LINIKAMPUS

Tag: pemira km unnes

  • Kuat Nursiam – Indriani Meisyaroh Resmi Terpilih Menjadi Presma dan Wapresma BEM KM Unnes 2025

    Kuat Nursiam – Indriani Meisyaroh Resmi Terpilih Menjadi Presma dan Wapresma BEM KM Unnes 2025

    Komisi Pemilihan Umum Raya Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (KPUR KM Unnes) menetapkan pasangan nomor urut 01, Kuat Nursiam sebagai Presiden Mahasiswa (Presma) dan Indriani Meisyaroh sebagai Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Unnes tahun 2025 yang dilaksanakan di Ruang Vicon Gedung Rektorat Universitas Negeri Semarang pada Selasa (24/12). Dalam sidang yang berlangsung selama satu jam tersebut, diperoleh suara dari pasangan Kuat Nursiam – Indriani Meisyaroh sebanyak 8563 yang sukses mengungguli perolehan suara dari pasangan Muhammad Ainur Ridlo-Mohammad Maruf Alam sebanyak 1649 suara.

    Perolehan suara tersebut secara rinci disampaikan oleh Ketua KPUR KM Unnes yakni Syahid Zaky di tengah sesi pembacaan Surat Keputusan KPUR KM Unnes.

    “Pasangan Kuat Nursiam dan Indriani Meisyaroh mendapat perolehan suara sebanyak 8563. Pengurangan suara oleh Banwasra adalah nol suara, sehingga total suara yaitu 8563 suara. Lalu, Muhammad Ainur Ridlo dan Mohammad Maruf Alam dengan perolehan suara sebanyak 1649 dengan pengurangan suara berdasarkan Banwasra adalah 675 suara, sehingga total 973 suara ,” kata Syahid dalam berita acara.

    Selain penetapan Presma dan Wapresma, sidang yang bertempat di Ruang Vicon Gedung Rektorat Unnes turut mengeluarkan Surat Keputusan KPUR KM Unnes No. 09/KPUR KM UNNES/XII/2024 yang mengandung penetapan nama-nama anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (DPM KM) Unnes. Terdapat lima nama yang ditetapkan sebagai anggota DPM KM Unnes periode 2025 yakni Raihan Adib Ghifari, Jose Immanuel Tristan, Ahmadsyah Khaerul Siregar, Baginda N.H, Ariful Hikam, Fernando Adi, Cavan Nizar Chalandra, dan Yudi Afriyadi.

    Erisandi, selaku Pembina KPUR KM Unnes mengharapkan mahasiswa untuk mampu menjadikan momentum Pemira ini sebagai wahana untuk proses belajar bersama. 

    “Saya harap, dari demokrasi ini kita bisa belajar bahwa kebebasan harus dibatasi dengan moral-moral demokrasi itu sendiri. Semoga, dengan ini demokrasi kita makin berkualitas yang di mulai dari kampus,” pungkasnya.

    Reporter : Haidar Ali

    Penulis : Adiel Alfiarso

    Editor : Raihan Rahmat

  • Sempat Ditunda, Fajar-Didik Menang Pemira KM Unnes 2019

    Sempat Ditunda, Fajar-Didik Menang Pemira KM Unnes 2019

    Kamis (28/11), Penghitungan suara hasil pemira KM Unnes 2019 sempat diundur selama tiga jam. Penghitungan yang seharusnya dimulai pukul 21.00 WIB baru bisa dimulai Pukul 00:15 WIB usai Banwasra melakukan sidang sengketa. Hasilnya, paslon 01, Muhammad Fajar A. H. dan Didik Armansyah unggul dari paslon 02, AM Adzkiya’ Amiruddin dan Khoirul Mashudi.

    Dari hasil penghitungan suara,  pasangan calon (Paslon) 01 unggul dengan perolehan suara 7847. Sementara itu Paslon 02 memperoleh 6032 suara setelah mendapat sanksi berupa pengurangan poin sebesar lima belas dari tiap fakultas. “Sanksi tersebut diberikan atas pelanggaran kampanye, yakni masih adanya pamflet yang terlihat di hari pemilihan,” ungkap Catur Pamungkas, Ketua KPUR KM Unnes 2019  saat ditemui usai penghitungan suara.

    Lebih lanjut, Catur menjelaskan alasan pengunduran penghitungan suara terjadi karena Komisi Pemilihan Umum Raya (KPUR) masih menunggu sidang sengketa Badan Pengawas Pemira (Banwasra) sampai selesai. Sidang sengketa oleh Banwasra seharusnya dimulai pukul tujuh malamn, namun baru dimulai pukul sebelas malam karena peserta belum lengkap.

