Survei Sikap Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Terhadap Aksi Demonstrasi
Foto Esai Jepret

Setelah Banjir Rob Menerjang Semarang

Aktivitas masyarakat RW 1, Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara menjelang surutnya banjir pesisir yang menerjang kawasan tersebut pada Kamis (26/5) pagi. Ketersediaan air bersih menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat selama banjir pesisir berlangsung. [BP2M/Adam Khatamy]

Banjir pesisir kembali menerjang pesisir Kota Semarang sejak pekan pertama Bulan Mei hingga Kamis (26/5). Kejadian ini disusul dengan  jebolnya tanggul laut di Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang pada Senin (23/5) yang berdampak pada terputusnya akses dan aktivitas di dalamnya. Imbasnya, kegiatan kapal penyeberangan dan terminal peti kemas menjadi terhambat. Mengakali hal ini, calon penumpang moda transportasi laut terpaksa menantang tingginya ombak menggunakan kapal nelayan guna mencapai dermaga penumpang Pelabuhan Tanjung Emas. Sedangkan, beberapa pekerja memanfaatkan akses truk tronton yang akan melakukan bongkar muat serta angkutan yang difasilitasi oleh PT.Pelindo III untuk mengakses terminal peti kemas. 

Kondisi juga tak jauh berbeda di kawasan pemukiman seperti Tambaklorok, Kebonharjo di Kelurahan Tanjung Mas dan Kampung Ujung Laut di Kelurahan Bandarharjo. Meskipun beberapa titik di kawasan pemukiman sudah surut hingga Kamis (26/5) pagi, hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut kembali memicu genangan banjir dengan ketinggian 10-15 cm. Berdasarkan rilis Stasiun Meteorologi Maritim Semarang, prakiraan gelombang tinggi di Laut Jawa untuk bulan Mei akan berakhir pada hari ini (26/5).

Warga RW 01 Kelurahan Bandarharjo sedang menjemur karung yang sempat tergenang selama banjir beberapa hari terakhir. Hingga Kamis (26/5) siang, beberapa titik di RW 01 Kelurahan Bandarharjo masih tergenang banjir pesisir. [BP2M/Adam Khatamy]
Petugas Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang menyiagakan pompa air portabel berkapasistas 500liter/detik untuk menyedot air di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Bandarharjo. Terdapat 3 pompa air portabel dengan kapasitas serupa untuk mengurangi genangan di kawasan tersebut. [BP2M/Adam Khatamy]
Rumah makan masakan padang memilih tetap beroperasi di tengah genangan banjir pesisir di pintu masuk Pos 1 Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang pada Kamis (26/5). [BP2M/Adam Khatamy]
Calon penumpang tranportasi kapal rute Semarang – Ketapang, Kalimantan Barat sedang menunggu bersandarnya kapal Dharma Ferry 2 di Terminal Keberangkatan Penumpang Pelabuhan Tanjung Mas, Kamis (26/5). Terputusnya akses utama menuju terminal penumpang membuat calon penumpang kapal memilih rute melalui kapal nelayan untuk menuju dermaga keberangkatan. [BP2M/Adam Khatamy]
Memilih menantang arus laut. Terputusnya akses utama menuju terminal penumpang membuat beberapa penumpang kapal tak memiliki banyak pilihan, salah satunya menggunakan kapal nelayan untuk menuju Pos 1 Pelabuhan Tanjung Emas sebelum melanjutkan perjalanan menuju tujuan masing-masing. [BP2M/Adam Khatamy]
Terjebak banjir pesisir dan gelombang tinggi membuat puluhan penumpang tertahan di Terminal Kedatangan Penumpang Pelabuhan Tanjung Emas pada Kamis (26/5) sore. Hingga Kamis, akses utama menuju Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Emas mencapai 70 centimeter dan hanya dapat dilalui kendaraan bertonase besar. [BP2M/Adam Khatamy]
Kondisi terminal kedatangan penumpang di Pelabuhan Tanjung Emas pada Kamis (26/5) sore. [BP2M/Adam Khatamy]
Pelabuhan Tanjung Emas pada Kamis (26/5) sore. [BP2M/Adam Khatamy]
 

Reporter: Muhammad Adam Khatamy

Editor: Alisa Qottrun

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *