editorial

Ironi Kampus Konservasi: Sudut Gedung UKM yang Terabaikan

Sudut gedung UKM dari lantai bawah. (Jumat, 16 Mei 2025) [Basith/ Magang BP2M]
Sudut gedung UKM dari lantai bawah. (Jumat, 16 Mei 2025) [Basith/ Magang BP2M]

Universitas Negeri Semarang (Unnes) mendeklarasikan dirinya sebagai “Universitas Konservasi” pada tahun 2010. Jika kita memasuki kampus sebelah barat, pohon-pohon berdiri tegak di samping jalan. Ternyata, di sisi lain gedung Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di area kampus barat itu berlawanan kondisinya dengan apa yang telah dipaparkan di atas. Lantas, apakah ide konservasi tersebut terimplementasikan dengan baik oleh kampus dan mahasiswanya?

Kampus sudah selayaknya menjadi tempat untuk mencari ilmu secara akademik. Tak hanya sampai di sana, kampus juga menjadi ruang bagi mahasiswa dalam mengembangkan kemampuannya di bidang non-akademik, baik dengan menyalurkan hobi dan mengasah kompetensinya. Unnes telah menyediakan fasilitas untuk para mahasiswa sebagai wadah  untuk kegiatan non-akademik, salah satunya yaitu Gedung Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang terletak di belakang Auditorium Unnes. 

Namun ironinya, meski gedung UKM disediakan untuk mahasiswa, perawatannya justru diabaikan oleh pengguna yang beraktivitas di dalamnya. Kondisi gedung UKM saat ini membuat mahasiswa tidak nyaman dalam beraktivitas. Sudut-sudut ruangan terlihat kotor, tempat sampah sering penuh, barang-barang lama menumpuk di depan ruangan, serta toilet yang kotor menjadi pemicu utama ketidaknyamanan bagi siapapun yang berada di sana. Kondisi memprihatinkan ini diperparah dengan kamar mandi yang berada di lantai 2 yang tidak dapat digunakan. Terdapat pula tumpukan barang terbengkalai seperti kardus-kardus dan barang lainnya. 

Kurangnya kesadaran mahasiswa dan ketegasan dari pihak kampus menjadi penyebab utama permasalahan ini. Pihak kampus dan mahasiswa perlu untuk menjalankan dan menguatkan kembali tiga prinsip pilar konservasi, yakni: nilai dan karakter; seni dan budaya; sumber daya alam dan lingkungan. Diperlukan implementasi serius dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab serta kesadaran akan pentingnya kebersihan dan perawatan area sudut gedung UKM.

Keluhan dari mahasiswa dan petugas kebersihan gedung juga selayaknya direspon oleh pihak Unnes dan Forum Unit Kegiatan Mahasiswa melalui serap aspirasi dan evaluasi. Pihak-pihak terkait perawatan gedung UKM, dapat bekerjasama guna mengatur kembali jadwal pengangkutan sampah dari sudut gedung dan merapikan barang. Hal ini merupakan langkah konkret yang diperlukan sebagai upaya penyelesaian masalah. 

Langkah perbaikan harus dimulai dari hal-hal mendasar seperti inventarisasi barang, pembersihan rutin, dan pengelolaan jam penggunaan gedung. Selain itu, aturan soal kebersihan bersama dan piket lintas organisasi harus ditegakkan. Forum UKM dapat mempertegas kembali gerakan ini. Utamanya, pihak kampus harus menyediakan dukungan teknis dan pengawasan berkala demi ketertiban dan kenyamanan pengguna gedung UKM.

Merawat gedung UKM bukan hanya soal menjaga kebersihan, tetapi menjaga identitas kolektif mahasiswa Unnes. Sudut ruangan yang tak nyaman dihuni dan dilihat akan meredupkan semangat. Tapi, ruang yang hidup akan menumbuhkan tanggung jawab dan rasa kepemilikan. Sudah saatnya konservasi tak hanya sebagai slogan semata tapi benar-benar hidup dalam ruang-ruang kampus.

Reporter dan penulis: Husain Akmal (Magang BP2M), Basith (Magang BP2M), Ansa Daniswara (Magang BP2M), Mutya (Magang BP2M), Fatya (Anggota BP2M)

Editor: Anastasia Retno (Anggota BP2M

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *