LINIKAMPUS Blog Kabar Kilas Menolak Lupa, BEM FISIP Unnes Gelar Aksi Solidaritas September Hitam 
Kabar Kilas

Menolak Lupa, BEM FISIP Unnes Gelar Aksi Solidaritas September Hitam 

Massa aksi bersama-sama menyerukan untuk mengusut tuntas pelanggaran HAM di Simpang 7 Unnes, Kamis (19/09). [BP2M/Lidwina]

Massa aksi bersama-sama menyerukan untuk mengusut tuntas pelanggaran HAM di Simpang 7 Unnes, Kamis (19/09). [BP2M/Lidwina]

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (BEM FISIP) mengadakan aksi solidaritas September Hitam di Simpang 7 Universitas Negeri Semarang (Unnes), Kamis (19/09). Aksi ini bertujuan untuk merawat ingatan dan menolak lupa terhadap para korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM). 

Raka Nauval, Kepala Departemen Aksi dan Media Propaganda BEM FISIP, menjelaskan bahwa aksi peringatan September Hitam merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menghormati HAM, terutama bagi para korban pelanggaran HAM. 

Ia menekankan bahwa bulan September dikenal sebagai waktu penuh peristiwa kelam terkait pelanggaran HAM di Indonesia. Oleh karena itu, bulan September ini menjadi momentum untuk menuntut keadilan dan mengungkap kebenaran atas pelanggaran HAM yang belum diselesaikan.

Aksi ini terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya kampanye nilai HAM, membagikan bunga mawar merah kepada orang-orang yang melintas di jalan, dan membaca buku bersama-sama. Massa aksi berjejer mengangkat spanduk seruan tentang berbagai kasus September Hitam.

“Ada spanduk yang tertulis, ‘menyimpan duka, luka lama takkan sirna’, ‘merawat ingat, menolak lupa’  dan lain sebagainya,” Jelas Rakha.

Elsa Aulia, salah satu massa aksi, menekankan bahwa pelanggaran hak asasi manusia masih terjadi hingga sekarang. Melalui aksi ini, ia berharap agar tidak ada lagi orang yang mengalami ketidakadilan dan kehilangan hak-haknya karena negara Oleh sebab itu, penting merawat ingatan tentang kasus-kasus ini untuk mendorong perubahan dan keadilan di masyarakat.

“Harapannya semoga tidak ada lagi manusia-manusia yang mengalami ketidakadilan oleh negara,” ungkapnya.

Reporter: Anastasia Retno, Lidwina Nathania 

Penulis: Anastasia Retno 

Editor: Laily Mukaromah

Exit mobile version