Unnes Fair 2021, Penugasan untuk Maba Menjadi Sorotan
Kabar Kilas

Unnes Fair 2021, Penugasan untuk Maba Menjadi Sorotan

Petisi "Hilangnya Hati Nurani dan Akal Sehat Panitia Unnes Fair 2021", Sabtu (11/9). [Dok BP2M]

Forum Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (FUKM Unnes) kembali menggelar agenda tahunan Unnes Fair. Unnes Fair merupakan suatu wadah yang digunakan untuk memperkenalkan seluruh UKM yang ada di Unnes kepada mahasiswa baru (maba).

Namun, penugasan dalam Unnes Fair kali ini menjadi sorotan. Dalam buku panduan Unnes Fair 2021, terdapat beberapa penugasan, yakni follow akun Instagram (Unnes Fair, FUKM, dan 5 UKM), membuat reels artstep, dan membuat video promosi wisata alam di daerah masing-masing. Hal itu dirasa memberatkan maba.

“Cukup memberatkan karena pembelajaran sudah dimulai sehingga mahasiswa baru juga pasti memiliki tugas kuliah yang harus dikerjakan,” kata Desi Dwi Liana, Maba Jurusan Ekonomi Pembangunan, Minggu (12/9).

Berbeda dengan Desi, Mukti Rahmawati Maba Jurusan Kimia menyampaikan bahwa baginya penugasan Unnes Fair ini tidaklah terlalu memberatkan. “Mungkin sebagian maba mengeluh karena terlalu lama durasi ospek yang menjadikan penugasan Unnes Fair ini terkesan berat,” katanya, Senin (13/9).

Ketua FUKM Nanda Pramudia Firdaus mengatakan bahwa konsep Unnes Fair tahun ini bukan hanya sekadar pengenalan UKM yang ada di Unnes, melainkan juga ingin mengajak mahasiswa baru agar memperkenalkan dan mempromosikan destinasi pariwisata atau potensi daerah yang ada di sekitar tempat tinggal masing-masing. Menurut Nanda, hal itu merupakan implementasi dari salah satu tridharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian.

“Ketika berbicara tentang UKM itu di dalamnya ada yang fokus pada bidang pengabdian. Dengan adanya penugasan ini, mahasiswa baru diharapkan dapat menaruh perhatian lebih terhadap lingkungan sekitar, dalam hal ini kaitannya dengan mempromosikan destinasi wisata atau yang berpotensi dijadikan destinasi wisata daerah di sekitar tempat tinggal masing-masing,” jelasnya, Selasa (14/9).

Di sisi lain, muncul petisi “Hilangnya Hati Nurani dan Akal Sehat Panitia UNNES Fair 2021” pada laman change.org (11/9). Petisi itu mengatasnamakan mahasiswa baru Unnes dan dilayangkan kepada Panitia Unnes Fair 2021.

Munculnya petisi tersebut juga turut meramaikan problematika penugasan Unnes Fair. Terkait siapa sebenarnya pihak yang membuat petisi tersebut, Mukti mengatakan bahwa ada pengakuan dari salah seorang mahasiswa baru PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar). Sementara itu, Desi mengatakan bahwa ada salah satu akun Instagram yang menjelaskan petisi itu bukan berasal dari mahasiswa baru Unnes.

Terkait persoalan penugasan dan adanya petisi, Ketua Panitia Unnes Fair 2021 Nur Aeni belum memberikan tanggapan sampai berita ini ditulis. Sementara itu, Nanda mengatakan bahwa setelah Technical Meeting selesai, ia dan panitia sudah mengetahui mengenai petisi tersebut. Menurutnya, itu adalah hal yang positif.

“Dengan adanya petisi tersebut, berarti banyak teman-teman yang memperhatikan kegiatan Unnes Fair ini. Karena tidak semua orang memiliki inisiatif untuk memberikan masukan terhadap suatu hal,” ujarnya.

Penugasan Video Promosi Wisata Disorot

Desi mengatakan bahwa tugas pengenalan pariwisata daerah dapat berdampak buruk bagi mahasiswa baru, meskipun tujuannya adalah untuk mengenalkan pariwisata di daerah masing-masing. Menurut Desi, masih diberlakukannya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dan penyebaran virus Covid-19 yang masih aktif seharusnya menjadi pertimbangan panitia.

“Menurut saya, lebih baik kegiatan Unnes Fair ini lebih difokuskan pada pengenalan mengenai UKM itu sendiri,” jelasnya.

Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Desi, Fayza Mariska Maba Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa menyampaikan keluh kesahnya terkait penugasan tersebut.

“Tempat wisata di dekat rumah saya sering dijaga Satpol PP agar tidak ada yang berkunjung selama PPKM,” kata Fayza (12/9).

Nanda mengatakan bahwa terkait tugas pembuatan video tersebut dapat berupa video lama dari mahasiswa baru ketika sedang berwisata atau mengambil dari internet dengan izin pemiliknya. “Jadi tidak harus pergi ke tempat wisata pada saat pandemi seperti sekarang ini,” katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa penugasan yang sudah ditetapkan bersifat imbauan saja bagi seluruh mahasiswa baru. Namun, penugasan wajib dikerjakan bagi mereka yang memang ingin berkontribusi lebih di Unnes Fair atau bagi mereka yang memang ingin mengenal lebih dalam UKM apa saja yang ada di Unnes.

“Karena kan tidak semua ingin ikut UKM, ada yang justru berminat masuk BEM Fakultas, Hima (himpunan mahasiswa), dan lainnya. Jadi bagi mereka yang tidak berminat silakan mau mengerjakan penugasan atau tidak, itu hak mereka,” ujarnya.

Nanda berpesan untuk mahasiswa baru yang berminat mendaftar di suatu UKM agar dapat berkontribusi secara maksimal di Unnes Fair ini. Ia berharap agar maba tidak hanya mengenal UKM yang ada di Unnes saja, melainkan juga dapat memiliki kesadaran untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang ada di kampus.

Adapun, rangkaian kegiatan Unnes Fair meliputi, Technical Meeting (11 September), Opening Ceremony (18 September) Competition & Podcast (11-24 September), Webinar & Talkshow (25 September), dan Closing Ceremony (26 September).

 

Reporter: Amanda & Iqda

Editor: Alya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *