BP2M/Humam. Rosa menjelaskan pada peserta workshop untuk menggambar tentang pengenalan diri sendiri di kertas yang diberikan panitia (30/9). |
“Saya cantik tapi saya pelit. Dari situ, saya ingin mengajarkan bahwa kita satu orang saja sudah berbeda dan kita sebagai pribadi pun menerimanya, kan?” kata Rosa, saat pembukaan acara.
Semarang, Linikampus.com – The Habibie Centre mengadakan workshop Semarang Punya Cerita dengan tema “Unity in Diversity” pada Sabtu, (30/9).
Acara yang diadakan dalam progam Duta Cerita ini bertempat di ruang UKM Kesenian Jawa, Gedung UKM lantai 2 Universitas Negeri Semarang.
Workshop ini dihadiri oleh 20 peserta terpilih dari berbagai daerah di Jawa Tengah seperti Brebes, Tegal, Rembang, dan daerah lainnya.
The Habibie Center adalah sebuah yayasan yang berdasarkan pada moralitas, integritas budaya, dan nilai-nilai agama untuk memajukan modernisasi dan demokratisasi di Indonesia.
Duta Cerita merupakan salah satu programnya yang terdapat di lima kota yakni Jakarta, Bandung, Malang, Yogyakarta, dan Solo .
Semarang Punya Cerita merupakan sebuah program Duta Cerita dari Solo yang ingin mengenalkan dan menyebarkan pesan tentang keberagaman Indonesia.
“Banyaknya isu-isu terkait keberagaman yang sering terjadi saat ini menjadi alasan kami untuk mengenalkan pada peserta,” ujar Susi Lestari, salah satu pembicara.
Selain itu, peserta diajarkan menangani konflik keberagaman dengan bercerita. Diawali dengan pengenalan perbedaan dan persamaan diri sendiri, kemudian materi yang berisi tips dan trick cara bercerita secara lisan, dan diakhiri dengan masing-masing peserta yang bercerita terkait keberagaman di hadapan peserta lainnya.
Para peserta antusias mengikuti acara ini dengan aktif berpendapat dan bercerita.
Acara yang dipandu oleh Susi Lestari dan Claudia Rosari Dewi ini cukup memberi kesan pada peserta.
“Seneng banget bisa partisipasi di duta cerita, saling membagi cerita satu sama lain tentang pengalaman hidup dalam keberagaman. Membuat kita belajar perspektif orang yang beda ras, suku, bahasa, hingga berbagai profesi, sangat ispiratif bagi aku. Harapannya ada kegiatan semacam ini lagi, biar teman-teman yang belum ikut bisa belajar bareng tentang toleransi dalam keberagaman dan gak lagi terjebak dalam isu keberagaman yang cukup sensitif di Indonesia,” tutur Zur’atul Amalia Hidayah, peserta duta cerita dari Demak.
“Harapannya, teman-teman yang ada disini dapat menyampaikan materi ini ke orang lain,” harap Susi, saat penutupan acara. [Debrina, Sizum]