    Berbeda dari tahun sebelumnya, sidang sengketa tahun ini dilaksanakan sebelum penghitungan suara. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahpahaman setelah proses penghitungan suara selesai dilaksanakan.

    Penghitungan suara dilaksanakan di Aula PKMU Lantai 2 dan dihadiri puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas. Dalam melakukan penghitungan suara, Tim IT pemira KM (pemilihan raya Keluarga Mahasiswa) bekerja sama dengan Unit Pelaksana Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPT TIK) Unnes. Adapun sistem penghitungan suara yang digunakan tahun ini masih sama dengan pemira tahun sebelumnya.

    Proses penghitungan suara dilakukan dengan menunjukkan hasil suara dari masing-masing Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang berjumlah 40. Setidaknya terdapat sekitar empat belas ribu mahasiswa yang menggunakan hak pilihnya dalam pemira 2019.

    “Dari awal sebenarnya mau dibuka secara umum, namun dari tim sukses paslon meminta untuk dibuka per TPS. Setelah itu acara berjalan lancar hingga akhir,” ujar Catur.

    Baca juga: Debat Capresma-Cawapresma Unnes 2019, Mahasiswa Perlu Tahu Arah Kedua Paslon

    Atas kemenangannya, Fajar menuturkan, “Perasaan saya campur aduk, senang karena perjuangan teman-teman disambut dengan baik, namun berat juga karena tanggung jawab yang besar”.

    Fajar juga mengatakan bahwa bersama wakilnya, ia akan mempersiapkan realisasi program-program kerja secepatnya.

    “Saya tidak mau menunggu lagi, karena setahun itu tidak lama. Kami besok akan langsung bekerja untuk mempersiapkan open recruitment”.

    Setelah penghitungan suara, paslon 01 dan paslon 02 saling bersalaman. Paslon 01 kemudian memberikan orasi pertamanya sebagai pemimpin baru mahasiswa Unnes dan mengakhirinya dengan menyanyikan lagu Totalitas Perjuangan bersama mahasiswa yang hadir.

    Reporter: Fina dan Hani (Magang Linikampus 2019)

    Editor: Niamah

  • Debat Capresma-Cawapresma Unnes 2019, Mahasiswa Perlu Tahu Arah Kedua Paslon

    Debat Capresma-Cawapresma Unnes 2019, Mahasiswa Perlu Tahu Arah Kedua Paslon

    “Kita berharap pemilihan ini nanti bisa lancar, tidak ada hal-hal yang saling protes yang menjadi macet. Saya berharap partisipasi mahasiswa bisa banyak dari tiga puluh lima ribu mahasiswa namun lima puluh persen sudah bagus ya,” ujar Abdurrahman, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.

    Sambutan tersebut disampaikan Abdurrahman dalam debat calon presiden mahasiswa dan wakil presiden mahasiswa Unnes pada Senin malam (25/11). Debat yang diadakan di ruang aula C7 Fakultas Ilmu Sosial ini  menghadirkan Fajar-Didik sebagai paslon 01 dan Adzkiya-Khoirul sebagai paslon 02.

    Debat diawali dengan perkenalan paslon, penyampaian visi dan misi serta program kerja  dari kedua paslon capresma dan cawapresma.

    Paslon 01 menyampaikan visinya yakni mencapai sinergitas ‘Peran Kita’ untuk Unnes dan Indonesia yang berkemajuan.

    “Menurut riset kekinian pada abad 21 keterampilan yang paling penting salah satunya adalah critical thinking. Begitu pula bila kita kaitkan dengan kepemimpinan yaitu melihat peluang menyelesaikan masalah dengan berpikir kritis,” ujar Fajar. Didik juga menambahkan misi paslon 01 yakni dapat solid secara internal dan melakukan harmonisasi yang akan menguatkan muruah perguruan tinggi.

    Begitupun paslon 02 yang memiliki visi berkaitan dengan visi Unnes ke depan yakni sebuah karya bisa bermakna bagi mahasiswa dan Indonesia . Adzkiya mengatakan akan melakukan diskusi lintas agama dan advokasi Organisasi Daerah (Orda) sebagai langkah konkrit dalam misi makna persatuan. Sementara itu, untuk misi makna keadilan, Khoirul mengatakan bahwa BEM KM seharusnya dapat dirasakan oleh seluruh elemen mahasiswa Unnes.

    Debat malam tadi mengusung tema “Aktualisasi Makna dan Peran Mahasiswa Menuju Unnes Mendunia”. Ada beberapa isu yang dibahas dalam debat semalam dan dibagi ke dalam empat sesi. Sesi pertama penyampaian visi dan misi dari masing-masing pasangan calon.

