Ruwatan Rambut Gimbal di Negeri Kahyangan
Uncategorized

Ruwatan Rambut Gimbal di Negeri Kahyangan


Foto
dan teks: Marfuah L Hikaru
Langit biru, matahari, dan candi menjadi latar
penyelenggaraan ritual pemotongan rambut gimbal dalam acara  Dieng
Culture Festival 2012 yang di laksanakan
pada Juni dua tahun lalu.
Upacara Pemotongan Rambut Gimbal
Asal kata Dieng berasal dari bahasa kawi yaitu “di” yang berarti gunung dan “Hyang” yang berarti dewa. Gunung para dewa. Dieng  terbagi menjadi dua wilayah Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah. Dieng Kulon masuk dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara, sementara Dieng Wetan masuk wilayah Kabupaten Wonosobo.   
Asyik Bermain
Selain kepercayaan warga setempat, dataran tinggi Dieng menyajikan pemandangan kompleks candi, hasil bumi yang tehampar dan indahnya lukisan alam Sang Maha Agung. Hal inilah yang menjadikan pesona Dieng nampak seperti Negeri
Kahyangan. 
Landscape of Dieng Plateu

Doa dirapal oleh pemangku adat. Satu persatu anak
berambut gimbal dipotong rambutnya di depan candi. Tidak seperti rambut anak
kebanyakan, sejumlah anak di Dieng, rambut mereka kusut dan menggimbal. 

Anak Rambut Gimbal
Ayam dan Sepedaku

Konon, anak berambut gimbal merupakan titipan ratu pantai selatan, titisan dari Eyang Agung Kala Dete dan Nini Ronce Kala Penye yang dipercaya sebagai leluhur Dataran Tinggi Dieng.

“Ayamnya mau aku rawat,” kata Nur Hikmat, salah satu anak berambut gimbal setelah rambutnya dipotong. Ada beberapa permintaan yang harus dipenuhi oleh orang tua si anak berambut gimbal. Tak hanya bakso dan ayam. Anak gimbal yang lain ada juga yang meminta satu cincin emas, domba, sepeda, susu, permen dan juga uang seribu rupiah. 

Warga Dieng percaya gimbal dianggap sebagai bala, sehingga perlu
dilakukan upacara ruwat setelah anak gimbal meminta permintaan langsung kepada
orang tuanya yang harus dikabulkan. Hal ini dilakukan agar rambut gimbal tidak
tumbuh kembali.

Lambaikan Tangan Setelah Dipotong
Acara Festival Budaya Dieng ini pada setiap tahun
penyelenggaraan, tak hanya warga sekitar yang berbondong
hadir menyaksikan namun, tampak
juga wisatawan dari luar Dieng, bahkan dari luar negeri. 

Kunjungan Wisatawan Domestik dan Asing

Alunan musik kesenian
setempat. Pementasan seni budaya warga sekitar kawasan candi. Seperti pencak silat tradisional, tarian, dan pementasan calung atau tektek, marcingband dengan alat tradisional seperti bambu dan drum juga
meramaikan acara ini. Semua nampak
berbahagia dengan anugerah keindahan yang diberikan Tuhan di Negeri
Kahyangan. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *