Beranda Puisi Sastra

Lembar Koda Sang Pecundang

Tercatat di bulan kesebelas pertama kalinya kita bersua Percikan tawa mengadu jiwa Lewat sebuah tatap kau mulai terpikat Membuncah keinginanmu untuk mendamba Lalu kau putuskan jatuh tanpa menimang Dengan giat kau tabur benih bernama perasaan Bodohnya ku siapkan ladang seluas lapang Sesuatu yang indah mulai mekar Seketika aku pun terjerat Celaka aku jatuh juga Kita

Read More
Puisi Sastra

Tertuju Wanita Trah Ngapak

Oleh: Revian Jedha Arhansyah* Tertuju Wanita Trah Ngapak Berperan jadi pria kikuk malam ini Alih-alih berani menatap parasmu Nyaman mengeja kalimat Dalam rentetan pesan singkat Walau tak hadir bersama buket Selamat, namamu jadi lebih panjang Melepas menua di ruang kursi kayu Bebas dari harga sarjana Hingga kesunyian Gang Margasatwa Wahai gadis pengantar kuliah Kawan menyusuri

Read More
Cerpen Sastra

Tak Sedarah

*Oleh: Novyana Aksara terpaksa mengambil cuti dari kantor untuk mengurus semua hal terkait kasus kematian sang ayah. Hari ini pihak kepolisian resmi menutup kasus kecelakaan yang dialami ayah Aksara. “Kalo bukan aku, siapa yang akan mengurus kasus ini?” Aksara hanya bisa membatin dalam hati sembari sesekali mengangguk mendengar penjelasan polisi. Dokumen itu selesai dengan pungkasan tanda

Read More
Puisi Sastra

Tanya Kehidupan

Oleh: Abizar Dhiaz Ulhaq*   Tanya kehidupan Dalam setiap untaian kata di sudut tembok kelam Dalam setiap bisik antar tembok rumah runyam  Mengikat banyak malaikat di sepanjang jalan raya malam  Bulan menjadi saksi kejamnya manusia yang beragam   Lantunan do’a di bawah atap rusak tanpa adikara  Tangis insan di pinggir danau kota, desa dan muara Jiwa

Read More
Cerpen Sastra Sastra

Beda Kepala

⁶Oleh Leni Septiani* Seorang perempuan berambut sebahu turun dari motor. Riasan di wajahnya tampak kian memudar. Paras ayunya menampakkan guratan-guratan keletihan. Seberkas senyum tipis terpancar dari bibir merah mudanya. “Terima kasih,” ucapnya singkat kepada laki-laki yang telah mengantarnya hingga rumah. *** Ah, dasar. Perempuan kok pulangnya malam-malam. Apa dia tidak tahu waktu? Ya Tuhan, tolonglah.

Read More
Puisi Sastra Sastra Seni

Epigram Pelajar

Oleh : Abizar Dhiaz Ulhaq EPIGRAM PELAJAR Pelajar mulai tumbuh dewasa Apakah hanya fisik yang bertambah usia ? Melihat cermin dan menyisir rambutnya Tapi lupa menata bukunya Pelajar mengingat semua rutinitasnya Tapi sepertinya mereka lupa Berkata jujur pada orang tuanya Mamah datang dan bertanya “Sekolahnya bagaimana nak ?” Bagai raja mereka berkata “Biasa aja mah!”

Read More