Belenggu Melankolis
Oleh Zahwal Wafdah* Judul : Atheis Penulis : Achdiat K. Mihardja Penerbit : Balai Pustaka Tahun Terbit : 1949 Cetakan
Dalam menyikapi perubahan zaman tersebut, dan guna membangun wadah curahan gagasan, ide, opini, karya, dan tentunya berita untuk jadi konsumsi publik, situs Linikampus.com diluncurkan.
Jalan Menuju Rumah. Perjalanan Pulang. [Ilustrator BP2M/ Lala Nilawanti] Oleh Desiya Jung Pada sebuah jalur kepulangan yang tak pernah mengantarmu pulang Akan kau temui ladang penuh harapan Dengan mata-mata nanar, biji-biji disemai di ladang Disiram dengan airmata yang menderas menghujan. Di ladang-ladang yang menghiasi jendela kereta Akan kau temui anak-anak berlarian mengejar layangan Berteriak
Sesuatu yang Dimimpikan Seekor Anjing [ilustrator BP2M/ Lala Nilawanti] Oleh Ahmad Abu Rifai “Teman-teman, apa yang kalian mimpikan selama ini?” tanya seekor anjing tipe Anatolian Sheperd bernama Santiago. Dia sedang menikmati pagi di halaman sebuah rumah putih besar bersama lima temannya; Franko si kelinci, Mark si tikus hitam, Bob si merpati putih, George si
Not atau Nada Pengabdian [Ilustrator BP2M Lala Nilawanti] Diam sesaat asah ingatan tuntunlah diri tunaikan not-not kewajiban Sembari hati mendenting sendu Abdi jemari mainkan tuts – tuts merdu berjuta tanya menyerang tanpa iba Haruskah lagu derita yang musti dinyanyikan mereka? Sampai kapan jeritnya menyerang ini telinga Demi sekolah seorang bocah bertaruh nyawa Sarana tak memungkinkan
Ilustrasi sandal jepit dalam cerpen berjudul Gosip untuk Sandal jepit. [Ilustrator BP2M Lala Nilawanti] Oleh Nila Lutfiatul Fadilah Sebuah sumur tua sebelah rumah Nadir tiba-tiba ramai diperbincangkan warga. Bahkan saking tiba-tiba nya Nadir hanya gelagapan ketika ditanya Mbah Siman, sang Tetua kampung mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada sumur tua
[Ilustrator.BP2M/ Lala Nilawanti] Oleh Siti Nur Hasisah Gegap gempita di tengah kota Mengusik malam yang hendak lelap Kerlip maya taklukkan angkasa Menepis bulan menelajang gelap Di atas panggung terbuka Perempuan melantunkan tembang asmara Dada dan paha setengah dibuka Getarkan hati semua pria Diiring suara kendang bertalu Pemudi-pemudi berjingkrak-jingkrak tanpa malu Tak perduli bisikan kalbu