Respons Persoalan Integritas Akademik, KIKA Gelar Seri Diskusi
Kabar Kilas

Respons Persoalan Integritas Akademik, KIKA Gelar Seri Diskusi

Rabu (01/03), Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA) menggelar seri diskusi integritas akademik bertajuk “Integritas Akademik dan Persoalannya” yang disiarkan secara langsung melalui Zoom Meeting dan kanal YouTube KIKA. Diskusi ini membahas mengenai integritas akademik, keseriusan Indonesia dalam membangun integritas akademik, hingga berbagai persoalan integritas akademik yang muncul di Indonesia.

Mayling Oey, Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) sekaligus Dewan Pengarah KIKA, mengartikan integritas akademik merupakan suatu prinsip-prinsip moral yang diterapkan dalam lingkungan akademik, terutama yang terkait dengan kebenaran, keadilan, kejujuran.

Namun, Mayling berpendapat bahwa integritas akademik tidak hanya melulu mengenai kejujuran, keadilan, ataupun kebenaran saja. Menurutnya, integritas akademik juga tentang keberanian: keberanian untuk berbeda, keberanian mencoba, dan keberanian gagal. 

Kerapkali Mayling keheranan ketika menanyakan tujuan kepada mahasiswanya. Sebab, para mahasiswa tersebut tidak mengetahui tujuan mereka sendiri. “Keheranan saya, mengapa orang-orang di barat tahu tujuan mereka sedangkan orang asia tidak? Itulah makna sebenarnya dari keberanian dan kepercayaan diri akademis,” ungkapnya. 

Sejalan dengan pendapat Mayling, Herlambang P. Wiratraman, Sekertaris Jenderal Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) yang juga ketua Law and Social Justice (LSJ) Universitas Gajah Mada (UGM), juga memberikan pandangannya mengenai integritas akademik. Herlambang mengungkapkan bahwa integritas ini merupakan persoalan antara idealitas melawan mitos. “Integritas akademik ini soal idealisme versus mitos. Mengapa mitos? Karena kita bicara tapi besok masih saja terjadi. Tidak banyak yang berubah,” ungkapnya. 

Akademisi Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya yang juga merupakan Ketua KIKA, Satria Unggul Wicaksana P, memandang bahwa problematika integritas akademik layaknya fenomena gunung es. Beberapa kebijakan, seperti wajib publikasi dan pemeringkatan pada lembaga perguruan tinggi, menurut Satria, menjadi salah satu penyebab mencuatnya persoalan integritas akademik di samping adanya iklim riset yang tidak sehat.

“Ada lingkaran setan kebijakan akademik di Indonesia dan memberikan efek domino,” terang Satria.

Satria juga menyebutkan beberapa contoh persoalan integritas akademik yang kini marak terjadi, seperti perjokian karya ilmiah dosen, pengurusan jabatan fungsional, keberadaan karya ilmiah yang minim kredibilitas, hingga dosen yang mengejar publikasi melalui jalur fast track.

Fenomena tersebut menurut Satria tidak boleh didiamkan. Sebab, kemerosotan integritas akademik dapat mengakibatkan hilangnya kredibilitas perguruan tinggi serta menurunnya kualitas akademik dan kepakaran dosen. Untuk itu ia mengemukakan beberapa solusi untuk menyiasati kemerosotan integritas akademik, yaitu membangun manifesto integritas akademik dan  mengedepankan kualitas dibanding kuantitas. 

Reporter: Laili Maisaroh Tri Ladika Sari (Magang)

Editor: Adinan Rizfauzi

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *