tetapi jangan kau salahkan yang benar Jangan caci maki negriku Caci maki saja orang-orangnya
Dalam menyikapi perubahan zaman tersebut, dan guna membangun wadah curahan gagasan, ide, opini, karya, dan tentunya berita untuk jadi konsumsi publik, situs Linikampus.com diluncurkan.
Oleh : M. Izet Bighoviq Jangan salahkan negriku Salahkan saja orang-orangnya Tetapi jangan kau salahkan yang benar Jangan caci maki negriku Caci maki saja orang-orangnya
Oleh : Lala Nilawanti Hidup memang sandiwara Bulan matahari saksikan skenario tuhan Topeng diciptakan sepasang dengan hidup Tapi topeng kini mengganda Ada dimana-dimana Ada pada siapa saja Ah sial, tidak hanya satu dari tuhan Topeng mana yang harus lebih dipercaya Topeng yang satu? dua? atau tiga? Topeng yang kanan? atau kiri? Topeng yang merah? hijau?
Oleh : Aji Budi Riyanto Kehidupanku kini hanya ada tentang membuang-buang waktu sampai batas waktuku habis Atau jika cakarmu cukup kuat tertancap pada pikiranku Jalan satu-satunya yang aku ambil adalah memenggal kepalaku *Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh: Himas Nur : lawangsewu senja wafat jendela meruwat kenangan jelma ruangan berpagut ngeri mengunduh bebiji kecemasan yang datang dari beranda rumahmu, tembok-temboknya mengukir anyir dan getir senja wafat dikubur pekat dan nyenyap satu-satu semesta pergi menziarahi selasar sejarah yang disodomi * Mahasiswi Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh: Dian Erviana Ku lihat manusia mentertawakan kawannya Para babi mengendus kegirangan Tikus-tikus selokan lari berhamburan Gang-gang sempit penuh sesak penggila dunia Di antara mereka menangis sedu sedan Sedang lainnya mesam-mesem bahagia Dunia indah kawan, mereka berteriak, menjerit dan terdiam Manusia itu bagaimana Kesana kemari yang dicari pengakuan Kembali ke desa yang digali eksistensi Berputar
[Doc. gambar ceritamu.com] Oleh: Abdul Hakim Masih ingatkah kau kawan Ketika kita melintasi riuh pohon yang sama Sembari melompat kecil dan bersenandung gumam tanpa judul Bergembira menuju sekolah kita bersama Masih ingatkah kau kawan Ketika kita begitu bahagia mengeja buih huruf satu persatu Dan kulihat kau hampir menangis Ketika kau lupa bagaimana cara menghitung Kawan