    Sesi ke dua yaitu studi kasus dari panelis. Kemudian sesi ke tiga yaitu pertanyaan antarpaslon. Dan sesi terakhir yaitu pertanyaan dari penonton. Elvan Ardi, moderator debat mempersilakan dua panelis yaitu Hanafi Akmal dan Edi Faisol untuk memberikan pertanyaan dan tanggapan.

    Penonton debat yang bertanya kepada pasangan calon Presma dan Wapresma, 26/11. [Doc.BP2M Unnes]
    Harmonisasi Internal

    Di awal sesi ke dua, panelis mengajukan masing-masing isu yang harus dijawab oleh masing-masing paslon. Kedua isu tersebut meliputi isu keharmonisan internal kampus yang sulit direalisasikan dan analisis pemerintahan saat ini sebagai keseriusan wakil rakyat di lingkungan kampus.

    Ketika membahas isu mengenai keharmonisan yang sulit direalisasikan,  paslon 01 mengatakan mereka akan  menempuh langkah-langkah konkrit seperti  melalui pendekatan struktural atau kelembagaan  dengan melakukan kunjungan yang tidak hanya sebatas formalitas namun penuh rasa dan mengalir. Selain itu, juga melalui pendekatan intrapersonal atau emosional.

    “Karena dengan melalui hal-hal kecil, dapat meningkatkan ikatan personal,” ujar Didik.

    Sementara itu, paslon 02 menerangkan bahwa untuk meningkatkan keharmonisan internal kampus, BEM KM mempunyai treatment yang berbeda-beda. Langkah konkritnya yakni dengan membangun komunikasi, bukan hanya sebatas grup namun dapat dirasakan semua elemen mahasiswa.

    “Organisasi adalah paseduluran,” ujar Khoirul.

    Selanjutnya panelis mengajukan empat studi kasus kepada masing-masing paslon meliputi peran dan fungsi BEM, isu nasional, advokasi, dan sosial masyarakat. Calon presma dan wapresma pun menjawab isu secara bergantian berdasarkan undian studi yang dipilih.

    Cerdas Memilih

    “Debat capres dan cawapresma ini diadakan karena perlunya kedua paslon dalam memperkenalkan visi misinya, mahasiswa haruslah cerdas dalam memilih serta tahu apa yang mereka pilih. Mahasiswa juga perlu tahu arah paslon pilihannya sehingga mereka memilih bukan karena katanya,” tutur Catur Pamungkas, ketua KPUR KM Unnes.

    Catur menuturkan peserta yang hadir dari kalangan mahasiswa dengan target awal yaitu empat ratus orang. Tetapi antusiasme dari peserta cukup tinggi sehingga ruangan pun membeludak. Di tahun ini terlihat jelas antusiasme peserta pemira cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya.

    Hal itu ditunjukkan karena kedua paslon berasal dari fakultas yang beragam. Masing-masing pendukung mengeluarkan jargonnya sehingga membuat ruangan penuh sesak dengan suara-suara dukungan.

    Baca Juga : Empat Bakal Paslon Presma dan Wapresma Resmi Daftar di KPUR KM Unnes

    Ketika acara selesai, tim Linikampus menyambangi kedua paslon untuk memberikan tanggapan terkait debat malam ini. Dari paslon 02, Adzkiya berharap dari acara ini ia bisa mengetahui gagasan paslon sehingga mempunyai gambaran tahun 2020.

    Ia menilai bahawasanya dalam suatu dialog, kunci utama yaitu kesabaran dan apa yang sudah disampaiakan di aula bisa terealisasikan oleh masing-masing paslon ketika diamanati mahasiswa.

    Khoirul menambahkan segala ide dan gagasan aspirasi dari timnya ke depan akan lebih ke pembahasan yang substansial.

    Sementara itu dari paslon 01, Fajar menuturkan bahwa ia mengapresiasi KPU dan Banswara yang telah menyelenggarakan agenda penting ini untuk mencerdaskan mahasiswa terutama mahasiswa yang belum menentukan pilihan yang mana menjadi ajang edukatif untuk mereka.

    Ia berharap ruangan debat dapat diperluas serta bisa disiarkan langsung lewat Instagram, sehingga siapapun bisa melihat. Ia menyayangkan jika adu gagasan hanya dilihat oleh kelompok-kelompok yang menonton debat secara langsung.

    Penulis: Alya, Marselli, Novan, Riyo, Wiyar (Magang Linikampus)

    Editor  : Niamah